jpnn.com, SEOUL - Langit di atas Pulau Dokdo, Korea Selatan (Korsel), riuh rendah kemarin pagi, Selasa (23/7). Pesawat militer milik Rusia diusir oleh dua jet milik Korean Air Force dengan tembakan peringatan. Insiden tersebut membuat empat negara (Korsel, Jepang, Rusia, dan Tiongkok) saling tuding.
Yonhap melaporkan, militer Korsel dibuat kaget dengan munculnya empat pesawat jet milik Rusia dan Tiongkok di wilayah Korean Air Defense Identification Zone (KADIZ).
BACA JUGA: Selingkuh dengan Rusia, Turki Ditendang dari Program Senjata AS
Dalam zona tersebut, kendaraan militer asing seharusnya lebih dahulu melaporkan tujuan dan rute mereka. Namun, pelaksanaan latihan gabungan itu tak mengindahkan prosedur tersebut.
Otoritas Korsel akhirnya mantab setelah melihat pesawat peringatan dini A-50 ikut melewati wilayah Korsel. Apalagi, lintasan yang dilalui diklaim dekat dengan Pulau Dokdo. "Kami menilai ini sebagai insiden yang sangat serius," ujar Penasihat Keamanan Nasional Korea Chung Eui-yong menurut Agence France-Presse.
BACA JUGA: 8 Pesawat Tempur F-16 Melintas saat Jokowi Lantik 781 Perwira TNI dan Polri
BACA JUGA: 24 Pesawat Tempur F-16 Diterbangkan Langsung dari AS
Pesawat A-50 tersebut langsung mendapatkan pengawalan ketat dari armada F-15 dan F-16. Selama dua kali pelanggaran oleh A-50, Korsel menembakkan 360 peluru senapan mesin sebagai peringatan. Negeri Ginseng itu juga mengaku sudah menyiarkan 30 peringatan agar pesawat tersebut keluar dari wilayah kedaulatan mereka.
BACA JUGA: Jepang dan Korsel Perang Dagang, Raksasa Teknologi Kalang Kabut
Anehnya, tak ada respons dari pesawat yang biasa bertugas sebagai pengamat dan pelacak itu. Pesawat yang tak memiliki sistem senjata tersebut seperti tak mendengar peringatan pertama dari Korsel. Sebab, ia justru putar balik dan melewati rute yang sama kembali ke utara.
"Tembakan peringatan merupakan bukti bahwa Korsel menganggap pelanggaran Rusia sangat berat. Kemungkinan besar Korsel melihat aksi itu disengaja," ujar Carl Schuster, mantan direktur Pusat Komando Intelijen Gabungan Wilayah Pasifik AS, kepada CNN.
Tak ada yang mengetahui apa motivasi pasti dari aksi Rusia dan Tiongkok tersebut. Beberapa berspekulasi bahwa itu adalah upaya untuk menandingi latihan gabungan Korsel-AS bulan depan. Ada juga yang mengatakan bahwa Rusia ingin mengumpulkan data kekuatan militer Korsel dan Jepang.
"Hari ini, mereka bakal dapat gambaran yang jelas tentang peta pertahanan udara Korsel," ujar Peter Layton, pakar aviasi di Griffith Asia Institute.
Sementara itu, kubu Rusia dan Tiongkok menyangkal semua tudingan tersebut. Kementerian Pertahanan Rusia menyatakan bahwa pihaknya hanya melakukan latihan gabungan dengan Tiongkok. Dan, yang dilalui armada pesawat mereka adalah zona internasional.
"Kami melewati zona netral di atas Laut Jepang. Justru pesawat Korsel yang melakukan manuver ngawur dan membahayakan awak pesawat kami.'' Begitu pernyataan resmi dari kementerian.
Kubu Rusia menegaskan bahwa mereka tak mengakui zona-zona yang diciptakan dari secara arbitrer. Artinya, mereka tak mengakui KADIZ yang diklaim oleh Korsel. Mereka pun menegaskan bahwa itu bukanlah intervensi pertama dari Korsel terhadap penerbangan mereka di Laut Jepang. (bil/c6/dos)
Deretan kandidat calon pimpinan KPK:
BACA ARTIKEL LAINNYA... Samsung Heel
Redaktur & Reporter : Adil