Pangdam Siliwangi Minta Maaf Atas Ulah Anak Buahnya

Rabu, 21 September 2016 – 07:10 WIB
Mayjen Hadi Prasojo. Foto: dok jpnn

jpnn.com - BANDUNG – Kodam III/Siliwangi akhirnya menyampaikan permintaan maaf atas ulah anggotanya yang melakukan pemukulan terhadap sejumlah suporter tim polo air DKI Jakarta, Senin (19/9). Permintaan maaf disampaikan langsung oleh Pangdam III Siliwangi Mayjen TNI Hadi Prasejo.

Menurut dia, peristiwa yang terjadi saat pertandingan PON XIX antara Jawa Barat kontra Sumatera Selatan itu dipicu ulah provokator. Ketika itu, ada yang melempar botol kaca dari bangku suporter ke arah atlet.

BACA JUGA: Polo Air Ricuh, Menpora Kirim Surat Teguran

”Intinya anggota kami terpancing atas keributan tersebut, kejadiannya anggota kami memang memakai pakaian dinas pengamanan,” ucap Hadi kepada wartawan ditemui di Jalan Aceh, Selasa (20/9).

Pangdam menegaskan, pihaknya sudah melakukan evaluasi, termasuk melarang anggota untuk melakukan kekerasan. 

BACA JUGA: Indonesia Andalkan Hendra/Ahsan di Japan Superseries

”Bukan saatnya lagi supporter ricuh. Kita (TNI) bukan supporter sepakbola. Jangan sampai terulang lagi” ujarnya sambil menambahkan bahwa provokator sampai saat ini masih dicari.

Lebih lanjut Hadi mengatakan, insiden tersebut tidak membuat pihaknya menarik diri dari tugas pengamanan PON. Dia juga memastikan bahwa semua anggotanya akan tetap mengenakan seragam saat bertugas di venue. 

BACA JUGA: Madrid Bidik 100 Poin di Akhir Kompetisi

”Nah, bagi anggota yang ingin menonton, dan menjadi supporter jangan memakai seragam,” ungkapnya. 

Untuk diketahui, insiden kerusuhan terjadi pada Senin (19/9). Saat itu terjadi pertandingan sengit terjadi antara Jawa Barat melawan Sumatera Selatan pada cabor polo air. Beberapa pemain dari kedua tim sempat bertengkar di dalam kolam.

Kericuhan di kolam, rupanya merembet ke area tribun penonton. Yang tadinya ribut sesama atlet merembet ke pihak keamanan. 

Dalam tayangan di youtube, terlihat aparat keamanan yang berseragam ikut emosi dengan memukuli beberapa penonton.

Saat dikonfirmasi, Ketua Panitia Pelaksana (panpel) Polo Air Boyke Mulyana membenarkan kericuhan yang terjadi. Boyke menyebutkan keributan memang dimulai dari salah satu atlet Polo Air dari Sumsel yang terpancing emosi.

Boyke mengatakan, baku hantam antar atlet diawali skor tim dari Jawa Barat yang menyusul jauh Sumsel pada babak kedua.

Dia menyebut, keributan merembet sampai di tribun penonton. Kondisi itu, juga memancing suporter DKI Jakarta ikut terlibat kerusuhan karena kebetulan sedang ikut menonton pertandingan. 

”Kami sudah mencoba meredam kericuhan. Atlet yang memulai pemukulan juga langsung dikeluarkan dari laga pertandingan,” ungkapnya. 

Setelah itu, ujar dia, pertandingan pun dilanjutkan kembali. Hingga Jabar memenangi pertandingan. Pihaknya, menyerahkan kepada wasit.  ”Suasana kondusif dan semua mengakui akhirnya dilanjutkan dengan Jabar sebagai pemenang,” tuturnya.

Ke depannya, pihaknya mengaku akan mengantisipasi peningkatan keamanan. Panpel telah meminta bantuan tambahan keamanan dari aparat TNI dan kepolisian.

Terkait insiden anggota berseragam TNI yang terlibat pemukulan, Boyke enggan berkomentar. Boyke mengaku tidak melihat secara langsung. 

”Saya kurang tahu TNI atau tidak. Saya tidak lihat berseragam hijau atau tidak. Mereka mencoba mengamankan aja. Saat itu ada anggota Polri juga kan,” pungkasnya. (nit/rie/dil/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Moratti Akui De Boer Hebat


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler