SURABAYA - Persebaya Surabaya harus meraih kemenangan jika ingin tetap bersaing di kancah Indonesia Premier League (IPL). Dalam match day keempat sore ini (8/1) (siaran langsung RCTI 15.30 WIB) Green Force akan menjamu PSM Makassar di Stadion 10 Nopember.
Hasil sekali menang dan dua kali kalah dari tiga laga yang dilakoni bukan raihan yang bisa dibanggakan tim kebanggaan arek-arek Suroboyo itu. Tak heran hingga kemarin (7/1) Erol Iba dkk masih terpuruk di posisi delapan klasemen sementara. Sedang PSM nangkring di posisi lima dengan poin empat hasil dari sekali menang dan sekali seri.
Nah, pertarungan kedua tim sore ini diprediksi bakal berlangsung dalam tempo yang cepat. Maklum kedua tim sama-sama mengandalkan speed dan power sebagai ciri khas permainannya. Dan jangan lupa, kedua tim ini dihuni banyak pemain muda bertalenta.
Rerata usia penggawa Persebaya banyak yang di bawah usia 25 tahun. Sebut saja Andik Vermansyah (20 tahun), Rendi Irawan (24 tahun), Feri Ariawan (24 tahun), serta Taufiq (24 tahun). Hanya tiga pemain inti yang berusia kepala tiga. Yakni Erol Iba (33 tahun), Mat Halil (32 tahun), dan Amaral (38 tahun).
Di kubu PSM, para pemain yang masih "hijau" juga menjadi tulang punggung tim. Juku Eja, julukan PSM, mengandalkan Hendra Wijaya (22 tahun), Kwon Jun (23 tahun), dan I Ketut Mahendra (24 tahun) di lini pertahanan. Dan hanya dua pemain inti yang usianya lebih dari 30 tahun. Andi Oddang (34 tahun) dan Dav id da Rocha (31 tahun).
Karena sama-sama punya karakter permainan yang hampir sama, mengedepankan kecepatan dan tenaga, tinggal pintar-pintarnya pelatih mengatur strategi. Penempatan pemain kunci di tempat yang tepat akan membawa keunggulan bagi tim yang cermat memanfaatkan situasi.
Kalau PSM tampil full team, kondisi bertolak belakang ada Persebaya. Persebaya tidak dalam kondisi 100 persen karena palang pintu belakang, Otavio Dutra hampir bisa dipastikan tak turun. Hal tersebut karena pemain asal Brazil itu masih terganjal International Transfer Certificate (ITC)-nya.
Selain itu, enam pemain muda Persebaya dipanggil timnas U-21 untuk menjalani seleksi di Jakarta sejak kemarin (7/1) hingga SEnin (9/1) mendatang. Keenam pemain tersebut adalah Aulia Ardi, Nur Fasta, Dimas Galih, Saddam Tenang, Rian Wahyu, dan Miko Ardianto.
Asisten pelatih Persebaya Ibnu Grahan mengakui kalau PSM merupakan tim papan atas tanah air. "PSM itu tim berkualitas. Saya dengar mereka punya gaya main cepat," ucap Ibnu kemarin (7/1). Meski demikian, mantan pemain Persebaya itu yakin timnya bisa meredam karakter cepat dan keras ala PSM.
"Ibnu tentunya punya motivasi sendiri dalam laga melawan PSM ini. Masih segar dalam ingatan Ibnu kala Persebaya dipermak dengan skor 4-0 oleh Andi Oddang dkk, April lalu di Stadion Andi Mattalitti, Makassar dalam kompetisi Liga Primer Indonesia (LPI). Ibnu menjadi pelatih kepala ketika itu menggantikan pelatih Aji Santoso yang terkena tipes.
"Kalau ingin menang pasti semua tim juga mau. Tinggal bagaimana kita bisa memaksimalkan peluang yang ada untuk bisa meraih tiga poin," tutur Ibnu.
Di sisi lain, pelatih PSM Petar Segrt mengakui kalau kondisi timnya siap tempur. Sebanyak 30 pemain dibawanya ke Kota Pahlawan. "Saya menghormati nama besar Persebaya. Namun demikian saya sampaikan ke anak-anak jangan sampai beban mental bertemu Persebaya," ucap Petar.
Pelatih berusia 45 tahun itu berharap anak asuhnya bisa mengeluarkan kemampuan terbaik. Apalagi dalam lima laga resmi yang dilalui PSM, mereka mencatatkan hasil empat kali menang dan sekali draw. "Saya harap tren positif ini berlanjut," tutur Petar.
Soal kekuatan Persebaya sendiri, mantan pelatih Bali Devata itu menyebut kolektivitas adalah senjata utama. "Saya tak mau menyebut satu-satu pemain Persebaya yang kami anggap bagus. Semua bagus. Kami suah siap menahan Persebaya," ujar Petar. (dra)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Tarik Dukungan Perangkat Pertandingan
Redaktur : Tim Redaksi