Pangarmatim: Bentangkan Layar Terjang Ombak dan Badai

Sabtu, 19 Agustus 2017 – 02:03 WIB
Pangarmatim Laksamana Muda TNI Darwanto di atas KRI Dewaruci. Foto: Dispen Koarmatim

jpnn.com, SURABAYA - Pada hari kedua melintasi perairan Laut Jawa menuju Jakarta untuk mengikuti detik-detik proklamasi kemerdekaan RI ke-72 tahun 2017, Pangarmatim Laksamana Muda TNI Darwanto berbagi kisah dan pengalamannya kepada wartawan yang sedang onboard di KRI Dewaruci.

Pangarmatim pernah menjabat sebagai Komandan KRI Arung Samudera (Arsa) tahun 1996-1997 dan KRI Dewaruci tahun 1998-2000. Pangarmatim dalam bukunya berjudul Bentangkan Layar Terjang Ombak dan Badai, mengungkapkan pada awal pelayaran keliling dunia, KRI Arung Samudera memutuskan untuk melintasi jalur Samudera Hindia.

BACA JUGA: Pangarmatim Pimpin Apel Kehormatan dan Renungan Suci di KRI Dewaruci

“Kapal akan bergerak dari Jakarta menuju Cocos Keeling Island, sebuah kepulauan kecil milik Australia, di tengah-tengah Samudera Hindia. Kemudian KRI Arung Samudera akan melewati Diego Garcia, Seychelles hingga akhirnya mencapai Aden, Yaman Selatan,” katanya.

BACA JUGA: Seperti Ini Suasana Peringatan HUT RI di Kapal Perang Legendaris TNI AL

Menurutnya, kapal jenis Tall ship dengan tinggi tiang 18 meter, panjang dimensi bodi 34, 9 meter dan lebar 6,45 meter tersebut dalam Operasi Sang Saka Jaya 96 telah banyak memberikan kenangan sebanyak 17 negara dan 28 kota pelabuhan telah dikunjungi. Berbagai keindahan dan keakraban serta berbagai atraksinya telah dilalui.

“Kami bersahabat dengan mereka. Bercengkrama dan bercanda, tidak ada satu pun kami menciptakan musuh. Semua dijadikan teman,” kata Pangarmatim.

BACA JUGA: 20 Pati TNI AL Bahas Masa Depan KRI Dewaruci Menuju 100 Tahun

Selain itu, dengan adanya pelayaran ini Pangarmatim juga mengundang mantan Komandan KRI Dewaruci untuk berlayar bersama dalam rangka memperingati detik-detik proklamasi kemerdekaan Republik Indonesia ke-72.

“Kapal ini kapal latih yang perannya cukup besar dalam pembentukan karakter prajurit TNI AL dan khususnya Taruna AAL. Bahkan telah melahirkan ratusan pemimpin bangsa.

Kehadiran adik dari KRI Dewaruci yaitu KRI Bima Suci, menurut mantan mantan Komandan KRI Dewaruci ke-27 ini, sebagai kakak mempunyai kewajiban turut membesarkan adiknya menuju tugas kedepan agar memiliki nama sebesar Dewaruci, dan kapal yang dibuat tahun 1952 di galangan H.C. Stulcheb & Sohn, Hamburg Jerman Barat.

“Kapal yang diluncurkan tanggal 24 Januari 1953 untuk dibawa layar ke Indonesia oleh Angkatan Laut Republik Indonesia (ALRI) harus tetap ada sebagai kapal latih, tidak hanya untuk TNI tapi tidak menutup kemungkinan untuk masyarakat maritim dapat memanfaatkan KRI Dewaruci sebagai dasar pembentukan karakter cinta kemaritiman,” katanya.(fri/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Asyik, Para Komandan Bernostalgia di Geladak KRI Dewaruci


Redaktur & Reporter : Friederich

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler