jpnn.com, PADANG - Lembaga survei Poltracking Indonesia melansir hasil survei Pilgub Sumbar. Dari hasil survei tersebut Mulyadi-Ali Mukhni berada pada posisi teratas dengan presentase elektabilitas sebesar 49.5 persen.
Survei yang dilaksanakan pada 19-23 Oktober 2020 itu menggunakan metode sampel Stratified Multistage Random Sampling dengan jumlah 1.200 responden dari seluruh kabupaten/kota di Sumbar secara proporsional.
Dalam survei tersebut pasangan Mulyadi Ali-Mukhni mendapat elektabilitas 49,5 persen. Sedangkan posisi kedua berjarak cukup jauh yakni pasangan Nasrul Abit-Indra Catri pada angka 21,3 persen.
Kemudian disusul pasangan Mahyeldi-Audy 17,1 persen. Baru di posisi keempat Fakhrizal-Genius 6,2 persen. Angka ini didapatkan dari penerapan simulasi kertas suara, sehingga responden disodorkan kertas suara lantas diminta untuk memilih.
BACA JUGA: Mulyadi-Ali Mukni Punya 3 Program Unggulan untuk Masyarakat Sumbar
"Pemilih merahasiakan jawaban 2.2 persen dan undecided voters 3.7 persen. Model pertanyaan dengan responden mencoblos simulasi surat suara mempunyai validasi jawaban lebih baik dibandingkan jawaban responden yang disampaikan kepada interviewer survei," kata Masduri, Manager Riset Poltracking Indonesa di Kota Padang.
Masduri menambahkan masyarakat Sumbar menjatuhkan pilihan lebih melihat figur kandidat bukan hanya dari faktor partai politik.
BACA JUGA: Semangat Warga Sijunjung Bertambah Begitu Cagub Mulyadi Datang
"Pada aspek preferensi pemilih, mayoritas pemilih di Sumatera Barat memilih calon Gubernur dan Wakil Gubernur didasarkan pada pertimbangan karena figur calon Gubernur/Wakil Gubernurnya secara personal (pribadi) 64.7%, kemudian karena partai politik pengusungnya 13.1% dan karena figur tokoh partai/pimpinan partai 11.3 persen," sambungnya.
Masduri menambahkan, tingkat elektabiltas tersebut tidak akan jauh berubah hingga hari pencoblosan nanti. Hal itu didasari sudah kecilnya pemilih yang merahasiakan pilihanya dan yang belum menentukan pilihan. Kecuali jika ada peristiwa politik besar yang betul-betul mengguncangkan tentu hal lain
"Melihat undecided voters dan swing voters sudah kecil dan waktu pelaksanaan Pilkada Sumatera Barat sekitar satu bulan lagi, kemungkinan besar tidak akan ada perubahan politik yang signifikan," tambahnya.
Margin of error +/- 2,8 pada tingkat kepercayaan 95% dalam survei ini. Demi menjaga keakuratan data, Poltracking Indonesia menggunakan empat tahapan Quality Control, yakni Spotcheck lapangan, callback, proses input data, dan double entry.
Dia juga mengatakan, hasil survei yang dirilis Poltracking bisa menjadi proyeksi yang presisi untuk pemilu Desember mendatang sebab margin erornya yang hanya +/- 2,8 persen sehingga diprediksi hasil suara nantinya tidak akan menunjukkan perubahan signifikan.
"Akan sulit terjadi perubahan yang signifikan dari hasil Survei tersebut. Kecuali terjadi tsunami atau gempa politik. Isu politik uang yang kian santer diperkirakan tidak terlalu mempengaruhi perilaku pemilih," ujar Masduri.
Selain itu kemantapan pemilih menyentuh angka 73. 5 persen yakin pada pilihannyan dan hanya 14.2 % yang ragu serta 12.3% tidak tahu.
Untuk angka partisipasi ternyata 72.4% responden menyatakan akan datang menggunakan hak suaranya untuk memilih pada Pilgub 9 Desember mendatang. (flo/jpnn)
Redaktur & Reporter : Natalia