jpnn.com, SIDOARJO - Beragam inovasi yang dihasilkan masyarakat pedesaan dipamerkan dalam Bursa Inovasi Desa (BID) yang dihelat di lapangan tenis indoor GOR Delta. Sayangnya, dari 332 desa se-Kabupaten Sidoarjo, hanya ada 48 ide inovasi saja.
Kegiatan tersebut resmi dibuka Bupati Saiful Illah. Turut hadir jajaran forum komunikasi pimpinan daerah (forkompimda), Dinas Pemberdayaan Masyarakat Desa (PMD) Pemprov Jatim, konsultan pendamping Wilayah IV Jatim, dan seluruh Tim Pendamping Profesional Program Pemberdayaan dan Pembangunan Masyarakat.
Menurut Kepala Dinas PMD Pemkab Sidoarjo Ali Imron, tujuan BID, antara lain, mendorong desa-desa agar bisa saling sharing dan transfer ilmu. Dengan demikian, dana desa akan lebih optimal. BID 2018 merupakan penyelenggaraan kali kedua. Agenda itu diadakan lantaran banyak dana desa yang hanya terserap untuk infrastruktur.
Karena itu, lanjut dia, pada 2017 Kementerian Desa, PDT, dan Transmigrasi menginisiatori adanya pelaksana inovasi di setiap desa. Tugasnya, membuat inovasi di tiga bidang. Yakni, infrastruktur, SDM, dan ekonomi.
Dalam sambutannya, Bupati Saiful Ilah menyatakan, bursa inovasi tersebut bisa memeratakan penggunaan dana desa ke banyak bidang. Tidak berkutat pada infrastruktur. ''Inovasi yang terbaik harus didukung dan diberi penghargaan," ungkapnya.
Saiful berharap, ide inovasi desa dari Sidoarjo yang ditampilkan sebagai menu lokal bisa diakomodasi menjadi tampilan menu nasional pada tahun-tahun berikutnya.
Sementara itu, banyak ide inovasi yang berasal dari desa peserta program Desa Melangkah. Di antaranya, desa di Kecamatan Krian. Ketua Tim Pelaksana Inovasi Kecamatan Krian Wahyudi mengatakan, pihaknya membuat replika alat pemusnah masal (APS). Alat itu berasal dari Desa Ponokawan.
Dengan inovasi tersebut, lanjut Wahyudi, sampah bisa dimusnahkan hingga nol persen. ''Banyak desa lain yang melirik cara kerjanya. Pihak kecamatan juga akan menganggarkan pembuatan APS di tiga desa lainnya," jelasnya.
Selain itu, di Kecamatan Krian ada inovasi wisata kuliner. Tepatnya, di Desa Jerukgamping. Para pedagang yang biasanya berjualan di pinggir jalan ditata lebih rapi dalam satu tempat. Kuliner itu kemudian berkembang dan menjadi jujukan banyak warga.
Kecamatan Tulangan juga hadir dengan konsep wisata agrobisnis. Tanah kas Desa Kebaron dan Grinting diubah menjadi tempat wisata petik buah. Ada jambu dan pisang. Pengelolanya warga sekitar. ''Hasil pendapatan desa menjadi tinggi," ujar Munawir, koordinator inovasi PID Tulangan.
Lalu, ada inovasi dari Desa Banjarpanji, Tanggulangin. Desa tersebut memiliki ide inovasi jangka panjang berupa pembangunan wisata air. Desa Sukorejo, Buduran, menampilkan inovasi layanan kesehatan pencegahan stunting dan Desa Kedungturi, Taman, unjuk program pro-PAUD. (oby/c7/hud)
BACA JUGA: Forum BPD Menuntut Tunjangan Ditambah
BACA ARTIKEL LAINNYA... Jokowi Berikan Peringatan, Kepala Desa Bisa jadi Tersangka
Redaktur : Tim Redaksi