Panglima Perang Rusia Meninggal di Ukraina Bertambah, Analis: Itu Frustrasi

Senin, 07 Maret 2022 – 11:41 WIB
Salah satu panglima perang Rusia di Ukraina Vladimir Zhoga. Foto: diambil dari The Sun

jpnn.com, DONETSK - Salah seorang panglima perang Rusia di Ukraina Vladimir Zhoga dilaporkan gugur dalam pertempuran di Volnovakha, Donetsk Oblast.

Zhoga tewas dalam pertempuran di kota yang terletak di timur Ukraina itu pada Sabtu (5/3).

BACA JUGA: Jenderal Rusia Meninggal Dunia di Tangan Penembak Jitu Ukraina

Denis Pushilin, yang mengepalai Donetsk, wilayah yang ingin memisahkan diri dengan Ukraina mengonfirmasi kabar tewasnya Zhoga itu di Telegram.

"Komandan batalion pengintai terpisah Sparta, Kolonel Pengawal Vladimir Zhoga meninggal seperti pahlawan di Volnovakha," tulisnya.

BACA JUGA: Rusia Menginvansi Ukraina, Iwan Fals: Enggak Habis Pikir Saya

Menurut Pushilin, Zhoga tewas dalam operasi mengevakuasi warga sipil dari Volnovakha.

The Sun melansir, Volnovakha merupakan salah satu kota di mana pasukan Rusia melanggar perjanjian gencatan senjata pada Sabtu.

BACA JUGA: Kisah Romantis Banget di Tengah Krisis Ukraina, Anda Harus Baca

Zhoga bergabung dengan pemberontak yang didukung Rusia pada 2014, tahun yang sama saat Batalion Sparta mendapat dukungan dari Moskow.

Kelompok tersebut berada di balik gelombang serangan mematikan terhadap pasukan Ukraina dan mengobarkan perang di wilayah Donbass sejak permusuhan pecah delapan tahun lalu.

Mantan pemimpinnya, Arsen Pavlov, yang dikenal sebagai Motorola, dituduh melakukan kejahatan perang di Kiev dan meninggal pada 2016.

Kematian Zhoga merupakan pukulan besar lainnya bagi Presiden Rusia Vladimir Putin.

Sebelumnya dua panglima perang Rusia juga gugur pekan lalu dan pasukannya gagal meraih keuntungan teritorial secepat yang diperkirakan Putin.

Salah satu dari dua panglima tinggi militer Rusia yang tewas sebelumnya ialah Mayor Jenderal Andrei Sukhovetsky.

Para analis militer dari Barat meyakini petinggi Rusia di medan perang mengekspos diri mereka di garis depan dan menjadi ujung tombak pasukan yang tidak terlatih melakoni perang mendadak.

"Itu indikasi dari tingkat frustrasi dan kurangnya kemajuan pasukan. Mereka (panglima perang) mencoba memaksakan kepribadian mereka di medan dan menempatkan diri mereka pada risiko tinggi," kata salah seorang analis.

Pihak militer Ukraina pada Minggu (6/3) mengeklaim telah membunuh sekitar 11.000 tentara Rusia sejak Putin menginvasi sebelas hari yang lalu.

Itu berarti Putin telah kehilangan sekitar 1.000 tentaranya setiap hari. (sun/jpnn)


Redaktur & Reporter : Adek

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler