Panglima TNI: Menyudutkan Agama Lain Pasti Bukan Ulama Indonesia

Senin, 19 Juni 2017 – 07:53 WIB
Panglima TNI Jenderal TNI Gatot Nurmantyo. Foto: Dok. Puspen TNI

jpnn.com, MEDAN - Ulama Indonesia dalam sejarahnya adalah pemersatu bangsa. Namun apabila ada orang yang berpakaian seperti ulama tetapi memecah belah bangsa untuk menyudutkan agama lain itu pasti bukan Ulama Indonesia. Alasannya, di dunia ini hanya tinggal Indonesialah agama terbesar berpenduduk muslim yang masih menunjukkan muslim yang Rahmatan Lil Alamin.

Demikian disampaikan Panglima TNI Jenderal TNI Gatot Nurmantyo di hadapan 5.000 Prajurit TNI, Polri, Tokoh Agama dan Tokoh Masyarakat serta 1.000 Anak Yatim Piatu saat melaksanakan Safari Ramadan di Lapangan Benteng, Jalan Candi Mendut, Medan, Sumatera Utara, Sabtu malam (17/6/2017).

BACA JUGA: Panglima TNI Berbuka Puasa Bersama Ribuan Umat Muslim di Banten

Panglima TNI menjelaskan bahwa mayoritas (90 persen) penduduk Indonesia adalah muslim yang dipimpin oleh para Ulama. Sejarah kemerdekaan bangsa ini dilandasi dengan semangat persatuan kesatuan dan gotong royong para ulama dan tokoh agama lainnya.

“Setelah merdeka, sebagian ulama dan santri kembali ke pesantren, tetapi ada juga yang tetap mengabdi dalam perjuangan bersenjata untuk mengamankan kemerdekaan yang diraih dengan membentuk badan keamanan rakyat. Bahkan Panglima pertama TNI Jenderal Sudirman adalah seorang guru agama dan seorang Kiai, maka di dalam TNI pasti mengalir darah Islam. Jadi, Ulama dengan TNI tidak bisa dipisahkan karena latar belakang sejarah merebut dan mempertahankan kemerdekaan,” ungkap Panglima TNI.

BACA JUGA: Panglima TNI: Rumah Saya Sekarang Sudah Hilang

Lebih lanjut, Jenderal Gatot mengatakan persatuan memiliki arti penting dalam perjalanan perjuangan kemerdekaan bangsa Indonesia yang sebelumnya dilakukan secara kedaerahan.

“Meskipun bangsa kita sudah berjuang selama ratusan tahun untuk meraih kemerdekaan mulai dari Aceh, Sumatera Utara terus sampai Pattimura, namun kemerdekaan tidak terwujud karena masih bersifat kedaerahan,” katanya.

BACA JUGA: Panglima TNI Terima Kunjungan Dubes Malaysia

Menyadari hal itu, kata Panglima TNI, maka pada tahun 1928 semua anak bangsa bersatu tanpa melihat suku, agama, ras, bahasa, semuanya mengaku bertanah air satu, berbangsa satu, berbahasa satu Indonesia. Inilah awal dari perjuangan panjang menyatukan bangsa ini, sehingga dengan gotong royong hanya perlu 17 tahun bangsa ini dapat Merdeka,” terang Panglima TNI.

Panglima TNI mengatakan bahwa Pancasila merupakan hadiah dari para pendiri bangsa termasuk umat muslim kepada Indonesia karena Sila Pertama adalah Ketuhanan Yang Maha Esa menunjukkan bahwa bangsa ini didirikan oleh bangsa yang beragama.

“Ini yang benar-benar harus kita jaga dan rawat bersama. Yang merawat Bhinekaan Tunggal Ika dan Pancasila adalah yang menghadiahkan Pancasila kepada Indonesia, yaitu para alim Ulama dan para tokoh agama lainnya. Sekali lagi, saya katakan bahwa para ulama ikut bertanggung jawab merawat ini semuanya,” jelas Jenderal TNI Gatot Nurmantyo.

Untuk mewujudkan negara yang indah penuh damai, Jenderal Gatot menyampaikan bahwa pada tanggal 17 Agustus 2017 pukul 17.00 sampai pukul 18.00 di seluruh satuan-satuan TNI akan mengadakan doa bersama.

“Kita semuanya akan mengadakan doa bersama Muraja’ah khatam Al-Quran oleh para Hafiz Quran, begitu juga di Gereja ada umat Katolik dan Kristen, di Pura umat Hindu dan Wihara umat Budha, berdoa bersama-sama selama 1 jam sampai jam 18.00,” ujar Panglima TNI.

“Tujuannya adalah kita memohon kepada Allah Subhanahu Wa Ta'ala semoga Indonesia menjadi negara yang penuh kasih sayang, Rahmatan Lil Alamin, semoga kita dapat mewujudkan hal itu bersama,” tutur Panglima TNI.

Jenderal Gatot menjelaskan bahwa kegiatan doa bersama tersebut merupakan implementasi dari penetapan hari lahirnya Pancasila oleh Presiden RI yang juga memerintahkan untuk mengamalkan secara konkrit dalam kehidupan sehari-hari.

“Karena pada hari kemerdekaan, mari kita sama-sama amalkan sila yang pertama Ketuhanan Yang Maha Esa? Semoga yang kita niatkan hari ini mendapat ridho dari Allah SWT dan kita semua sebagai anak bangsa bisa bersama-sama melanjutkan pengabdian kepada Negara Kesatuan Republik Indonesia,” ucap Panglima TNI.

Diakhir sambutannya, Panglima TNI juga berterimakasih kepada para Prajurit TNI dan seluruh elemen masyarakat Sumatera Utara karena pada pelaksanaan Pilkada secara serentak kemarin dapat berjalan dalam keadaan aman, tenang, tentram dan damai.

“Pilkada kemarin menunjukkan bahwa masyarakat Sumatera Utara sangat intelektual dan mengerti demokrasi yang sebenarnya, kepada prajurit saya ucapkan terima kasih dan bangga karena berdasarkan hasil survei menunjukkan kepercayaan masyarakat kepada TNI sangat tinggi, ini bukan suatu hal yang luar biasa, tetapi ini sudah menjadi kewajiban bagi prajurit TNI harus selalu dekat dengan rakyat,” pungkas Jenderal TNI Gatot Nurmantyo.

Turut hadir pada acara tersebut antara lain, Gubernur Sumatera Utara, Pangkostrad, para Asisten Panglima TNI, Pangdam I/BB, Kapuspen TNI, Kapolda Sumatera Utara, para Bupati dan Walikota Provinsi Sumatera Utara.(fri/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Politikus PDIP Nilai Panglima TNI Mengecilkan Peran UU Terorisme


Redaktur & Reporter : Friederich

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler