jpnn.com, GROBOGAN - Santri selalu identik dengan sosok yang pandai ilmu agama dan mengaji. Namun, di Ponpes Al-Hidayah Karangrayung Grobogan, santri tak hanya pandai mengaji, tetapi juga ahli di bidang otomotif.
Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo sangat mengapresiasi adanya pelatihan otomotif untuk para santri di ponpes tersebut.
Menurutnya, memberikan keterampilan tambahan bagi santri akan bermanfaat dan sesuai dengan kebutuhan masyarakat saat ini.
"Saya jadi teringat saat kunjungan ke Australia, di sana siswa yang sekolah umum dapat ijazah, yang punya keterampilan dapat sertifikat. Maka ini menurut saya cara yang bagus, karena santri diberikan pembekalan plus," kata saat mengunjungi Ponpes Al-Hidayah Karangrayung Grobogan, Selasa (20/4).
BACA JUGA: Ponpes Modern Sunanul Muhtadin MoU dengan Unesa demi Mencetak Santri Berkarakter
Selain santri, pelatihan itu juga diikuti pelajar Madrasah Aliyah yang dikelola ponpes. Pelatihan life skill yang mumpuni diyakini akan menghasilkan lulusan yang siap terjun ke masyarakat.
"Ada satu kegiatan di mana santri-santri ini datang ke desa-desa untuk ndandani motor warga. Itu gratis. Tentu saya berharap ini bisa dilakukan di tempat lainnya," kata Ganjar.
BACA JUGA: Pak Ganjar Pastikan Pembangunan Flyover Ganefo Selesai Sesuai Target
Diketahui, Ponpes Al-Hidayah Grobogan adalah salah satu ponpes yang bekerja sama dengan Kementerian Ketenagakerjaan (Kemenaker).
Di tempat itu, santri mendapatkan ilmu tambahan berupa keterampilan khusus di Balai Latihan Kerja (BLK) yang ada di sana.
"Sejak 2019 lalu kami terlibat dalam program pemerintah yang membuat BLK di Ponpes. Ternyata manfaatnya sangat besar, anak-anak tidak hanya bisa mengaji, tapi mendapat pembekalan soft skill dan life skill dengan program ini," kata pengelola BLK Al-quran Al Hidayah, Ahmad Zaki Iqbal.
Dia menambahkan dengan pelatihan itu diharapkan anak-anak lebih siap terjun ke masyarakat. Selain itu, saat hendak terjun ke dunia kerja, para santri juga tidak akan kesulitan setelah mendapatkan sertifikat resmi.
"Kami juga menggelar kegiatan rutin menerjunkan anak-anak ke sejumlah desa, untuk melakukan service gratis. Biasanya seminggu sekali, sebagai uji kompetensi sekaligus beramal," ucapnya.
Salah satu santri, Ikhwan Mariansyah (17) mengaku sangat senang dengan pelatihan tambahan di pondok pesantren itu. Dia mendapatkan pelatihan sejak 2019.
"Jadi setelah adanya BLK ini, kami dapat keterampilan lain selain mengaji, yakni otomotif, tata busana dan komputer. Tentu ini sangat bermanfaat untuk kami saat lulus nanti," pungkasnya. (flo/jpnn)
Jangan Sampai Ketinggalan Video Pilihan Redaksi ini:
Redaktur & Reporter : Natalia