JAKARTA - Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Dahlan Iskan siang tadi (3/1) meninjau kantor sementara Perum Lembaga Penyelenggara dan Pelayanan Navigasi Penerbangan Indonesia (LPPNPI) di Cengkareng. Dia juga naik ke menara Air Traffic Control (ATC) di Bandara Soekarno-Hatta untuk melihat pekerjaan karyawan Perum Navigasi.
Lembaga yang baru didirikan pada 16 Januari lalu itu, nantinya akan dapat memangkas birokrasi dan meningkatkan keselamatan penerbangan Indonesia. "Dengan adanya Perum LPPNPI ini, pekerjaannya akan lebih direct dan memangkas birokrasi. Sehingga keselamatan penerbangan di Indonesia akan lebih terjamin, termasuk pengawasannya," ujar Dahlan melalui pesan singkat, Kamis (31/1).
Dahlan menilai, sebelum Perum LPPNPI berdiri, masalah navigasi pesawat masih dipegang oleh Angkasa Pura I, Angkasa Pura II, Bandara Khusus, dan UPT. Sehingga, banyaknya pemegang navigasi akan membuat pekerjaan navigasi pesawat menjadi lebih kompleks.
"Sehingga dengan pendirian lembaga baru ini, mereka akan lebih fokus khusus di bidang navigasi. Mulai dari peremajaan alat-alat, menyiapkan SDM yang berkualitas dan lebih konsentrasi," jelas Dahlan.
Selain itu, kata Dahlan dengan adanya lembaga ini, pilot akan lebih mudah melaporkan posisinya, sehingga bisa diatur lebih cepat pada saat lepas landas, di udara maupun mendarat.
"Para pilot dan operator pesawat tahu ke mana harus melaporkan posisi pesawat, baik saat di darat maupun di udara. Sehingga banyak waktu yang selama ini terbuang untuk take off dan landing dapat lebih dipersingkat dan juga dapat menghemat biaya bagi airline," pungkas mantan Bos PLN ini. (chi/jpnn)
Lembaga yang baru didirikan pada 16 Januari lalu itu, nantinya akan dapat memangkas birokrasi dan meningkatkan keselamatan penerbangan Indonesia. "Dengan adanya Perum LPPNPI ini, pekerjaannya akan lebih direct dan memangkas birokrasi. Sehingga keselamatan penerbangan di Indonesia akan lebih terjamin, termasuk pengawasannya," ujar Dahlan melalui pesan singkat, Kamis (31/1).
Dahlan menilai, sebelum Perum LPPNPI berdiri, masalah navigasi pesawat masih dipegang oleh Angkasa Pura I, Angkasa Pura II, Bandara Khusus, dan UPT. Sehingga, banyaknya pemegang navigasi akan membuat pekerjaan navigasi pesawat menjadi lebih kompleks.
"Sehingga dengan pendirian lembaga baru ini, mereka akan lebih fokus khusus di bidang navigasi. Mulai dari peremajaan alat-alat, menyiapkan SDM yang berkualitas dan lebih konsentrasi," jelas Dahlan.
Selain itu, kata Dahlan dengan adanya lembaga ini, pilot akan lebih mudah melaporkan posisinya, sehingga bisa diatur lebih cepat pada saat lepas landas, di udara maupun mendarat.
"Para pilot dan operator pesawat tahu ke mana harus melaporkan posisi pesawat, baik saat di darat maupun di udara. Sehingga banyak waktu yang selama ini terbuang untuk take off dan landing dapat lebih dipersingkat dan juga dapat menghemat biaya bagi airline," pungkas mantan Bos PLN ini. (chi/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Luthfi Mundur Sebagai Presiden PKS
Redaktur : Tim Redaksi