JAKARTA - Penyerangan Lapas Cebongan, Sleman Yogyakarta yang menewaskan empat tahanannya membuat Pangdam VI Diponegoro Mayjen TNI Hardiono Saroso gerah. Selain menjamin dan bertanggung jawab bahwa anggotanya tidak terlibat, jenderal bintang dua itu memberi sinyal akan mengerahkan pasukan elit Kopassus jika diperlukan untuk mengejar kelompok penyerang lapas itu.
"Kami tidak menutup kemungkinan untuk mengerahkan Sat 81-Gultor. Pelaku adalah orang bersenjata, nah Gultor juga bersenjata dan terlatih," katanya dengan nada tinggi saat diwawancara langsung dengan repoter TV One.
Seperti diketahui, Sat 81 Gultor (satuan penanggulangan teror) adalah pasukan elit yang dimiliki Kopassus dan bermarkas di Cijantung Jakarta. Seperti namanya, pasukan ini adalah pasukan yang khusus dikerahkan untuk menanggulangi teror.
Meski begitu, Hardiono tidak gegabah. Pihaknya sepertinya lebih memilih untuk menunggu hasil penelusuran yang kini sedang dilakukan pihak Polda DIY. Kata dia, pihaknya juga akan terus membantu dan berkoordinasi dengan kepolisian untuk mengungkap peristiwa tersebut.
"Kami dan polisi sangat dekat. Pokoknya kami akan terus bekerjasama," ujarnya.
Seperti diketahui, penyerbuan berdarah yang berlangsung sangat cepat terjadi di Lapas Cebongan, Sleman Yogyakarta Sabtu (23/3) dinihari sekitar pukul 01.15. Empat orang tahanan tewas diberondong sekelompok orang tidak dikenal.
Keempat korban tewas tersebut adalah orang-orang yang diduga mengeroyok dan membunuh anggota Kopassus Sertu Heru Santosa Selasa (19/3) lalu.
Empat orang tewas tersebut adalah Dicky Sahetapi alias Dicky Ambon, Dedi, Ali, dan YD alias Johan. Mereka disebut-sebut sebagai preman yang kerap kambuh dan melakukan kericuhan. (mas/jpnn)
"Kami tidak menutup kemungkinan untuk mengerahkan Sat 81-Gultor. Pelaku adalah orang bersenjata, nah Gultor juga bersenjata dan terlatih," katanya dengan nada tinggi saat diwawancara langsung dengan repoter TV One.
Seperti diketahui, Sat 81 Gultor (satuan penanggulangan teror) adalah pasukan elit yang dimiliki Kopassus dan bermarkas di Cijantung Jakarta. Seperti namanya, pasukan ini adalah pasukan yang khusus dikerahkan untuk menanggulangi teror.
Meski begitu, Hardiono tidak gegabah. Pihaknya sepertinya lebih memilih untuk menunggu hasil penelusuran yang kini sedang dilakukan pihak Polda DIY. Kata dia, pihaknya juga akan terus membantu dan berkoordinasi dengan kepolisian untuk mengungkap peristiwa tersebut.
"Kami dan polisi sangat dekat. Pokoknya kami akan terus bekerjasama," ujarnya.
Seperti diketahui, penyerbuan berdarah yang berlangsung sangat cepat terjadi di Lapas Cebongan, Sleman Yogyakarta Sabtu (23/3) dinihari sekitar pukul 01.15. Empat orang tahanan tewas diberondong sekelompok orang tidak dikenal.
Keempat korban tewas tersebut adalah orang-orang yang diduga mengeroyok dan membunuh anggota Kopassus Sertu Heru Santosa Selasa (19/3) lalu.
Empat orang tewas tersebut adalah Dicky Sahetapi alias Dicky Ambon, Dedi, Ali, dan YD alias Johan. Mereka disebut-sebut sebagai preman yang kerap kambuh dan melakukan kericuhan. (mas/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Ulama Ingatkan Demonstrasi tak Anarki
Redaktur : Tim Redaksi