jpnn.com, LAMPUNG - Sejumlah ulama, habib, dan tokoh Pemuda Islam Indonesia (PII) di Lampung yang tergabung dalam Ijtimak Ulama mendeklarasikan dukungan kepada Sandiaga Uno.
Mereka mendukung Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) ini untuk maju sebagai calon presiden 2024-2029.
BACA JUGA: Sukarelawan Beberkan 5 Alasan Sandiaga Uno Layak Jadi Presiden
Pimpinan Pondok Pesantren (Ponpes) Hidayatullah Roudhotus Solihin Lampung Selatan Kiai RM Soleh Bajuri mengatakan mereka berkumpul sebagai ikhtiar mewujudkan cita-cita bangsa untuk memiliki pemimpin nasional yang amanah.
“Kami hari ini berdoa dan berikhtiar untuk memiliki pemimpin nasional selanjutnya yaitu Sandiaga Uno,” ujar Soleh Bajuri dalam siaran persnya, Selasa (2/2).
BACA JUGA: Para Ulama dan Habib di Medan Dukung Sandiaga Uno Jadi Capres 2024
Menurut dia, Sandiaga Uno adalah sosok yang bisa diterima oleh berbagai kalangan. Sandiaga Uno dinilai bisa berbaur dengan anak muda hingga para ulama.
“Saya memandang beliau ini bisa berbaur dengan anak-anak muda, kyai, hingga ulama. Sehingga keinginan pesantren nantinya bisa terakomodir jika Sandiaga Uno jadi presiden,” jelasnya.
BACA JUGA: Forum Ijtimak Ulama: Dukungan kepada Sandiaga Uno Murni Aspirasi Keumatan
Ketua Yayasan Hafiz Al-Qur’an Maulana Rosyid Bandar Lampung Kiai Syekh Rosyid Maulana meyakini jika para ulama sudah turun melalui doa dan ikhtiar, maka Sandiaga Uno layak untuk memimpin negeri Indonesia.
“Karena kalau ulama sudah turun melalui doa-doa yang luar biasa, ikhtiar, dan tahwil mimpi cocoklah Sandiaga Uno untuk memimpin negara ini supaya Rahmatan Lil Alamin,” kata Rosyid.
Dia menambahkan kegiatan kali ini merupakan suatu dukungan yang berasal dari hati para ulama yang tergerak melalui istiqomah dan zikir. Rosyid berharap dukungan untuk Sandiaga Uno bisa mengantarkannya menjadi Presiden 2024-2029.
“Ijtimak ulama ini suatu yang luar bisa karena murni secara lahir dan batin. Kami tetap mendukung penuh Sandiga Uno menjadi pemimpin yang dibuahi doa, InshaAllah,” ujar dia. (cuy/jpnn)
Redaktur : Djainab Natalia Saroh
Reporter : Elfany Kurniawan