Panitia Pembukaan ISL Merugi

Izin Telat, Penjualan Tiket Terlambat

Senin, 07 Januari 2013 – 10:05 WIB
PALEMBANG - Panpel Sriwijaya FC merugi menggelar pertandingan pembuka Indonesia Super League (ISL) 2012/2013. Pemasukan tiket tidak sebanding dengan biaya pengeluaran yang mencapai Rp800 juta. Apalagi, penyelenggaraan sempat terganjal akibat molornya izin dari Mabes Polri yang membuat penjualan tiket tidak maksimal.

Ketua Panpel Sriwijaya FC Augie Bunyamin sempat memerintahkan menstop segala kegiatan terkait pembukaan ISL sebelum ada kejelasan izin dari Mabes Polri. Termasuk di dalamnya kegiatan penjualan tiket. Pembekuan aktifitas persiapan pembukaan ISL dilakukan sejak Jumat pagi.

Alasan penyetopan aktifitas karena menjaga harmonisasi dengan pihak terkait di Sumsel. Kran penyetopan dibuka setelah Augie mendapatkan telpon dari Dirintelkam Polda Sumsel Kombes Pol Budi Dermawan usai terima radiogran dari Mabes Polri pukul 13.15 WIB kemarin atau kurang lebih enam jam sebelum kickoff ISL 2012/2013.

"Kami sebenarnya siap 100 persen karena persiapan sudah sepekan lalu. Panggung sudah berdiri, sesuai jadwal Slank akan manggung mulai pukul 17.00 WIB. Namun persiapan sempat macet karena izin belum turun. Setelah mendapatkan telpon, saya langsung meminta semua bergerak untuk melanjutkan persiapan pembukaan ISL. Mulai dari persiapan check sound hingga pengaktifan kembali penjualan tiket," terang Augie.

Pria yang juga Direktur Keuangan Sriwijaya FC ini mengaku lega dengan kepastian izin dari Mabes Polri, namun imbas dari molornya kepastian izin ini, membuat penjualan tiket kurang maksimal. Panpel menyiapkan 23.700 lembar tiket untuk acara pembukaan. Tiket itu dilepas dengan harga mulai Rp20 ribu sampai Rp50 ribu yang disebar untuk tribun barat, utara, dan timur. Tribun selatan dikosongkan untuk pemasangan panggung Slank.

Beruntung, tiket ludes juga. Augie pun senang, karena pemasukan dari tiket sangat membantu panpel sekalipun itu tidak bisa menutup pengeluaran. Jika tiket ludes, panpel bisa meraup sekitar Rp350 juta. Sementara total biaya penyelenggaraan mencapai Rp800 juta.

Dijelaskan bos Hotel Swarna Dwipa ini, dana sebesar itu untuk membooking grup band Slank dan biaya produksi seperti setting panggung dan lighting. Bagian ini menyedot sekotar Rp400 juta. Separonya lagi untuk biaya menggelar pertandingan pembuka ISL dan personel keamanan.

"Semua dana ditanggung sendiri oleh Sriwijaya FC. Kami tidak masalah merugi. Terpenting kompetisi berjalan lancar dan sesuai jadwal," terang Augie.

Bagi Augie, ini kali pertama mengurus pertandingan dengan keruwetan tingkat tinggi. Karena itulah, dia menyarankan semua pihak selesaikan dulu persyaratan yang didengungkan oleh Plt Menpora Agung Laksono. Salah satunya, klub selesaikan dulu tunggakan gaji pemain dan pelatih musim lalu. Dia mengaku tak merugi gaji pemain meski kompetisi akan mundur. Terpenting, semua berjalan tanpa ada kesan memaksakan. (kmd/ion)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Isco Terus Digoda The Blues

Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler