Panglima: Itu Bukti TNI Sangat Paham dan Menghargai HAM

Sabtu, 23 Juli 2016 – 22:10 WIB
Panglima TNI, Jenderal TNI Gatot Nurmantyo. Foto: Dokumen jpnn

jpnn.com - BEKASI - Tim Satgas Tinombala mendapati dua wanita saat penyergapan terhadap gembong teroris Santoso di Poso, Sulawesi Tengah. Kedua wanita itu sengaja tidak ditembak Satgas karena pertimbangan hak asasi manusia (HAM).

"Kedua wanita yang ada bersama Santoso saat disergap tidak bersenjata, makanya tidak ditembak. Kalau Santoso ditembak karena bersenjata," kata Panglima TNI, Jenderal TNI Gatot Nurmantyo, usai membuka Kejuaraan Nasional (Kejurnas) Kushin Ryu M Karate-Do Indonesia (KKI) 2016, di OSO Sports Center, Bekasi - Jawa Barat, Sabtu (23/7).

BACA JUGA: Ingat Yes! Besok Hari Terakhir ‎Tes CPNS dari Bidan PTT

Ketua Umum Pengurus Besar Federasi Olahraga Karate Indonesia (Forki) ini menjelaskan, tidak menembak dua wanita karena tanpa senjata meski bersama Santoso merupakan prosedur tetap (protap) yang harus ditaati oleh setiap prajurit TNI.

"Protap tersebut dasarnya adalah menghormati hak asasi manusia (HAM). Jadi saya ingin tegaskan kembali bahwa kalau ada orang bilang TNI tidak paham HAM, itu adalah salah besar," tegas dia.

BACA JUGA: Tagar AhokKhianatiJkw Sedang Santer di Twitter

Bagi TNI imbuh Nurmantyo, serumit apa pun kondisi di lapangan sebagaimana yang terjadi saat penyergapan Santoso di Poso, protap dilarang menembak siapa pun yang tidak bersenjata masih bisa dipatuhi.

"Itu bukti bahwa TNI sangat paham dan menghargai HAM," pungkasnya.(fas/jpnn)

BACA JUGA: Beginilah Kronologis Penangkapan Istri Kedua Santoso

BACA ARTIKEL LAINNYA... PDIP Dorong Penguatan Rekayasa Teknologi demi Realisasi Amanat Konstitusi


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler