jpnn.com, JAKARTA - Tensi pemungutan suara Pilkada DKI putaran kedua hari ini yang diprediksi panas, membuat Bawaslu mengambil langkah yang tidak biasa.
Bawaslu memutuskan menambah personel pengawas pada pemungutan suara kali ini, dan didatangkan dari luar Jakarta.
BACA JUGA: Imam Besar Istiqlal: Biarkan Mereka Menikmati Pesta Demokrasi
Komisioner Bawaslu RI Rahmat Bagja mengatakan, tensi politik yang panas di Pilkada DKI Jakarta membutuhkan pengawasan yang ekstra.
Pasalnya, kerasnya persaingan antara dua paslon membuat potensi adanya tindakan yang menghalalkan segara cara sangat mungkin terjadi. Termasuk melakukan pelanggaran dan kecurangan.
BACA JUGA: Ini Tanda-Tanda Anies-Sandi Bakal Menang?
Untuk itu, lanjutnya, pengawas dalam pelaksanaan pilkada DKI Jakarta hari ini pun harus dilakukan secara ekstra. Sehingga butuh back up dari daerah.
“Temen-temen daerah (bawaslu provinsi) datang, dan membantu temen-temen DKI (Bawaslu DKI Jakarta),” ujarnya di kawasan Sarinah, Jakarta, kemarin (18/4).
BACA JUGA: TNI-Polri Berjaga di Sekitar Posko Relawan Anies-Sandi, Ada Apa?
Bagja mengatakan, jumlah pengawas yang bisa melakukan pendampingan dilapangan saat ini sangat minim. Jumlahnya hanya tiga orang untuk setiap kotanya.
Padahal, di setiap kota ada banyak pengawas TPS yang harus dilakukan supervisi, khususnya jika terjadi gejolak di lapangan.
Nah, dengan adanya tambahan pengawas dari sejumlah daerah, diharapkan bisa mengurangi kekurangan tersebut. “Peran mereka memberikan advise dan membantu juga kalau ada kesulitan,” imbuhnya.
Meski demikian, kalaupun dalam implementasinya mereka yang menemukan indikasi kecuangan, maka bisa melakukan pencatatan.
Hanya saja, dalam upaya penindakannya dilakukan oleh pengawas dari Jakarta. Sebab, secara yuridis, pengawas Jakarta yang memiliki kewenangan tersebut.
Mantan tenaga ahli DPR itu juga menjelaskan, pengawas dari daerah tersebut akan diperbantukan di sejumlah lokasi. Khususnya di kawasan yang rawan dengan kecurangan dan banyak persoalan.
Misalnya di daerah yang banyak dilakukan pembagian sembako atau daerah yang dukungan untuk masing-masing calon sangat kuat.
“Tapi nanti mobile juga, bisa berpindah ke beberapa lokasi lainnya,” pungkasnya.
Sementara itu, Menteri Dalam Negeri (Tjahjo Kumolo) mengajak pemilih untuk tidak takut datang ke TPS.
Sebab, pemerintah sudah mengerahkan seluruh instrument negara untuk menjamin masyarakat bisa menyalurkan aspirasi politiknya.
“Masyarakat jangan takut untuk datang ke TPS, karena kepolisian, TNI, Satpol PP ada di tiap-tiap TPS,” ujarnya. Dengan demikian, dia menjamin, tidak akan ada oknum yang akan melakukan upaya intimidasi kepada masyarakat.
Selain itu, Tjahjo juga meminta masyarakat untuk tetap tenang dan tidak larut dengan berbagai isu keamanan yang berseliweran.
Menurutnya, itu hanya bagian dari dinamika yang wajar dalam sebuah kontestasi. Namun dia yakin, suksesnya pelaksanaan pilkada Jakarta putaran pertama lalu akan kembali terulang.
“Siapa yang dulu mengira pilkada tahap pilkada pertama, juga aman-aman aja,” tuturnya.
Terpisah, Ketua DPR Setya Novanto mengingatkan betapa penting momen pemungutan suara pilkada DKI Jakarta yang akan berlangsung hari ini.
Setnov mengajak kepada seluruh warga DKI untuk peduli dan menggunakan hak pilihnya di setiap tempat pemungutan suara yang telah ditetapkan.
"Pilihlah calon yang sesuai dengan hati nurani. Mari berbondong-bondong ke TPS dan menghindari Golput," kata Setnov,
Menurut Setnov, seluruh tahapan pilkada secara umum telah dilalui dengan baik. Hal ini berkat kesungguhan seluruh pihak yang berperan langsung atau tidak langsung.
Dalam hal ini, calon pemimpin yang akan terpilih lahir dari dan untuk rakyat, yakni calon yang merepresentasikan keinginan bersama dan kepentingan seluruh rakyat Jakarta.
"Karena itu pula, seluruh permasalahan yang masih mengganjal dan menjadi polemik sebaiknya diselesaikan dengan cepat dan tepat. Kualitas Pilkada DKI Jakarta mempertaruhkan demokrasi sejati yang kita idam-idamkan," ujarnya.
Setnov berharap melalui pilkada, masa depan kehidupan yang lebih baik akan dihasilkan. Setnov juga berharap proses pemungutan suara hari ini bisa menjamin keterlibatan seluruh warga dalam kesempatan untuk memberi suara di TPS.
"Sehingga mampu menjadi contoh yang baik bagi Pilkada di daerah-daerah lainnya di seluruh Indonesia," ujarnya.
Dalam hal ini, kualitas Pilkada DKI Jakarta akan sangat bergantung pada kedewasaan dan kematangan dalam menjalani proses demokrasi. Partisipasi dan keterlibatan yang didasarkan atas rasionalitas.
"Bukan atas dasar mobilisasi ataupun paksaan, akan menjadi variabel penting dalam menjamin hasil Pilkada DKI Jakarta," tandasnya.
Di sisi lain, Wakil Presiden Jusuf Kalla menganggap pengerahan massa dari luar kota untuk mengawal Pilkada DKI Jakarta tidak perlu dilakukan.
Dia meminta para pemilih yang telah datang mencoblos untuk pergi lagi ke tempat pemungutan suara (TPS) pada siang hari ini (19/4).
Tujuannya, untuk melihat dan mengawal langsung proses penghitungan suara. Sesuai jadwal penghitungan suara itu dilakukan setelah pukul 13.00.
"Kalau sudah (datang lagi ke TPS, red) itu tidak perlu ada maklumat lagi. Karena kalau orang dari daerah lain masuk ke Jakarta kan sepertinya tidak percaya orang Jakarta," ujar JK di kantor wakil presiden kemarin (18/4).
Maklumat tersebut berkaitan dengan rencana pengerahan masa dari luar kota ke Jakarta untuk mengawal hasil pemungutan suara. Polda Metrojaya, KPU DKI Jakarta, dan Bawaslu DKI Jakarta sampai membuat maklumat untuk pelarangan pengerahan masa tersebut.
Lebih lanjut, JK menuturkan dari sekitar 300 pemilih di tiap TPS itu setidaknya ada seratus orang yang perlu ikut memantau.
Kondisi itu tentu akan membuat penghitungan suara itu sudah ramai. Tidak perlu ada lagi orang dari luar Jakarta yang ikut-ikutan melihat perhitungan suara.
Total DPT DKI Jakarta sebanyak 7.218.280 orang. Mereka akan menyoblos di 13.023 TPS. JK berharap ada sekitar setengah dari pemilih itu datang lagi ke TPS pada saat pemungutan suara.
"Kalau datang dari luar (Jakarta, red) nanti tidak mendukung, tapi nanti malah jadi masalah justru," ungkap JK.
Dia dan Mufidah Jusuf Kalla terdaftar sebagai pemilih di TPS 03 Jalan Brawijaya Raya, Kelurahan Pulo, Kecamatan Kebayoran Baru, Jakarta Selatan. Pada putaran pertama 15 Februari lalu JK juga mencoblos di TPS yang sama.
JK mengingatkan warga Jakarta yang memiliki hak pilih untuk datang ke TPS dengan gembira dan penuh optimisme. Warga juga bebas memilih secara demokratis, adil, dan jujur.
Dia juga mengharapkan petugas bisa menjalankan tugasnya sesuai ketentuan. "Supaya jangan menimbulkan masalah-masalah dan konflik-konflik di antara kita sendiri," ungkap dia. (far/bay/jun/byu/wan)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Mba Puan: Kalau Ahok-Djarot Terpilih Kembali...
Redaktur : Tim Redaksi