jpnn.com, LANGKAT - Mengawali tahun 2018, Balai Pengkajian dan Teknologi Pertanian (BPTP) Sumatera Utara (Sumut) Kementerian Pertanian melakukan panen di Kabupaten Langkat Kecamatan Stabat, panen hari ini, Jumat (5/1).
Panen dilakukan di dua desa yaitu Mangga seluas 70 ha pada hamparan seluas 200 ha dan di Desa Karangrejo seluas 50 ha pada hamparan 100 ha. Panen dihadiri oleh Koordinator BPP, LO BPTP Sumut, Babinsa, PPL dan Poktan.
BACA JUGA: Tiga Tahun Era Jokowi, Jumlah Petani Miskin Menurun
Kepala BPTP Sumut Khadijah El Ramija melalui LO BPTP Sumut menyampaikan, pentingkan pergiliran varietas untuk memutus rantai hama penyakit pada pertanaman. Selain itu, penggunaan varietas unggul Balitbangtan juga dapat meningkatkan hasil produksi.
"Terbukti di Desa Mangga Inpari 3 dapat mencapai hasil 7 hingga 8 ton/ha, meningkat sekitar 2 ton dibandingkan hasil padi lokal yang biasa ditanam petani setempat dan panen di Desa Karangrejo umumnya varietas Ciherang,"
BACA JUGA: Produksi Padi di Banyuasin Aman, Panen Padi Terus Berjalan
Ketua Poktan Rahmat 3, Untung Arbain menyatakan bahwa petani di desa Mangga umumnya telah menggunakan Varietas unggul Balitbangtan. Petani sangat senang dengan hasil panen tahun ini karena produksi yang meningkat.
"Harga gabah saat ini cukup tinggi yaitu sekitar 4.800 hingga 5.000 per kilogramnya," demikian kata Khadijah.
BACA JUGA: Hore! Panen Lagi, Tegal Surplus Beras
Sementara itu, selaku Koordinator Penyuluh Kecamatan Stabat, Bambang menurutkan walaupun desa Mangga dan Desa Karangrejo hanya memiliki saluran irigasi sederhana, namun petani setempat mampu bertanam setahun 3 kali (IP 3).
"Selain itu, Kecamatan Stabat selalu dijadikan lokasi demplot teknologi oleh BPTP Sumut sehingga umumnya petani di Kecamatan Stabat paham teknologi. Panen di Kecamatan Stabat telah dilakukan sejak awal bulan Desember lalu baru sekitar 60 persen," tuturnya.
Selanjutnya Ketua Poktan Sukamaju, Bpk. Januarweda mengungkapkan terima kasih kepada pemerintah pusat, daerah dan semua pihak termasuk BPTP dan PPL yang terus melakukan pengawalan kegiatan serta penyampaian Teknologi dan varietas baru kepada petani.
"Dengan kondisi iklim yang yang tak menentu (anomali) di Kabupaten Langkat, namun hasil panen tetap meningkat," ungkapnya.
Perlu diketahui, pada bulan Januari 2018 ini, Kabupaten Langkat akan melakukan panen raya di beberapa Kecamatan, seperti Kecamatan Selesai, Binjai, Kuala, Sirapit dan lainnya. Dampak positif program UPSUS Pajale di Kabupaten Langkat sangat dirasakan oleh petani.
Program tersebut memberikan dampak dan bukti nyata keberhasilan peningkatan produktifitas pertanian di Kabupaten Langkat. Dengan potensi irigasi tadah hujan yang mencapai 70 %, namun Kabupaten Langkat tetap optimis dapat mencapai swasembada pangan berkelanjutan dan menjadi salah satu lumbung pangan di wilayah Sumatera Utara.(jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Panen Padi Lahan Tadah Hujan di Gunungkidul
Redaktur & Reporter : Djainab Natalia Saroh