Panen Raya, Kementan Minta Pemda Pinjamkan Alsintan ke Petani

Sabtu, 28 Maret 2020 – 14:14 WIB
ILUSTRASI. Alat mesin pertanian (Alsintan) digunakan untuk memanen. Foto: Humas Kementan

jpnn.com, JAKARTA - Sejumlah daerah di pulau Jawa sedang memasuki masa panen raya. Kementerian Pertanian (Kementan) pun meminta Pemerintah Daerah (Pemda) untuk meminjamkan alat mesin pertanian (Alsintan) yang dimiliki dan dikelola oleh Dinas Pertanian Provinsi maupun Dinas Pertanian Kabupaten untuk membantu petani dalam proses memanen.

Direktur Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian (PSP) Kementan Sarwo Edhy mengatakan  di tengah wabah Coronavirus Disease 2019 (Covid 19), Kementan tidak ingin petani dihantui rasa takut.

BACA JUGA: Selama Pandemi Corona, Kementan Pastikan Distribusi Pangan Lancar

“Proses panen harus terus berjalan. Dengan menggunakan Alsintan, maka tidak membutuhkan banyak orang berkerumun saat melaksanakan panen sehingga dapat mempersempit peluang menyebarnya Covid-19. Oleh karena itu, Pemda diharapkan memaksimalkan Alsintan yang dimiliki guna membantu petani untuk mempercepat proses panen,” kata Sarwo Edhy, Jumat (27/3).

Sarwo Edhy menambahkan, petani juga bisa melakukan pinjam pakai Alsintan yang dikelola Brigadir Alsintan, jasa sewa alsintan pada Usaha Pelayanan Jasa Alsintan (UPJA), dan Kelompok Usaha Bersama (KUB) di daerah masing-masing.

BACA JUGA: Kepala BKP Kementan: Ketersediaan dan Harga Pangan Aman Terkendali

Sarwo Edhy mencontohkan, penggunaan combine harvester, panen bisa secara otomatis dalam sekali jalan. Karena alat dilengkapi penebas, perontok, kemudian keluar sudah bentuk gabah. Petani bisa langsung memasukkan gabah ke dalam karung, sehingga waktu bisa terpangkas dengan efisien.

“Di beberapa tempat, luasan panen mencapai 3 ha bisa hanya dilakukan dalam waktu 3 jam saja asalkan cuaca bagus dan tanah tidak lembek,” ujarnya.

BACA JUGA: Aryani DPR Minta Pemerintah Memperhatikan Kebutuhan Sembako Bagi PMI di Malaysia

Keuntungan lain penggunaan alsintan, dapat mengurangi penyusutan hasil panen (losses) sebesar 10% dan meningkatkan nilai tambah. Bahkan penanaman padi yang dulunya hanya satu kali setahun, kini bisa tiga kali karena proses pengolahan dan panen yang cepat.

“Produksi yang dicapai petani lebih tinggi, pendapatan petani pun ikut naik,” tambahnya.

Diketahui, musim panen raya yang akan berlangsung pada akhir bulan Maret hingga April di seluruh Indonesia sudah tiba. Salah satunya di Jawa yang juga siap panen.

Misalnya Kelompok Tani Sido Makmur 1 dari Desa Siwitan, Kecamatan Kaliori, Kabupaten Rembang, Jawa Tengah. Saat ini sudah memulai masa panen padinya pada musim tanam pertama (MT-1) dengan luas tanam mencapai 3.625 hektare.

Ketua Kelompok Tani Sido Makmur mengatakan, sampai saat ini luas kawasan yang sudah dipanen mencapai 1.418 hektare dan sisa luas yang belum dipanen untuk desa tersebut yakni 2.207 hektare.

"Hari ini kami bersama tim penyuluh sedang melaksanakan kegiatan panen walaupun di tengah-tengah isu corona yang ada, petani tetap eksis di lapangan untuk menjaga ketahanan pangan,” katanya.

Menurut dia, saat ini petani yang tergabung dalam kelompok tani tersebut sudah merasakan peningkatan pendapatan ekonomi dan usaha pertanian pangan cukup menguntungkan dengan masa panen.

Sama dengan Rembang, sawah-sawah di Demak juga akan segera memasuki musim panen raya. Seluruh hamparan sawah yang siap panen di kabupaten tersebut diperkirakan seluas 26.876 hektare dengan harga gabah Rp 4.300 hingga Rp 4.600.

Rudi, petani asal Kabupaten Demak mengatakan Kabupaten demak merupakan salah satu tulang punggung pangan di Jawa Tengah. Ia mengatakan seluruh petani Demak siap untuk mendukung suksesnya program Kementerian Pertanian (Kementan).

"Adanya bantuan pemerintah baik itu subsidi benih, pupuk kemudian alsintan (alat mesin pertanian) bisa dimanfaatkan petani dengan baik. Kami petani dari Demak siap turut menjadi garda terdepan dalam menjaga stok pangan," ungkap Rudi.

Selain itu, wilayah Jawa lain juga bakal ikut meramaikan musim panen MT-1 seperti Pemalang, Malang, dan Kendal. Kecamatan Petarukan, Kabupaten Pemalang misalnya, potensi panen pada bulan Maret 2.217 hektare atau setara 12.785 ton.

Lalu seluruh Kabupaten Malang berpotensi panen pada bulan Maret 13.648 hektare atau setara 81.005 ton. Sedangkan potensi panen pada bulan April yaitu 11.721 hektare atau setara 74.169 Ton.

Adapun Kabupaten Kendal juga ikut masuk musim panen raya di mana potensi luas panen untuk bulan Maret 5980 hektare atau setara 32.890 ton dan untuk bulan April 8.281 hektare atau setara 45.545,5 ton.

Sementara itu Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo  (SYL) dalam berbagai kesempatan juga meminta agar produksi pertanian tetap berjalan bahkan digenjot hingga berlipat-lipat. Apalagi, sektor ini memiliki potensi yang sangat besar dalam menumbuhkan ekonomi nasional.

"Adanya musibah wabah virus COVID-19 ini tidak boleh membuat aktivitas pertanian berhenti. Kementan akan terus optimalkan SDM Pertanian untuk menggenjot produksi dan produktivitas bahkan ekspor," kata Mentan SYL.

Mentan SYL pun meminta segenap jajarannya agar memantau produksi sektor pertanian selama masa pandemi COVID-19. Menurut Mentan, memasuki masa Panen Raya Maret-April, petani harus dipastikan memperoleh juga harga jual yang layak, sehingga terjaga kesejahteraannya.

"Semoga wabah ini cepat selesai dan petani semakin semangat lagi dalam bercocok tanam. Mari kita buktikan dengan optimisme bahwa Indonesia akan terus ada sebagai negara besar, kaya, dan mari support mereka, jangan cemaskan mereka dengan isu COVID-19 saat musim panen sekarang ini," pungkasnya.(ikl/jpnn)


Redaktur & Reporter : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler