Pangeran MBS & Anies Bertemu, Tokoh NU: Dengan Luhut Lebih Akrab

Minggu, 02 Juli 2023 – 17:01 WIB
Pangeran Muhammed bin Salman (MBS) merangkul Menko Marvest Luhut Binsar Pandjaitan. Tokoh muda NU membandingkan momen tersebut dengan pertemuan sang putera mahkota dengan Anies Baswedan baru-baru ini. Foto: CPC Arab Saudi

jpnn.com, JAKARTA - Intelektual muda Nahdlatul Ulama (NU), Ubaidillah Amin Moch menanggapi momen pertemuan antara Mantan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan dengan Putra Mahkota Kerajaan Arab Saudi, Pangeran Mohammed bin Salman (MBS) yang belakangan hangat diperbincangkan.

Ubaidillah Amin Moch menegaskan pertemuan tersebut hanya dibesar-besarkan dan memiliki motivasi politik dari Anies Baswedan.

BACA JUGA: Ini Perbedaan Ganjar Pranowo dan Anies Baswedan Saat bertemu Raja Salman

Menurutnya, pertemuan tersebut hanya momen dalam rangka penerimaan tamu tahunan yang dilakukan oleh Raja Arab Saudi kepada para pejabat, negara, dan tokoh agama yang tengah beribadah Haji.

"Sebenarnya hanya momen formalitas biasa yang dibesar-besarkan. Tidak ada kedekatan atau kehangatan yang terasa dalam pertemuan tersebut," ujar Ubaidillah dalam keterangannya, dikutip Minggu (2/7).

BACA JUGA: Anies Bertemu Puan di Mina, Terungkap Hal yang Dibicarakan, Lihat Ekspresinya

Ubaidillah pun membandingkan pertemuan tersebut dengan momen Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi RI, Luhut Binsar Pandjaitan bertemu Pangeran MBS tahun lalu.

Tokoh yang akrab disapa Gus Ubaid itu menilai pertemuan Luhut dengan Pangeran MBS lebih akrab karena terbangun suasana hangat antar-keduanya.

BACA JUGA: Cerita Yusuf Mansur Soal Pertemuan Anies dan Ganjar di Makkah: Begitu Damai

Dalam pertemuan tersebut, Luhut menyampaikan aspirasi Indonesia memperkuat kerja sama dengan Arab Saudi. Aspirasi itu disambut hangat Pangeran MBS.

"Pangeran MBS bahkan bertemu Pak Luhut tanpa menggunakan Keffiyeh (penutup kepala tradisional yang biasa digunakan di Timur Tengah dan dunia Arab)," tutur Gus Ubaid.

"Memberikan pelukan kepada Pak Luhut, sebuah gestur yang menunjukkan hubungan personal yang lebih dalam," imbuhnya.

Gus Ubaid menekankan ridak ada yang istimewa dari pertemuan Anies dengan Pangeran MBS tidak istimewa dan cenderung dibesar-besarkan.

Dia menduga aktivitas yang dibesar-besarkan ini berkaitan erat dengan gestur politik Anies menjelang Pemilihan Presiden 2024.

Sebab, pertemuan tokoh Islam Besar seperti Pangeran MBS dianggap dapat dimanfaatkan sebagai alat memperoleh popularitas dan mendapatkan dukungan politik dari umat Muslim.

Kendati demikian, Gus Ubaid pun memaklumi pandangan tersebut.

"Kita tentu bisa melihat ke arah mana Anies akan membawa perbincangan Pilpres 2024 nanti jika dia benar-benar mendapatkan tiket," bebernya.

Di sisi lain, Gus Ubaid mengatakan pemilihan presiden harus didasarkan pada visi, program kerja, dan rekam jejak kandidat, bukan hanya popularitas atau kesamaan identitas.

Kepentingan bangsa harus menjadi prioritas dalam memilih pemimpin yang berkomitmen memajukan negara dan menghadirkan perubahan nyata.

Manipulasi politik dan politisasi pertemuan harus dihindari agar pemilihan presiden dapat menghasilkan kemajuan bagi Indonesia.

"Politik identitas semacam ini hanya mengaburkan pandangan kita," ucapnya tegas. (mcr31/jpnn)


Redaktur : M. Adil Syarif
Reporter : Romaida Uswatun Hasanah

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler