Palopo Rusuh, Akademisi Sebut Imbas Akumulasi Ketimpangan

Minggu, 31 Maret 2013 – 23:29 WIB
PALOPO --- Aksi brutal ribuan warga yang merusak puluhan gedung karena kecewa dengan hasil penghitungan suara Pilwalkot Palopo sangat disesalkan kalangan akademisi. Tindak kriminalisasi itu disebut sebagai imbas dari akumulasi seluruh bentuk ketimpangan selama proses pilwalkot berjalan.
 
Peristiwa yang menjadikan nama Kota Palopo tercoreng di tingkat nasional itu, seharusnya tidak sampai terjadi. Jajaran kepolisian dan stakeholder terkait jauh sebelumnya bisa mengantisipasi hal itu. Sebab, kerugian yang ditimbulkan sangat berdampak bagi masyarakat.
 
"Harusnya sudah diantisipasi. Ini sebagai bentuk akumulasi dari beberapa peristiwa sebelumnya," tutur Rektor Universitas Cokroaminoto Palopo, Suaedi seperti yang dilansir FAJAR (JPNN Group), Minggu (31/3).
 
Meski demikian, Suaedi menambahkan bahwa sudah terlambat kalau kejadian itu harus mengkiritik siapa saja yang terlibat. "Kita tidak perlu lagi menyalahkan siapa-siapa apalagi mencari-cari kesalahan. Sebab bisa memicu konflik yang lebih besar. Yang utama sekarang, kita harus berfikir ke depan agar peristiwa ini tidak terulang lagi," harapnya.
 
Untuk itu, Suaedi meminta seluruh stakholder terkait agar bersama-sama turun menenangkan masyarakat. "Intinya, saya prihatin karena sampai membakar kantor pemerintahan dan media cetak," tandas Suaedi. (hdy)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Pendukung Calon yang Kalah Diduga Bakar Kantor

Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler