jpnn.com, LOMBOK TENGAH - Dinas Pertanian Kabupaten Lombok Tengah, NTB meminta kepada para petani untuk tidak terburu-buru menjual gabah mereka.
Hal itu karena harga gabah di tingkat petani mengalami penurunan yang sangat drastis.
Para petani diminta menyimpan gabah mereka untuk sementara waktu sembari menunggu harga gabah stabil.
Kabid Produksi Dinas Pertanian Lombok Tengah, Zaenal mengatakan bahwa saat ini petani di Lombok Tengah lebih banyak yang memilih untuk menjual gabah mereka di sawah langsung.
Hal itu juga, kata dia, menjadi salah satu peluang bagi para pembeli untuk menurunkan harga ke petani.
"Seharusnya tunda jual dulu, sambil menunggu harga yang stabil. Tetapi mindsite petani saat ini sudah berbeda. Banyak yang jual di lokasi," kata Zaenal, pada Rabu (22/2) pagi di Praya.
Meski begitu, Zaenal mengklaim bahwa harga jual di tingkat petani memang masih di atas harga pembelian pemerintah (HPP).
Untuk yang Gabah Kering Panen (GKP) di tingkat petani sebesar Rp 4.550 per KG.
Kemudian GKP Tingkat Penggilingan Rp 4.650 per KG, Gabah kering giling (GKG) tingkat penggilingan Rp 5.700 per KG.
"Tetapi masih stabil lah, bahkan di atas HPP. Walaupun sebelum panen harganya hampir Rp 6.000 per kilo," ujar Zaenal.
Zaenal mengaku bahwa pihaknya kerap mengingatkan kepada petani untuk tidak menjual gabah di lokasi langsung.
Cara penjualan seperti itu, lanjut Zaenal, akan merugikan mereka karena harga sering kali dimainkan jika dijual di lokasi.
"Selalu kami sampaikan untuk tunda jual agar nunggu harga stabil. Tetapi di lapangan itu banyak pembeli yang sengaja menunggu," paparnya.
Disadari memang, harga gabah setiap musim panen selalu menurun jika dibandingkan dengan saat tidak musim panen.
Hanya saja, harga gabah saat ini masih relatif baik dan tergantung dari kualitas padi petani.
"Hukum pasar itu. Stok banyak, harga tentunya menurun," imbuhnya.
Untuk itulah, ia mengimbau kepada masyarakat atau para petani untuk tidak terburu-buru untuk menjual hasil panennya.
"Kalau bisa disimpan sebenarnya harganya bisa naik. Itu pun tergantung dari kualitas padi juga," ucapnya.
Produksi tanaman padi petani di Lombok Tengah saat ini cukup baik yakni bisa mencapai 5 ton dalam satu hektare.
Sedangkan luas tanam di Lombok Tengah saat ini telah mencapai 50 ribu hektare.
"Makanya kalau stok itu tetap ada. Makanya kami harap tunda jual dulu sampai harga stabil," pungkasnya.(mcr38/jpnn)
BACA JUGA: Harga Sawit dan CPO Makin Cakep, Pasti Petani Girang
Redaktur : Elvi Robiatul
Reporter : Edi Suryansyah