jpnn.com, JAKARTA - Partai Amanat Nasional (PAN) belum berkeinginan untuk membuka poros ketiga. Partai berlambang matahari terbit itu memilih realistis terkait jumlah kursi yang dimiliki.
”Nggak, karena kami juga belum membicarakan soal poros ketiga itu,” ujar Dradjad Wibowo, Wakil Ketua Dewan Kehormatan PAN saat dihubungi, Jumat (3/8).
BACA JUGA: PAN Masih Ngotot Usung Zulkifli Hasan
Selain itu juga, sambung Dradjad, dari sisi peluang kemenangan pun menjadi alasan untuk berpikir ulang jika ingin membuka poros baru. Kemudian alasan lainnya, tambah Dradjad, karena PAN tidak hanya ingin menjadi peramai dalam Pemilu.
”Tujuan besarnya bukan sekadar untuk rame-rame, tujuan besarnya untuk perbaikan yang lebih substantif. Jadi, sejauh ini poros ketiga belum ada dalam kartu (PAN, Red),” imbuhnya.
BACA JUGA: Jamu Sekjen Parpol Pendukung, Jokowi Soroti Posisi PAN
Kemudian selain beberapa alasan tersebut, menjelang Rakernas PAN, kata dia, belum ada pembicaraan di internal PAN yang mengarah membuka poros baru. Rakernas PAN sendiri akan dilakukan pada 5-6 Agustus 2018 mendatang.
Diamini Sekretaris Jenderal (Sekjen) PAN, Edy Soeparno. Dia menuturkan, saat ini tengah melakukan komunikasi intensif dengan kubu Prabowo Subianto dan juga masih membuka komunikasi dengan berbagai pihak.
BACA JUGA: PAN: Masih Ada Kemungkinan UAS Jadi Cawapres Prabowo
”Kami tengah melakukan komunikasi politik dengan segala aspek yang terkait pilpres, tidak terkecuali partai yang sudah menyatakan dan belum menyatakan dukungan. Dengan seluruh pihak yang berpeluang maju. Kami ajak mereka komunikasi,” ujarnya saat menghadiri acara diskusi di kawasan Jakarta Selatan, Jumat (3/8).
Menurut Eddy, partainya masih konsisten menjalankan hasil Rakernas PAN pada 2017 lalu. Antara lain mengusung Ketua Umum PAN Zulkifli Hasan sebagai capres ataupun cawapres di Pilpres 2019. ”Mandat itu sampai sekarang belum dicabut,” ungkapnya.
Meski demikian, lanjut Eddy, keputusan itu bisa saja dapat dievaluasi pada Rakernas yang akan digelar 6-7 Agustus mendatang. Sehingga, peluang untuk mengusung paslon lain masih terbuka. ”Apakah (cawapres, Red) harga mati? Tidak harga mati. Bisa saja Pak Zul misalkan bilang si A dan si B sebagai capres ataupun cawapres,” tegasnya. (aen)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Sah! PAN dan PKS Restui Demokrat Gabung Oposisi
Redaktur & Reporter : Adil