jpnn.com, JAKARTA - Hasil jajak pendapat beberapa lembaga survei menempatkan bakal calon presiden Ganjar Pranowo di posisi puncak.
Peluang meningkatkan elektabilitas Ganjar masih sangat besar, karena suara mengambang masih sekitar 20 persen.
BACA JUGA: Kunjungan Kaisar Jepang Jadi Momentum Ganjar Menjajaki Peluang Kerja Sama
Saat ini elektabilitas Ganjar Pranowo pmasih di bawah 40%, rata-rata 30% - 38%.
Peluang meningkatkan elektabilitas Ganjar tak boleh disia-siakan. Kerja-kerja politik untuk semakin mengenalkan Ganjar ke masyarakat harus terus ditingkatkan.
BACA JUGA: Isyarat dari Puan soal Kans Calon Pendamping Ganjar Hadiri Puncak Bulan Bung Karno
Oleh karena itu, politikus Partai Hanura Inas Nasrullah meminta kepada PDI Perjuangan sebagai leader partai koalisi pendukung Ganjar untuk segera mengundang partai anggota koalisi demi memantapkan konsolidasi demi meningkatkan elektabilitas Ganjar Pranowo.
"Kalau perlu sampai di atas 50% agar dapat berkompetisi satu putaran saja. Jauh lebih baik bukan? Menghemat uang rakyat agar tidak terhambur-hambur hanya untuk perebutan kekuasaan semata," kata Inas, Kamis (22/6).
BACA JUGA: TGB Dampingi Ganjar di NTB, Ketum Perindo Bilang Begini soal Cawapres
Menurut Inas, koalisi partai politik pendukung Ganjar masih belum terkonsolidasi. Sebab sejauh ini memang belum ada pertemuan formal dari partai-partai pengusung dan pendukungnya.
"Apalagi kita masih menonton upaya PPP untuk menyandingkan Sandi (Sandiaga Uno) dengan Ganjar. Bukankah itu tujuan PPP merekrut Sandi?," sambungnya.
Beberapa waktu lalu, peneliti Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC), Saidiman Ahmad menyebut Ganjar Pranowo memiliki peluang lebih tinggi untuk bisa terus meningkatkan elektabilitas, dibandingkan tokoh lainnya. Elektabilitas Ganjar memang sempat menurun, namun sifatnya sementara.
Kunci meningkatkan elektabilitas Ganjar antara lain pengenalan ke publik. Saidiman meyakini, makin banyak publik mengenal Ganjar, maka kian besar peluang publik memilih Gubernur Jateng tersebut sebagai pemimpin nasional pada Pilpres 2024. (flo/jpnn)
Jangan Lewatkan Video Terbaru:
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi