Pangulu Suruh Warga Bungkam

Sabtu, 30 Maret 2013 – 20:50 WIB
SIMALUNGUN - Kematian Kapolsek Dolok Pardamean AKP Andar Siahaan, Rabu (27/3) akibat diamuk massa masih menyisakan banyak cerita.

Hingga Jumat (29/3), sejumlah warga Nagori Dolok Saribu, Kecamatan Dolok Pardemean belum bersedia bicara. Hal tersebut menurut warga sesuai perintah Pangulu Dolok Saribu L Garingging.

Warga mengaku masih trauma dengan kejadian di kampung mereka. Setelah peristiwa tersebut, sampai saat ini mereka belum juga melakukan aktifitas seperti biasanya.

“Pesan pangulu, Kami no comment soal kasus kematian Kapolsek Dolok Pardamean itu Bang, jadi sory lah,” sebut warga sekitar tempat kediaman penulis togel Kodin Sumbayak yang kini ditetapkan menjadi DPO.

Sampainya awak Metro Siantar (Grup JPNN) di Nagori Dolok Saribu, sepertinya tidak diterima warga sekitar. Hal tersebut terlihat saat mendatangai kediaman salah seorang warga yang kebutulan terlihat ramai.

Awalnya mereka menyambut baik dengan mempersilahkan duduk. Dua pertanyaan dilontarkan, pemilik rumah langsung masuk ke dalam. Selanjutnya disusul sedikitnya enam orang warga yang sempat kumpul membahas soal kematian Kapolsek.

Sembari meninggalkan lokasi, salah seorang ibu rumah tangga sempat berkata, “Kata pangulu kami tidak boleh memberikan informasi kepada orang yang bukan warga Nagori Dolok Saribu. Apalagi kepada wartawan,” kata salah seorang ibu-ibu berlalu pergi bersama temannya.

Dari pengakuan warga, menuju kediaman pangulu yang berjarak sekitar 20 meter dari balai desa guna meminta keterangan soal kronologis pengkapan tersangka togel yang dimaksud.

Ternyata hal serupa juga terjadi di sana, awalnya salah seorang lelaki yang duduk bersama sejumlah perempuan di rumah pangulu sempat mengatakan untuk menunggu sebentar.

Berselang tiga puluh menit di teras rumah pangulu, pintu rumahnya malah ditutup rapat. Merasa belum puas, METRO kembali menggedor rumah tersebut guna meminta keterangan.

Ironisnya dua orang wanita yang saat itu berada di ruang dapur malah mengaku bukan orang setempat. Sehingga ditanya soal keberadaan pangulu, mereka menjawab tidak tahu.

Warga Dipulangkan, Disambut di Balai Desa

Dua hari setelah pengamanan warga Nagori Dolok Saribu, Jumat siang sekitar 86 orang termasuk warga Raja Nihuta dikembalikan dari Polres Simalungun, karena tidak terbukti melakukan penganiyaan. Untuk warga Raja Nihuta tidak ada hal spesial pasca kedatangan mereka.

Hanya saja siang itu sampai di kampung, beberapa dari mereka terlihat meramaikan lokasi terperosoknya mobil Kapolsek.

Sementara untuk, warga di Nagori Dolok Saribu, kedatangan yang bukan tersangka pembunuhan itu disambut hangat di balai desa. Lebih dari tiga jam setelah kembali dari Polres Simalungun, mereka terlihat kumpul di balai desa.

Di sana juga datang para tokoh masyarakat dan orang-orang yang dituakan termasuk para ibu rumah tangga. Tapi tidak dengan anak-anak mereka.

Amatan METRO, para anak di kampung itu sepertinya sengaja tidak diberitahu soal kejadian itu. Begitu balai desa diramaikan, tak satupun anak-anak di sana yang ikut bergabung. Mereka sibuk bermain. Informasi yang berkembang sengaja tidak diberitahu kepada anak untuk menjaga rasa trauma.

Kediaman Tersangka Banyak Kedai Tuak


Upaya wawancara METRO dengan warga terus berlanjut, begitu sampai di perbatasan Nagori Dolok Saribu dengan Nagori Tanjung Saribu terdapat kedai milik marga Sinaga. Selain pemilik warung, di sana ada T Simarmata dan marga Samosir.

Kepada METRO T Simarmata mengatakan, tersangka togel Kodin Sumbayak dikenal loyal kepada pelanggan yang berkunjung ke kedai tuaknya. Selain penulis togel dan pedagang tuak, Kosdim dikenal pemabuk berat. Kabarnya setiap kali Kosdim sudah mabuk, pelanggan yang memesan tuak disuruh mengambil sendiri.

“Baik kali si Kosdim itu Bang. Mungkin karena kebaikannya sehingga sewaktu ditangkap, warga langsung mengejar meminta dia dilepaskan,” kata T Simarmata.

A Samosir warga sekitar yang saat itu ikut berada di kedai menambahkan, untuk daerah Nagori Dolok Saribu sedikitnya terdapat 15 kedai tuak, milik marga Sinaga, Simarmata, Gultom dan ada juga marga Samosir. Tuak yang dijual di sana asli hasil tuak setempat.

Tak sedikit warga setempat berpropesi sebagai paragat tuak. Hal tersebut terlihat banyaknya pohon aren yang tumbuh di sekitar pemukiman warga. Untuk satu gelasnya dibandrol dengan harga Rp1.500.

Selain tuak, Nagori Dolok Saribu juga salah satu daerah pemasok kopi. Banyak warga di sana menanami ladangnya dengan pohon kopi. Saat pasca pembunuhan itu harga kopi di sana turun drastis.

Mulai dari harga Rp25 ribu per tumbak kini turun menjadi Rp13 ribu per tumbak. Sementara kopi yang masih ada kulit dihargai agen hanya Rp4.200 per kg.

“Kampung Dolok Saribu ini banyak kedai tuak Bang, lebih dari 15. Di sini jarang ada hiburan, setiap pulang dari ladang rata-rata warga kumpul di kedai tuak,” kata A Samosir.

Kondisi jalan mulai dari Nagori Dolok Saribu sampai ke kampung Rajanihuta banjir sangat memprihatinkan. Baik di tengan atau di tepi jalan banyak batu berserakan.

Walau kondisi jalan demikian, namun tidak menjadi alasan bagi tersangka untuk mengejar kendaraan kapolsek yang menangkap tersangka togel.

Jarak sekitar lima kilometer dengan berbagai tikungan tuntas dilewati massa demi melepaskan rekannya tersangka penulis togel. Pembelaan masaa seakan berat sebelah, mereka mendekam dalam jerusi besi Poldasu, sementara orang yang ingin diselamatkan berhasil melarikan diri.

T Simarmata mengatakan, selama 52 tahun bermukim di Nagori Dolok Saribu, kondisi jalan penuh dengan bebatuan sudah menjadi hal biasa. “ Memang dari dulunya jalan dikampung ini rusak parah,” katanya.

Masih kata mereka, jumlah keluarga Dolok Saribu Saribu sekitar 300-400 KK. “Kalau jumlah KK di sini (Dolok Saribu) lumayan banyak Bang, hampir 400-an,” katanya.

Tersangka Penulis Togel Asli Warga Setempat


Empat orang anak yang dilahirkan Tamaria br Aruan istri tersangka penulis togel Kosdim, tetap tinggal di rumah. Penangkapan Tamaria oleh personel Polres Simalungun tak membuat  mereka mengungsi. Anak pertama tersangka seorang wanita sekarang duduk di kursi perkuliahan di Kota Medan. Dari informasi yang beredar, dia terpaksa pulang demi mengurusi ketiga adiknya.

Selain itu, saudara Kosdim juga banyak di sana. Tersangka dikabarkan asli masyarakat Dolok Saribu. Namun sejak kejadian malam itu, hingga kini kedai tuak kediaman tersangka terpaska tutup, karena warga yang biasa mengantar tuak terpaska libur karena pemilikya kabur, sementara istrinya di kantor polisi.

“Memang asli orang sini suami si Tamaria itu Bang, saudara mereka juga banyak yang tinggal di kampung ini,” kata ibu yang tidak mau melanjutkan komentar itu, Jumat (29/3) sore. (eko)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Hindari Motor Matic, Mobil Patroli Polisi Terbalik

Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler