Pameran Seni Antariksa Meriahkan Peringatan 50 Tahun Ikatan Diplomatik Indonesia-Korsel

Senin, 10 Juli 2023 – 19:53 WIB
Cosmos Chronology mengajak publik untuk melampaui batasan seni dan sains konvensional, dengan meleburkan keduanya ke dalam gerakan kebudayaan baru yang disebut sebagai budaya ketiga. Foto : KF Jakarta

jpnn.com, YOGYAKARTA - Delapan seniman media dari Indonesia dan Korea Selatan menggelar pameran seni antariksa bertajuk ‘Cosmos Chronology’ (Kronologi Kosmos) di Yogyakarta.

Pameran ini akan berlangsung pada 14 Juli hingga 23 Juli 2023 di Institut Français Indonesia (Lembaga Indonesia Prancis) Yogyakarta, sebagai bagian dari Indonesia UFO Festival 2023.

BACA JUGA: Berita Terkini dari BP2MI Tentang Jumlah Penempatan PMI Program G to G ke Korea dan Jepang

Para seniman itu di antaranya Benny Wicaksono (seniman yang berbasis di Surabaya), Heri Dono (seniman visual dari Yogyakarta), Kim Bosul (seniman media dari Korea Selatan), Lee Kangwook (seniman visual dari Korea Selatan), Garasi Performance Institute & Friends (kelompok seni performans yang berbasis di Yogyakarta), Unhappy Circuit (seniman media dari Korea Selatan), Venzha Christ (seniman antariksa dari Yogyakarta), dan XXLAB (kolektif seni media yang berbasis di Yogyakarta).

Para seniman itu mengundang publik untuk berinteraksi dengan Kosmos, jagat tak berbatas yang memikat imajinasi manusia, menjadi pusat orbit dari pameran seni antariksa yang menyuguhkan kesempatan unik bagi publik untuk menjelajahi misteri dan keajaiban semesta melalui beragam bentuk seni dan pengalaman interaktif.

BACA JUGA: Kedubes Korea di Indonesia Bawa Bantuan untuk Akademi Hangeul Baubau di Sultra

Terinspirasi sepatah ungkapan populer dari astronom Carl Sagan, "kita tercipta dari partikel bintang” pameran ‘Cosmos Chronology’ bertujuan untuk menegaskan kembali bahwa semesta ada dalam diri kita, dan merayakannya sebagai sumber inspirasi, penjelajahan keilmuan, dan kontemplasi filosofis.

Penyelenggaran pameran ini bertepatan dengan peringatan 50 tahun ikatan diplomatik antara Korea-Indonesia, sehingga ‘Cosmos Chronology’ juga menjadi wadah untuk membina kerja sama dan pertukaran budaya di antara dua negara melalui ranah seni antariksa.

BACA JUGA: Incar Investasi Besar-Besaran di IKN Nusantara, Kemenlu Korsel: We Love You

Choi Hyun Soo, Direktur Korea Foundation Jakarta, yang menjadi sponsor utama dari proyek ini menyatakan Pameran Seni Antariksa ‘Cosmos Chronology’ menggabungkan seni dan sains dengan memukau sehingga mencerahkan pemahaman akan semesta.

"Ini sejalan dengan perayaan 50 tahun ikatan diplomatik antara Korea-Indonesia, pameran ini menandakan momen istimewa bagi kedua negara untuk mempererat persahabatan dan menjelajahi peluang baru bersama," ujar Choi Hyun Soo.

Pameran ini meliputi tiga bagian pokok. Bagian Main Presentation (Presentasi Utama) menampilkan karya dari delapan seniman media Korea dan Indonesia.

Pada bagian utama ini menyuguhkan instalasi seni media yang mencakup seni neurosains (ilmu saraf), fotografi, video, animasi metaverse, serta performans yang menggugah nalar.

Mengeksplorasi tema-tema seputar koneksi, pencarian makna dalam semesta, misteri sekaligus pesona jagat semesta, masing-masing seniman mengekspresikan sudut pandang yang partikular tentang kosmos melalui praktik dan presentasi artistiknya.

Unhappy Circuit, seniman media dari Korea Selatan akan menampilkan pesan manusia yang melintasi galaksi untuk berkomunikasi dengan makhluk luar angkasa.

Pada bagian "Mars Mission" (Misi Mars) audiens bisa melihat hasil lokakarya daring “Are You Ready for the Mars Mission?” yang telah dilaksanakan pada Desember 2022.

Lokakarya ini melibatkan delapan kelompok inovator muda Indonesia yang melewati periode isolasi selama dua hari untuk membayangkan lingkungan layak huni di Mars, kemudian merancang konsep inovatif mengenai alat dan modul yang memungkinkan kehidupan berkelanjutan di planet merah tersebut.

Proyek tersebut menampilkan berbagai gagasan yang berkisar dari rancangan perumahan berkelanjutan dan sistem energi alternatif hingga moda transportasi serbaguna dan pendekatan baru untuk kesejahteraan mental dan fisik di luar angkasa.

Tampilan kreativitas yang memikat menanti audiens di bagian “Future Spaceman” (Antariksawan Masa Depan), di mana karya-karya dari delapan anak-anak Korea dan Indonesia turut dipamerkan.

Para seniman muda ini merupakan peserta dari Kontes Menggambar Ilmuwan Masa Depan tahun 2023 di Korea dan lokakarya anak di Indonesia UFO Festival.

Mereka telah membayangkan kemungkinan “membangun rumah di luar angkasa” dalam karya-karya mereka. Kreasi mereka yang beraneka ragam menyuguhkan secuil dari luasnya imajinasi penjelajah jagat semesta masa depan.

Seniman media Kim Bosul dari Korea Selatan akan menampilkan animasi NFT digital yang menggambarkan bentang alam virtual di metaverse.

Kolektif seni media XXLAB yang berbasis di Yogyakarta juga mengajak audiens untuk berpartisipasi pada kegiatan pemindaian gelombang otak secara real-time dan interaktif.

Menurut Jeong Ok Jeon, Direktur ARCOLABS Director dan kurator pameran ini, pameran ‘Cosmos Chronology’ menyajikan eksplorasi yang menyeluruh dari kosmos. 

“Melalui ‘Cosmos Chronology’, kami berusaha melampaui batasan tradisional dari seni dan sains, dan menciptakan gerakan budaya baru. Dengan melibatkan ekspresi artistik dan instalasi yang menggugah nalar, kami mengundang audiens untuk merenungkan misteri dan kemungkinan tak terbatas dari kosmos. Semoga hal ini dapat menginspirasi mereka untuk memperluas wawasan dan mensyukuri keajaiban alam semesta," ujar Jeong.

‘Cosmos Chronology’ mengajak publik untuk melampaui batasan seni dan sains konvensional, dengan meleburkan keduanya ke dalam gerakan kebudayaan baru yang disebut sebagai budaya ketiga.

Melalui interaksi dengan karya seni, performans eksperimental, and lokakarya interaktif, audiens didorong untuk merenungkan dampak dari penjelajahan luar angkasa pada kesadaran manusia dan membayangkan potensi tak terbatas yang ada di luar dunia kita.

Heri Dono, seniman visual dari Yogyakarta menghubungkan reformasi politik di Indonesia dengan pencarian tak berujung dari seorang astronot

Bagi para pencinta seni dan antariksa bisa berkunjung ke Institut Français Indonesia (Lembaga Indonesia Prancis) di Yogyakarta dari 14–23 Juli 2023, dan ikuti perjalanan mengarungi kosmos. (flo/jpnn)


Redaktur & Reporter : Natalia

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler