Layanan bus khusus di Papua Nugini, yang memberi para perempuan tumpangan yang aman dan gratis, kini tengah melatih beberapa pengemudi bus perempuan pertama di negara ini. Poin utama:Mayoritas perempuan telah menjadi korban kejahatan di dalam transportasi publik Port MoresbyLayanan bus yang ada saat ini di Papua Nugini benar-benar kotor dan tak bisa diandalkanLayanan perempuan ini bertujuan untuk beroperasi tepat waktu, aman dan bersih

Layanan bus Meri Seif, atau Amankan Perempuan, tengah memperluas operasinya berkat donasi 4 bus baru dari perusahaan asal Australia, Ventura.

BACA JUGA: Partikel Kecil Polusi Terkait Dengan Peningkatan Kelahiran Prematur

Yayasan Ginigoada, yang mengoperasikan layanan itu, memutuskan bahwa sebuah bus khusus perempuan seharusnya dikemudikan oleh perempuan, dan memberi mereka kesempatan lewat program pelatihan yang unik.

"Masuk ke dalam bus dan melihay seorang perempuan di belakang kemudi, kami pikir itu akan menjadi sikap yang sangat positif," kata manajer Ginigoada, Mike Field.

BACA JUGA: Ancam Bunuh Polisi, Pria di Sydney Dikenai Tuduhan Terorisme

Sekelompok kecil peserta pelatihan kini tengah belajat mengemudi bus dengan harapan mereka akan terpilih untuk pekerjaan permanen mengemudikan bus Meri Seif.

"Sopir perempuan mengemudikan bus untuk penumpang perempuan, itu yang dicapai ke depan dan saya akan berupaya maksimal," kata peserta pelatihan, Gorame Momo.

BACA JUGA: Pengamat: Migran Afrika di Melbourne Alami Stigma Tak Adil

Mengemudikan kendaraan besar dipandang sebagai pekerjaan laki-laki di Papua Nugini, tapi seorang peserta pelatihan bernama Gita Madaha melamar pelatihan ini setelah melihat seorang perempuan mengemudikan sebuah bus di Townsville.

"Ketika saya melihat perempuan mengemudi, saya sangat bangga terhadapnya sehingga saya ingin menjadi seorang pengemudi seperti dirinya," kata Gita.

"Itu menginspirasi saya." Christina Memti mengemudikan bus berkapasitas 16 kursi di wilayah dataran tinggi tapi ingin mengoperasikan kendaraan yang lebih besar.

ABC News: Eric Tlozek Lakukan apapun yang bisa dilakukan laki-laki

Salah satu peserta pelatihan telah menjadi pelopor.

Christina Memti mengemudikan bus berkapasitas 16 kursi di kota dataran tinggi Mt Hagen dan ingin memelajari bagaimana mengemudikan kendaraan yang lebih besar.

"Saya selalu bermimpi untuk melakukan pekerjaan laki-laki," ujarnya.

"Mengemudikan bus, mengemudikan truk besar, melakukan apapun yang bisa dilakukan laki-laki."

Para perempuan ini adalah murid yang sangat ingin belajar dan pelatih mereka, Rodney Graham, begitu bangga membantu mereka menembus batas, tanpa menerobos kaca pembatas apapun.

"Para laki-laki di sepanjang jalan dan di kendaraan lain melihat kami seolah-olah kami melakukan sesuatu yang berbeda jadi pada dasarnya ini adalah hal baru," tuturnya. Empat bus ini akan membantu para perempuan tetap aman di Papua Nugini.

Supplied: Ginigoada Foundation Mayoritas perempuan korban kejahatan transportasi publik

Layanan bus Meri Seif sangat disambut baik di Port Moresby, kota yang disebut survei badan perempuan PBB menunjukkan mayoritas perempuan telah menjadi korban kejahatan transportasi publik.

Yayasan Ginigoada ingin membuat bus Meri Seif bisa bertahan secara swadaya, dengan turut meluncurkan layanan bus berbayar.

Mike Field mengatakan, proyek itu akan menunjukkan bagaimana seharusnya layanan transportasi publik: bersih, aman dan -dalam upaya revolusioner bagi Port Moresby -beroperasi tepat waktu.

"Kami benar-benar ingin menerapkan ini, kami mencoba untuk melakukan apapun di tingkat kualitas," sebut Mike. Sebagian besar perempuan di Port Moresby telah menjadi korban kejahatan transportasi publik.

ABC News: Eric Tlozek Transportasi publik dikenal kotor dan tak aman

Transportasi publik yang ada saat ini di Port Moresby dijalankan dengan sejumlah bus yang dimiliki swasta dan dikenal dengan nama Public Motor Vehicles (Kendaraan Bermotor Umum), atau PMV.

Mereka dikenal begitu kotor, tidak aman dan tak bisa diandalkan dan hanya berhenti di halte utama ketika penuh, membuat penumpang mengantre dalam waktu lama, yang membuat mereka berisiko mengalami kejahatan jalanan.

Pastor Mike Field mengatakan, yayasannya ingin menunjukkan bahwa menaiki transportasi publik bisa begitu menyenangkan ketimbang menyeramkan.

"Kami mencoba menyediakan transportasi yang tak hanya aman tapi juga sangay dihargai," sebutnya.

"Menurut kami, kehormatan perempuan itu seharusnya mereka punya layanan busa yang bersih, bus yang layak dinaiki."

"Ketika mereka masuk bus itu, mereka tak merasa berada di dalam truk dengan kursi, kami ingin mereka merasakan pengalaman yang berkualitas." Layanan bus khusus perempuan ‘Meri Seif’ di Papua Nugini tengah melatih para pengemudi perempuan pertama mereka.

ABC News: Eric Tlozek

Simak berita ini dalam bahasa Inggris di sini.

BACA ARTIKEL LAINNYA... Sembilan Anak Muda Overdosis Bersamaan di Perth

Berita Terkait