jpnn.com - BINTANG-bintang tua masih menjadi andalah sejumlah kontestan Piala Dunia 2014. Ironisnya, justru negara yang punya tradisi hebat di pentas sepak bola dunia lah yang masih mengandalkan pemain-pemain gaek tersebut.
Spanyol misalnya. Jawara edisi 2010 itu masih mengandalkan generasi emas yang menjadi pilar di tiga even besar (Euro 2008, Piala Dunia 2010 dan Euro 2012).
BACA JUGA: Dimenangkan Brasil 4-3
Pemain-pemain seperti Iker Casillas, Xavi, Andres Iniesta, David Villa, Xabi Alonso dan Fernando Torres merupakan pilar La Furia Roja di tiga even akbar tersebut. Tapi, di Piala Dunia 2014 ini, usia mereka rata-rata sudah di atas 30 tahun.
Nah, dari sekian bintang veteran Spanyol, baru David Villa yang sudah resmi memutuskan pensiun dari pentas internasional selepas Piala Dunia 2014. Villa merasa tak mungkin bisa tampil di Piala Dunia 2018, karena saat itu usianya sudah 36 tahun.
BACA JUGA: Indra Sjafri Bakal Beri Kesempatan Lebih Putra Daerah
"Saya tak suka mengucapkan salam perpisahan. Namun, saya harus realistis. Piala Dunia 2014 ini merupakan pengabdian terakhir saya bersama timnas," kata Villa kepada Marca.
Meski sudah berusia senja, tapi Villa masih menunjukkan kapasitasnya sebagai pemain bintang. Dua gol yang diceploskan pada laga uji coba Spanyol melawan El Salvador Minggu lalu (8/6), memantapkan posisi Villa sebagai top scorer sepanjang masa Spanyol dengan 58 gol.
"Melihat usia, level performa, dan segara yang sudah saya berikan kepada timnas, saya pikir memang sudah waktunya saya pensiun," ujar pemain yang akan bermain di Amerika Serikat bersama New York FC setelah Piala Dunia itu.
BACA JUGA: Keributan Melanda Kamp Timnas Belanda
Isyarat pensiun juga dilontarkan gelandang gaek Inggris Frank Lampard. Di usianya yang sudah 35 tahun, Lampard merasa sulit untuk bertahan di timnas.
"Tampaknya seperti itu," kata Lampard saat diwawancarai BBC soal rencana pensiun dari timnas selepas Piala Dunia 2014.
"Rasanya sulit untuk mengeluarkan kata-kata itu, karena saya sangat bangga bermain untuk Inggris. Tapi, siapa yang tahu apa yang akan terjadi - Semoga saja kami berhasil di Piala Dunia dan saya akan berkomentar lagi setelah itu," ujar pemain yang sudah 105 kali membela timnas itu.
Pemain gaek lainnya di skuad Inggris adalah Steven Gerrard. Seperti Lampard, gelandang Liverpool itu juga tengah mempertimbangkan untuk pensiun dari timnas selepas Piala Dunia 2014. "Saya tidak akan bertahan jika memang tidak dibutuhkan," kata Gerrard.
"Saya akan mencari waktu yang tepat dan duduk bersama manajer untuk membuat keputusan. Hal ini tergantung pencapaian Inggris di Piala Dunia nanti, bagaimana performaku, bagaimana performa tim," jelasnya.
Piala Dunia 2014 kemungkinan juga akan menjadi panggung perpisahan dua bintang senior Italia, Gianluigi Buffon dan Andrea Pirlo. Buffon sudah berusia 36 tahun, sedangkan Pirlo satu tahun lebih muda. Mencari pemain yang bisa menggantikan posisi mereka berdua jelas bukan merupakan pekerjaan yang mudah.
Namun, tetap mengandalkan keduanya di even besar seperti Euro 2016 dan Piala Dunia 2018 juga terlalu riskan. Sebab, keduanya bakal semakin tua dan kemampuannya makin merosot. (ady/bas)
Piala Dunia Terakhir
- Miroslav Klose (Jerman)
Pemain kelahiran Poaldia itu hanya butuh dua gol untuk menjadi pencetak gol terbanyak di sepanjang sejarah Piala Dunia, membuatnya melewati Ronaldo dari Brasil yang sudah mencetak total 15 gol.
Klose sudah berusia 36 tahun sebelum Piala Dunia berlangsung striker Lazio itu akan berharap dirinya berada di performa terbaik menjelang turnamen dimulai.
Usai tidak terlalu bersinar bersama Lazio, yang juga mengalami penurunan performa musim lalu, banyak pihak yang terkejut melihat nama Klose masih masuk dalam skuad Jerman. Namun tidak ada banyak pemain yang sudah punya begitu banyak pengalaman di Piala Dunia seperti Klose.
- Xavi dan generasi Emas Spanyol
Enam tahun terakhir jadi episode emas bagi Spanyol. Tiga gelar event major jadi buktinya. Tidak peduli apakah Spanyol akan mempertahankan gelarnya, banyak pemain bintang mereka akan mundur dari timnas usai Piala Dunia.
Xavi (34), Iker Casillas (33), David Villa (32) dan Xabi Alonso (32), ditambah lagi Andres Iniesta dan Fernando Torres (keduanya sudah berusia 30 tahun) semuanya punya peran besar untuk menambah koleksi trofi Spanyol, namun tahun ini nampaknya akan menjadi kesempatan terakhir mereka untuk melakukannya.
- Gianluigi Buffon dan Andrea Pirlo (Italia)
Turnamen di musim panas ini akan menjadi yang terakhir kita melihat dua pemain hebat ini di panggung Internasional. Buffon sudah berusia 36 tahun, sedangkan Pirlo satu tahun lebih muda. Mencari pemain yang bisa menggantikan posisi mereka berdua jelas bukan merupakan pekerjaan yang mudah.
Keduanya memainkan peran vital dalam kesuksesan Juventus musim lalu dan akan menjadi tulang punggung Italia untuk mengulangi puncak prestasi yang pernah mereka raih di tahun 2006.
- Steven Gerrard dan Frank Lampard (Inggris)
Dua pemain ini masuk dalam golongan generasi emas Inggris ketika mereka memulai karirnya. Baik Lampard dan Gerrard sekarang sudah tidak lagi menanggung beban akibat ekspektasi pendukung Three Lions, namun mereka akan berpikir keras untuk terus melanjutkan karir Internasional usai Brasil 2014 berakhir.
Pasangan ini dikenal berkat debat tiada akhir yang mempertanyakan apakah keduanya bisa bermain bersama di satu lapangan, namun sebagai pemain yang mengoleksi caps terbanyak untuk Inggris, sudah jelas pengalaman mereka akan lebih dibutuhkan di turnamen sebesar Piala Dunia.
Gerrard akan menjadi kapten tim dan kemungkinan besar akan memainkan setiap pertandingan. Namun masih patut dipertanyakan apakah Roy Hodgson akan terus memasukkan Lampard dalam skema yang dia gunakan nanti.
Yang jelas, Piala Dunia 2014 mungkin akan menjadi kesempatan terakhir untuk melihat dua sosok hebat ini ada di dalam skuad Inggris.
- Arjen Robben dan Wesley Sneijder (Belanda)
- Didier Drogba (Pantai Gading)
Drogba sudah memasuki usia 36 tahun di bulan Maret, namun eks pemain Chelsea itu sama sekali tidak kekurangan passion dalam penampilannya.
Ia menjalani karir yang cukup bervariasi kala berada di Turki bersama Galatasaray dan ia sudah siap untuk pindah ke klub lain musim depan, klub manapun yang siap memanfaatkan kekuatan yang ia punya untuk mencetak gol.
Sampai saat ini ia masih menjadi jantung dan inspirasi utama Pantai Gading dan akan mencatatkan caps ke-100 di laga perdana melawan Jepang pada 15 Juni mendatang. Tidak hanya ia adalah kapten bagi negaranya, namun ia juga merupakan top skorer sepanjang masa dengan koleksi 63 gol, dan jika ada negara Afrika yang punya kesempatan untuk memenangkan Piala Dunia, maka itu adalah Pantai Gading yang kini tengah diperkuat oleh Drogba.
- Samuel Eto'o
Sama seperti Pantai Gading dan Didier Drogba, negara Afrika lain yang akan kehilangan pemain terbaik mereka dalam beberapa minggu mendatang.
Samuel Eto'o dari kamerun mungkin baru satu kali tampil di Piala Dunia sebelum Brasil, mengingat negaranya tidak selalu dijamin bisa tampil di putaran final. Sepanjang musim pertamanya di Chelsea tahun lalu, ia mencetak sembilan gol dalam 21 pertandingan dan tidak dalam form terbaiknya menjelang turnamen.
Namun demikian, Eto'o bisa dibilang merupakan satu-satunya pemain bintang yang dimiliki oleh Kamerun. Sama seperti Drogba, ia juga kapten untuk negaranya. Namun sayangnya, bermain melawan Brasil di 23 Juni mendatang nampaknya akan menjadi satu-satunya capaian tertinggi sang pemain di Piala Dunia 2014 dan karir legenda Afrika itu nampaknya bakal hanya berakhir di fase grup.
- Julio Cesar (Brasil)
Sulit untuk menemukan figur penjaga gawang hebat dari Brasil dalam beberapa tahun terakhir. Cesar sukses mengamankan posisi sebagai penjaga gawang utama Brasil selama bertahun-tahun. Namun usai ia mengalami degradasi bersama QPR dan menghabiskan waktu seabgai pemain pinjaman bersama Toronto di MLS, kepercayaan diri dan kemampuannya sudah menurun drastis.
Dia masih menjadi pilihan utama di timnya, tidak akan ada yang ragu akan hal tersebut. Namun jika negara tuan rumah ingin memperkuat lini belakang mereka, maka sektor penjaga gawang jelas layak dipertimbangkan untuk menjadi pertama yang patut dibenahi.
Namun Cesar layak mendapat kesempatan. Di usia yang sudah menginjak 34 tahun, ini akan menjadi panggung besar terakhirnya di dunia Internasional. Mengangkat trofi Piala Dunia akan menjadi penutup yang manis bagi pemain yang pernah memperkuat Internazionale ini.
- Giorgios Karagounis (Yunani)
Kapten Yunani ini memperkuat Fulham di dua musim terakhir, meski ia tidak mampu membantu klubnya lolos dari jurang degradasi. Namun sebagai pemimpin tim sepakbola negaranya, Karagounis akan memberikan semua pengalaman dan pengetahuan yang ia punya untuk membantu negeri para dewa lolos dari fase grup.
Sang pemain bakal bertekad untuk menjadikan Piala Dunia 2014 di Brasil sebagai salam perpisahan yang bagus dan memastikan timnya akan tampil lebih baik dibandingkan empat tahun lalu.
- Diego Forlan (Uruguay)
Diego Forlan mungkin sudah tidak banyak didengar di level klub, namunia selalu menjadi ancaman kapan pun sebuah turnamen berskala Internasional digelar. Pemain berusia 35 tahun ini sudah mengoleksi 108 caps untuk Uruguay, yang terbanyak di antara pemain lain, namun ia sekarang bermain untuk klub Jepang Cerezo Osaka.
Meski demikian, mantan striker Manchester United ini akan bertekad untuk melanjutkan rekornya yang apik di Piala Dunia. Ia mencetak lima gol di turnamen edisi 2010, dan kini hanya terpaut dua gol dari Luis Suarez untuk menjadi top skorer sepanjang masa di negaranya.
- Mario Yepes (Kolombia)
Satu pemain yang sudah pasti tidak akan kita lihat keberadaannya di Piala Dunia berikutnya adalah bek berusia 38 tahun Mario Yepes. Ia sudah mencatatkan 100 caps untuk negaranya, dan sudah pasti akan mengakhiri karir di level Internasional musim panas ini. Namun ia masih akan menjadi kapten bagi timnya di laga perdana melawan Yunani di 14 Juni nanti.
Meski sudah menjalani karir selama 15 tahun di Timnas Kolombia, Yepes masih belum pernah merasakan bermain di Piala Dunia, dan kesetiaannya terhadap negara akan terbayar di musim panas ini.
BACA ARTIKEL LAINNYA... Timnas Senior Mencari Target Man Terbaik
Redaktur : Tim Redaksi