jpnn.com, JAKARTA - Kementerian Koperasi dan UKM (Kemenkop UKM) menggelar Panggung Cerita Nusantara yang menjadi momentum bagi UMKM memanfaatkan Rumah Produksi Bersama (RPB) atau Factory Sharing untuk memproduksi wastra dan kriya melalui dukungan pembiayaan KUR Klaster.
Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki mengatakan pengembangan RPB yang dibangun dengan standar industri untuk mengelola UMKM secara terpadu dengan dukungan pembiayaan dari KUR Klaster perlu didukung dengan momentum seperti acara panggung Cerita Nusantara.
BACA JUGA: Kemenkop UKM Dukung Industri Kerajinan lewat Panggung Cerita Nusantara
“Secara megah acara ini menampilkan ide-ide brilian, inklusivitas dalam keragaman, daya saing ekosistem lokal, karya seni rupa, kerajinan tangan, tekstil, juga inovasi digital setelah melalui perjalanan panjang dari tanah Indonesia hingga panggung internasional,” kata Menteri Teten dalam keterangannya, Sabtu (25/11).
Acara hasil kolaborasi Kemenkop UKM bersama Dekranas dan OASE itu telah berjalan sejak 2021 dengan Perjalanan Cerita Wastra dan Cerita Kriya dan kini bermuara di Panggung Cerita Nusantara.
BACA JUGA: Danone Indonesia & SIRCLO Berkolaborasi, Bantu Kemenkop Digitalisasi 30 Juta UMKM
“Dalam panggung Cerita Nusantara, kami mengapresiasi setinggi-tingginya setiap ekosistem kriya dan wastra yang telah bersinar, berjejaring, dan berhasil lebih jauh membawa karya terbaik dan kisah memukau dari nusantara,” terangnya.
Lebih lanjut Menteri Teten mengatakan acara-acara seperti itu diperlukan untuk mengoptimalkan berjalannya konsep rumah produksi bersama yang memang hadir untuk para pelaku UMKM agar lebih mudah mengelola bahan mentah menjadi produk jadi secara bersama sehingga kontinyuitas produk juga terjaga.
BACA JUGA: Hadiri PKU Akbar Nasabah PNM, Misbakhun Semangati Para Ibu Pelaku UMKM
“Pada awalnya rumah produksi bersama dihadirkan untuk membuat produksi lebih mudah dalam skala massal dan menciptakan standar tinggi, ketika sudah berjalan lebih dari satu semester, terlihat ada dampak positif lainnya setelah rumah produksi bersama hadir,” terangnya.
Rumah produksi bersama secara nasional ditargetkanmencapai 18 titik hingga 2024.
Selain meningkatkan kinerja UMKM dalam memproduksi barang, diharapkan juga mampu mendorong praktik UMKM Hijau.
Dari beberapa RPB yang diinisiasi oleh Kemenkop UKM, terdapat RPB Kulit Garut yang berlokasi di Jawa Barat.
Pembangunan RPB tersebut menjadi salah satu upaya untuk memperkuat hilirisasi produk fesyen berbasis kulit domba asal garut.
Kemenkop UKM akan bekerja sama dengan pihak lain, terutama dengan para desainer produk-produk kulit agar SDM di Jawa Barat semakin berkembang.
"Saya bersama desainer Poppy Dharsono dan Bupati Garut akan mengembangkan hilirisasi produk kulit asli Garut agar kualitas produknya jauh lebih baik," ujar Menteri Teten.
RPB Kulit Garut juga diharapkan bisa memfasilitasi para pelaku usaha mikro untuk membuat produk-produk kerajinan dari kulit.
Mulai dari sepatu maupun aksesoris dari kulit lainnya sehingga produsen kulit Jawa Barat ke depannya dapat berdaya saing dengan produk kulit di daerah lain, hingga berdaya saing dengan produk luar.
Selain RPB Garut, Kemenkop UKM juga membangun RPB Bambu di Manggarai Barat, Labuan Bajo sebagai hub penghasil bambu.
Bambu-bambu yang ada nantinya akan dipilah dan dimanfaatkan untuk berbagai produk seperti kemasan pengganti plastik, furnitur, bahan bangunan untuk rumah, hotel, restoran, hingga sepeda bambu.
Selain itu, RPB juga dibangun di Sukoharjo, Jawa Tengah yang sebagian besar warganya mengandalkan pembuatan kerajinan rotan sebagai mata pencaharian utama.
RPB ini menjadi upaya untuk mengatasi beragam permasalahan UMKM perajin rotan, seperti masalah bahan baku furniture dan kerajinan, sekaligus menguatkan UMKM dari sisi hulu, produk, pemasaran, hingga kelembagaan.
Pengembangan RPB didukung kemudahan dalam akses pembiayaan yang dapat diterapkan oleh sebuah ekosistem bisnis yakni melalui KUR Klaster.
Pelaku UMKM yang tergabung dalam ekosistem atau klaster memiliki manfaat kolektif untuk mengakses pembiayaan dan akses pasar untuk meningkatkan skala ekonomi.
Hal tersebut pula yang dapat diterapkan oleh ekosistem atau klaster dalam industri fesyen, di mana industri fesyen memiliki peran yang sangat penting dalam perekonomian Indonesia.
Tercatat, 18 persen PDB Nasional berasal dari sektor ini, bahkan industri fesyen juga menyumbang 66 persen dari total nilai ekspor produk ekonomi kreatif Indonesia.
Salah satu ekosistem fesyen yang sudah berkembang stabil di Indonesia adalah Jakarta Clothing Expo (Jakcloth).
Karena itu, Menteri Teten Masduki berharap agar Jakcloth bisa mengakses pembiayaan KUR Klaster.
Melalui KUR Kluster, setiap orang dapat mengakses pembiayaan hingga Rp 500 juta.
"Tentu harus ada badan hukumnya, yaitu koperasi," tegasnya.
Menteri Teten mencontohkan toko oleh-oleh Krisna di Bali yang di dalamnya ada pemasok barang dagangannya sekitar 360 UMKM.
Mereka itu kemudian membentuk koperasi dan lantas dihubungkan dengan KUR klaster.
"Jadi, nanti para tenant Jakcloth bisa mengambil itu juga. Pengalaman selama 14 tahun dan 30 event dalam setahunnya itu sudah menunjukkan bahwa produksinya stabil. Jadi nanti kita coba Jakcloth menjadi bagian KUR klaster," terang Menteri Teten.
Meski demikian, Menteri Teten mengingatkan Jakcloth maupun produsen pakaian dalam negeri untuk terus memperhatikan pengembangan R&D (Research & Development).
Hal ini mengingat gaya hidup dalam busana itu cepat sekali berubahnya atau sangat dinamis.
Hingga April 2023, KUR Klaster Berbasis Rantai Pasok telah direalisasikan sebesar Rp 538,7 miliar kepada 50 Klaster dengan anggota klaster sebanyak 5.310 UMKM oleh 9 Penyalur KUR.
Menteri Teten berharap lembaga keuangan dapat memperluas skema KUR Klaster.
Secara total ekspektasi yang akan ikut dalam penyerahan KUR Klaster Berbasis Rantai Pasok sebesar Rp 1,34 triliun, yakni 117 klaster dengan anggota klaster sebanyak 15.776 UMKM.
“Untuk itu, upaya-upaya terobosan, termasuk melalui program KUR Klaster Berbasis Rantai Pasok penting dijalankan sebagai bagian dari upaya meningkatkan akses penyaluran kredit bagi pelaku ekonomi kerakyatan,” pungkas Menteri Teten. (mrk/jpnn)
Redaktur : Sutresno Wahyudi
Reporter : Sutresno Wahyudi, Sutresno Wahyudi