JAKARTA- Tema kebudayaan Indonesia selalu ditonjolkan dalam penyambutan atau welcome dinner di Djarum Indonesia Open Superseries Premier 2013. Termasuk di gelaran tahun ini. Panitia penyelenggara melakukan jamuan makan malam yang dipadukan dengan kebudayaan asli Indonesia.
Acara tersebut dilakukan di ballroom Hotel Sultan, Senayan, Jakarta, Selasa (11/6) malam. Tampak hadir para insane bulutangkis dan pemangku kebijakan olahraga di Indonesia. Selain para atlet, turut hadir Ketum PP PBSI Gita Wirjawan, Menpora Roy Suryo dan Ketua Federasi Bulutangkis Dunia (BWF) Poul Erik Hoyer.
Para pebulutangkis yang berlaga diajari menari kecak. Selain itu, mereka juga terlihat sibuk membatik. Beberapa pebulutangkis itu di antaranya ialah Taufik Hidayat, Christinna Pedersen
Belaetrix Manuputty, Melati Daeva Oktaviani, Chen Long dan Li Xuerui.
Kebijakan tersebut memang diterapkan sebagai upaya pengenalan dan pelestarian budaya khas Indonesia. Sebagai tuan rumah, Indonesia tentu tak hanya mengejar prestasi di atas lapangan. Indonesia juga memiliki misi lain terkait budaya local.
Perwakilan PT Djarum, Roland Hasim mengatakan, kebijakan tersebut memang dimaksudkan sebagai upaya agar para atlet tersebut bisa lebih memahami Indonesia. Hal itu menjadi bukti bahwa kebudayaan dan olahraga juga bisa disatukan.
“Menjamu tamu dengan baik sudah menjadi kewajiban kami sebagai tuan rumah. Para peserta sudah datang jauh-jauh dari negara masing-masing ke Indonesia. Karena itu, dalam kesempatan ini kami ingin mereka lebih mengetahui lagi berbagai kebudayaan Indonesia. Kami ingin membuat suasana welcome dinner ini menjadi sangat khas Indonesia,” ujar Roland. (jos/jpnn)
Acara tersebut dilakukan di ballroom Hotel Sultan, Senayan, Jakarta, Selasa (11/6) malam. Tampak hadir para insane bulutangkis dan pemangku kebijakan olahraga di Indonesia. Selain para atlet, turut hadir Ketum PP PBSI Gita Wirjawan, Menpora Roy Suryo dan Ketua Federasi Bulutangkis Dunia (BWF) Poul Erik Hoyer.
Para pebulutangkis yang berlaga diajari menari kecak. Selain itu, mereka juga terlihat sibuk membatik. Beberapa pebulutangkis itu di antaranya ialah Taufik Hidayat, Christinna Pedersen
Belaetrix Manuputty, Melati Daeva Oktaviani, Chen Long dan Li Xuerui.
Kebijakan tersebut memang diterapkan sebagai upaya pengenalan dan pelestarian budaya khas Indonesia. Sebagai tuan rumah, Indonesia tentu tak hanya mengejar prestasi di atas lapangan. Indonesia juga memiliki misi lain terkait budaya local.
Perwakilan PT Djarum, Roland Hasim mengatakan, kebijakan tersebut memang dimaksudkan sebagai upaya agar para atlet tersebut bisa lebih memahami Indonesia. Hal itu menjadi bukti bahwa kebudayaan dan olahraga juga bisa disatukan.
“Menjamu tamu dengan baik sudah menjadi kewajiban kami sebagai tuan rumah. Para peserta sudah datang jauh-jauh dari negara masing-masing ke Indonesia. Karena itu, dalam kesempatan ini kami ingin mereka lebih mengetahui lagi berbagai kebudayaan Indonesia. Kami ingin membuat suasana welcome dinner ini menjadi sangat khas Indonesia,” ujar Roland. (jos/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Ribery Terbaik Versi Pemain
Redaktur : Tim Redaksi