Ketua Tim Sukses Pasangan DAMAR, Amran Pulungan menyebutkan, sikap mereka tersebut bagian dari kritik dari generasi muda ke parpol dan para elit politik yang telah mempermainkan dukungan politik terhadap demokrasi di Sumut. Mereka menduga, lamanya penetapan pasangan karena telah terjadi jual beli kursi parpol. Sehingga aspirasi masyarakat, tidak lagi didengar elit parpol.
"Pendaftaran yang kami lakukan bagian dari kritik koalisi generasi muda ke parpol yang lambat dalam menetapkan pasangan calon karena adanya indikasi jual beli kursi," kata Amran saat mendaftarkan pasangannya, di Kantor Sekretariat KPU Sumut, Jalan Perintis Kemerdekaan, Medan, Rabu (14/11).
Menariknya, pasangan Damar yang didampingi sekitar 40 simpatisan dan pendukungnya itu, juga membawa 16 kursi sebagai syarat pencalonan pendaftaran. Namun kursi yang dibawa bukan perolehan kursi di DPRD Sumut, sebagaimana yang disyaratkan KPU Sumut. DAMAR membawa kursi yang berbahan plastik, kayu, maupun rotan.
Pendaftaran yang mereka lakukan sempat menyita perhatian warga dan aparat kepolisian di sekitar KPU Sumut yang sudah lama menanti parpol untuk mendaftarkan pasangannya sejak 10 November lalu. Namun banyak yang kecewa, karena yang mendaftar bukan pasangan yang sesungguhnya.
Daud Sagitaputra menyebutkan dengan visi Sumut sejahtera miliki kita semua, serta misi membangun Sumut tanpa APBD yang terbuang, memasang target penyadaran serta pendidikan politik bagi masyarakat untuk tidak mudah terpengaruh dengan janji manis dan politik uang. Daud menyadari masyarakat sudah sangat kecewa terhadap prilaku elit parpol, yang terus mempertontonkan kebobrokan dalam pembelajaran politik. Sehingga, kuat dugaan pemberian rekomendasi terhadap calon yang akan diusung parpol tidak dilihat dari kredibilitas dan kapabilitasnya.
Meski dianggap tidak mungkin lolos, namun komisioner KPU Sumut yang diwakili Surya Perdana dan Nurlela Djohan tetap menerima dan mengakomodir kehadiran pasangan DAMAR tersebut. Bahkan bersedia menerima beberapa berkas yang dilampirkan. Hanya saja, mereka meminta agar 16 kursi sungguhan yang dibawa serta agar tidak ditinggalkan di KPU Sumut. "Ya kami terima saja. Tapi kursinya kami minta jangan ditinggal. Karena repot letakkannya di mana," kata Surya Perdana.
Menurut Surya, aksi yang dilakukan pasangan DAMAR hanya sebagai bentuk kritik dan pembelajaran politik bagi masyarakat. Karena itu, tidak ada alasan bagi KPU Sumut untuk mengabaikannya. Apalagi sifatnya hanya untuk menyampaikan aspirasi dari generasi muda, yang ingin adanya perbaikan terhadap sistem politik di tanah air.
Sementara itu, pantauan di KPU Sumut hingga hari kelima pendaftaran, belum satupun parpol yang mendaftarkan pasangan calonnya. Kemungkinan sebagian besar baru akan mendaftar hari ini (15/11) dengan memanfaatkan momentum Tahun Baru Hijriah 1 Muharram.(ari)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Demokrat Tetapkan Amri jadi Cagub
Redaktur : Tim Redaksi