jpnn.com, JAKARTA - PT Bio Farma (Persero) sebagai Holding BUMN Farmasi memastikan terus berkomitmen mendukung langkah dan upaya pemerintah dalam memperkuat infrastruktur kesehatan.
Salah satunya melalui kemandirian pembuatan vaksin Covid-19. Langkah konkret ini diwujudkan Bio Farma melalui keberhasilan dalam memproduksi Vaksin IndoVac yang telah diluncurkan secara resmi oleh Presiden Joko Widodo pada 13 Oktober 2022.
BACA JUGA: Vaksin IndoVac Telah Melewati Uji Klinis sebagai Booster, Ini Penjelasan Bio Farma
“WHO menyampaikan bahwa pandemi Covid-19 belum berakhir. Terutama setelah muncul varian baru virus Covid-19, XBB yang telah terdeteksi di beberapa negara, termasuk Indonesia. Kita semua tetap patut waspada dan berhati-hati, prokes, dan vaksinasi, khususnya vaksin booster. Berdasarkan data Kementerian Kesehatan masih relatif banyak warga belum vaksinasi booster. Kami terus mendukung upaya pemerintah dalam memperkuat infrastruktur kesehatan, salah satunya melalui produksi vaksin dalam negeri, yaitu IndoVac,” ujar Direktur Utama Bio Farma Honesti Basyir dalam acara Media Gathering, Rabu (26/10).
Honesti menjelaskan salah satu langkah yang dilakukan oleh Bio Farma dalam memperkuat infrastruktur kesehatan di Indonesia melalui kerja sama dengan berbagai universitas di dalam negeri dengan melakukan uji klinis IndoVac.
BACA JUGA: Erick Thohir Apresiasi Keberhasilan PT Bio Farma Kembangkan Vaksin Covid-19
Dalam melakukan riset dan penelitian IndoVac, Bio Farma menggandeng tujuh fakultas kedokteran.
Di antaranya Universitas Indonesia, Universitas Diponegoro, Universitas Andalas, dan Universitas Hasanuddin untuk menjalankan uji klinis dosis primer, serta Universitas Padjadjaran dan Universitas Udayana untuk uji klinis dosis booster.
BACA JUGA: Kimia Farma & Bio Farma Ajak Perusahaan Segera Vaksin Booster Karyawannya
Tiga fakultas kedokteran, yaitu Universitas Gadjah Mada, Universitas Indonesia, dan Universitas Andalas sebagai pusat uji klinis vaksin IndoVac untuk anak usia 12-17 tahun.
Vaksin IndoVac untuk vaksinasi primer (dosis 1 & 2) untuk usia dewasa (18+) telah mendapatkan use emergency authorization (EUA) atau izin penggunaan darurat dari Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM) pada 28 September 2022.
Saat ini, Bio Farma memulai produksi komersial drug substance (DS) dan drug product (DP).
Selain itu, Holding BUMN Farmasi ini sedang mendaftarkan emergency use listing (EUL) ke Badan Kesehatan Dunia (WHO) untuk bisa diekspor ke berbagai negara khususnya lower middle incomes countries. (flo/jpnn)
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi