Panas karena Takut Degradasi

Minggu, 31 Agustus 2014 – 02:24 WIB

jpnn.com - KERAS menjurus kasar, itulah yang diperagakan tim Persiram Raja Ampat saat menghadapi tuan rumah Persiba Balikpapan pada laga lanjutan Indonesia Super League (ISL) 2014, Sabtu (30/8) kemarin.

Kedua tim yang berusaha mengamankan diri dari zona degradasi membuat laga pun tak sekadar sengit tapi harus berlangsung keras menjurus kasar. Bukan hanya provokasi pemain di lapangan, ofisial tim khususnya tim tamu Persiram pun menjadi penyulut emosi.

BACA JUGA: Swansea Belum Tersentuh Kekalahan

Tak ayal, meski laga berhasil dituntaskan skuad Beruang Madu-julukan Persiba- dengan kemenangan 3-0 lewat gol Ansu Toure (34’) dan Patrice Nzekou (84’, 90’), namun jalannya laga sedikitnya sempat terhenti sebanyak tiga kali akibat protes keras pemain dan ofisial Persiram.

Protes keras Dewa Laut-julukan Persiram- tak hanya kepada perangkat pertandingan terutama sang pengadil Mardi, tapi juga kepada pemain Persiba.

BACA JUGA: Stoke Tumbangkan City di Etihad

Tensi panas pertandingan Persiram itu pun tak ayal memakan korban. Gelandang tuan rumah M Bachtiar pun harus terkapar di tengah lapangan setelah disikut dengan keras oleh penyerang asing Persiram, Habib Bamogo. Akibatnya Bachtiar pun harus mendapatkan perawatan dari tim medis karena luka yang mengeluarkan dari mulutnya.

“Kami tidak mengerti mengapa Persiram terus memprovokasi wasit, padahal wasit memimpin pertandingan cukup fair tanpa keberpihakan. Bahkan jika mereka protes soal gol, semua gol Persiba bagus tidak ada yang berbau offside,” ujar Syahril HM Taher, Ketua Umum Persiba.

BACA JUGA: Baby Alien Start Terdepan di Silverstone

“Yang kami sayangkan justru seharusnya wasit member kartu merah kepada pemain Persiram yang sudah jelas-jelas menyikut pemain kami (M Bachtiar.Red) hingga berdarah dan harus menjalani perawatan,” timpal Faisyal Husin ST, selaku Manajer Tim Persiba.

Permainan keras dan provokatif yang ditunjukkan pemain dan ofisial Persiram pada kemarin, menurut Liestiadi pelatih Persiba dikarenakan ketakutan mereka akan ancaman zona degradasi. Akibatnya tim Persiram pun terkesan panic sehingga mempengaruhi mental bertanding mereka.

“Sebenarnya pertandingan berjalan menarik meski keras. Tapi melihat sikap keras dan beberapa kali protes yang dilayangkan Persiram sehingga beberapa kali pertandingn terhenti, itu karena ketakutan mereka akan degradasi. Dengan kekalahan ini, otomatis posisi Persiram tidak aman, karena itu sejak awal laga mereka coba berbagai usaha bagaimana pertandingan setidaknya bisa berakhir imbang,” terang Liestiadi.

Karena Persiba juga harus dalam posisi aman, tak ada pilihan lain kecuali harus memenangkan pertandingan. Alhasil, tak hanya mendominasi dengan beberapa peluangnya, tiga gol yang bersarang ke gawang Persiram pun menjadi bukti ketangguhan Beruang Madu.

 “Kemenangan memang menjadi ambisi kami melawan Persiram, kami pun berhasil merealisasikannya dengan kemenangan. Dengan hasil ini kami sudah ebnar-benar aman, selanjutnya kami pun bertekad menang lawan Persiba Bantul. Masa, lawan tim di atas kita bisa menang, lawan tim degradasi tidak?” tandasnya. (san)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Van Gaal Keluhkan Finishing Touch Pemain MU


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler