SURABAYA - Mabes TNI dijadwalkan merayakan HUT Ke-63 TNI pada Selasa (7/10) secara besar-besaran. Seperti tahun sebelumnya, acara yang digeber di dermaga Ujung, Mako Armada RI Kawasan Timur (Armatim), itu akan diisi beragam aksi unjuk kekuatan militer. Namun, tahun ini bakal lebih wah.
Sebab, kekuatan militer kali ini merupakan akumulasi alat utama sistem persenjataan (alutsista) selama 10 tahun pemerintahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono.
Meski tinggal menyisakan waktu tidak sampai dua minggu, persiapan tidak bisa dilakukan asal-asalan. Sebagai bentuk keseriusan TNI menghelat HUT yang melibatkan alutsista tiga angkatan itu, Panglima TNI Jenderal Moeldoko pun turun langsung untuk memimpin kegiatan geladi kemarin (25/9). Geladi kesiapan pasukan dan material tempur didemonstrasikan sesuai rencana pada hari H mendatang.
Seperti pada latihan-latihan sebelumnya, Moeldoko masih menunjukkan mimik kecewa. ''Saya belum puas dengan latihan di tiga media (darat, laut, dan udara) ini,'' seru Moeldoko.
Dia menilai personel yang terlibat dalam defile, parade, dan demonstrasi tempur belum tampil secara maksimal. Karena itu, Moeldoko ingin prajuritnya terus membiasakan dengan cuaca kurang bersahabat.
Sedikitnya ada 11 demonstrasi yang berlangsung selama 176 menit atau 3 jam kurang 4 menit. Mulai aksi serangan udara langsung 2 menit dan Jupiter Aerobatic Team 18 menit (keduanya dari TNI-AU) hingga operasi lintas udara 9 menit oleh TNI-AD. Selain itu, bantuan tembakan kapal dan antikapal selam 4 menit, manuver tank menembak di laut 10 menit, terjun statik laut 9 menit, dan heli water jump3 menit (diperankan TNI-AL).
Pasukan khusus TNI juga kebagian mendemonstrasikan pembebasan sandera selama 20 menit. Selebihnya demonstrasi gabungan tiga matra bela diri militer modern selama 13 menit, defile pasukan dan material 64 menit, sailing pass 14 menit, dan flypass 10 menit.
Moeldoko menambahkan, dalam setiap geladi mesti dibutuhkan presisi tinggi. Jenderal bintang empat itu kemudian memerintah komandan satuan agar berlatih lebih keras.
Lantaran hendak menampilkan sesuatu yang sulit, dia meminta dalam setiap latihan demonstrasi tidak lagi mempertunjukkan sesuatu yang biasa. Mereka dituntut melakukannya dengan penuh tantangan dan terasa tidak mudah. ''Kalau demonstrasinya gampang, buat apa dipertunjukkan. Itu biasa saja, tidak ada nilainya,'' tegas alumnus Akmil 1981 terbaik tersebut.
Dalam latihan sebelumnya, Moeldoko mengaku sakit perut ketika melihat kompi pamen dalam barisan defile dan parade. Dia spontan mengeluarkan ancaman bakal mencopot komandan satuan jika performa anak buahnya tidak berubah menjadi lebih kompak. Bahkan, dia juga berseloroh, prajurit yang tidak sesuai dengan ekspektasi dibuang ke laut saja. Apalagi lokasi defile dan parade di dermaga Ujung langsung berbatasan dengan Selat Madura. (sep/c7/hud)
BACA JUGA: Ahok: Nanti DPR juga Bisa Rapat Bubarin KPK
BACA ARTIKEL LAINNYA... Bupati Tapanuli Tengah Digarap Sebagai Tersangka
Redaktur : Tim Redaksi