Panglima TNI: Jangan Mudah Terprovokasi Berita Hoaks

Kamis, 28 Maret 2019 – 21:10 WIB
Warga Banten, santri dan santriwati pada acara Doa Bersama dalam rangka Latihan Kesiapsiagaan Operasional Koarmada I di PLTU Suralaya di Eco Park PT. Indonesia Power, Suralaya Cilegon, Banten, Rabu (27/3). Foto: Puspen TNI

jpnn.com, CILEGON - Saat ini bangsa Indonesia telah memasuki perkembangan baru, yaitu Revolusi Industri 4.0 yang memiliki dampak positif dan negatif. Positifnya adalah mempermudah pekerjaan manusia dan negatifnya semakin maraknya penyebaran berita hoaks.

“Dengan perkembangan Revolusi Industri 4.0 ini, jangan lagi mudah terprovokasi oleh berita-berita hoaks atau bohong,” kata Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto pada acara Doa Bersama Panglima TNI dengan masyarakat Banten dalam rangka Latihan Kesiapsiagaan Operasional Koarmada I di PLTU Suralaya, bertempat di Eco Park PT. Indonesia Power, Suralaya Cilegon, Provinsi Banten, Rabu (27/3/2019) malam.

BACA JUGA: TNI dan Kemenko Kemaritiman Teken Nota Kesepahaman Bersama

BACA JUGA: Kemenkominfo Sikat 1.700 Berita Hoaks di Dunia Maya

Acara tersebut mengangkat tema “Melalui Istighosah Prajurit TNI dan Masyarakat Kita Wujudkan Semangat Kebersamaan, Rasa Kekeluargaan serta Memperkukuh Kemanunggalan TNI-Rakyat Dalam Menjaga NKRI.”

BACA JUGA: KMA Apresiasi Aplikasi Karya Santri

Panglima TNI mengimbau kepada seluruh masyarakat, khususnya kepada para santri dan santriwati dalam menghadapi Revolusi Industri 4.0 untuk lebih mempererat persatuan dan kesatuan dalam menjaga keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

“Saya mengajak kepada seluruh masyarakat dan khususnya para santri yang ada di seluruh Pondok Pesantren di Banten agar tidak melakukan ujaran kebencian. Hal ini harus kita lakukan bersama untuk menjaga negara Indonesia menjadi negara makmur, gemah ripah loh jinawi toto tentrem kerto raharjo,” katanya.

BACA JUGA: Panglima TNI Bareng Kapolri Sudah Tiba di Papua, Nih Agendanya

Lebih lanjut, menurut Marsekal Hadi, pada tahun 2045 bangsa Indonesia akan menjadi kekuatan ekonomi nomor empat terbesar di dunia. Untuk menghadapi hal tersebut, generasi muda tidak boleh berdiam diri, namun harus belajar.

Menurutnya, para santri dan santriwati adalah sumber daya manusia unggul yang telah disiapkan untuk mengisi pembangunan dalam menghadapi Indonesia emas pada tahun 2045.

“Persyaratan menghadapi Indonesia emas tahun 2045 adalah menyiapkan sumber daya manusia terutama generasi mudanya dengan menjadi manusia yang unggul, sehingga dapat menghasilkan produktifitas dan didukung dengan teknologi tinggi,” ujarnya.

Panglima TNI menegaskan bahwa sejatinya persatuan dan kesatuan seluruh komponen bangsa adalah prasyarat mutlak dalam pembangunan nasional.

Menurutnya, pembangunan yang tidak hanya akan meningkatkan kesejahteraan, tetapi juga menjamin kedaulatan negara, keutuhan wilayah serta perlindungan bagi seluruh rakyatnya.

“Oleh karena itulah, TNI tidak akan pernah melupakan jati dirinya sebagai Tentara Rakyat, Tentara Pejuang, Tentara Nasional, dan Tentara Professional,” ucapnya.

Di hadapan 5.000 orang yang hadir dalam acara doa bersama tersebut, Panglima TNI menjelaskan bahwa tujuan diadakannya Latihan Kesiapsiagaan Operasional TNI di Banten adalah sebagai bentuk pertanggungjawaban TNI kepada rakyat karena seluruh Alutsista TNI dibeli menggunakan uang rakyat.

“Pengadaan Alutsista TNI yang modern, pendidikan dan latihan bertujuan meningkatkan profesionalisme TNI agar dapat melindungi Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) dari segala ancaman baik yang datang dari dalam negeri maupun luar negeri,” tuturnya.

Turut hadir pada acara tersebut di antaranya Gubernur Banten Wahidin Halim, Pangdam III/Siliwangi Mayjen TNI Tri Soewandono, Asops Panglima TNI, Mayjen TNI Ganip Warsito, Aster Panglima TNI, Mayjen TNI George Elnadus Supit, Kapolda Banten Irjen Pol. Tomsi Tohir Balaw, Kapusbintal TNI, Laksma TNI Budi Siswanto, Waasrena Kasau, Marsma TNI Purwoko Aji Prabowo, KH Abuya Ahmad Muhtadi Dimyathi, KH Tubagus Abdul Hakim, KH Hafidz Anshori, para Pejabat Daerah, Tokoh Agama, Tokoh Adat dan Tokoh Masyarakat.(fri/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Imam Nahrawi Ceritakan Perjalanan Hidupnya dari Santri Menjadi Menteri


Redaktur & Reporter : Friederich

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler