jpnn.com, GRESIK - Pasar apartemen di Gresik, Jawa Timur, mengalami stagnasi. Meski demikian, sejumlah pengembang berani menaikkan harga walaupun tipis.
General Manager PT Raya Bumi Nusantara Permai (RBNP) Ryan Sudrajat mengatakan, pihaknya tidak bisa menaikkan harga tinggi lantaran pasar saat ini sedang wait and see.
BACA JUGA: Berita Duka, Bu Guru Anisfatul Laila Meninggal Terlindas Truk Usai Mengajar
“Konsumen sedang menunggu hasil pemilihan presiden mendatang sehingga untuk berinvestasi masih wait and see,” ujarnya, Selasa (25/6).
BACA JUGA: Persaingan Industri Ritel Kian Ketat, Laba Semakin Kecil
BACA JUGA: Penghuni AMPR Kemayoran Bayar IPL Via Rekening Bank Arta Graha
Masih tingginya pasokan apartemen mengakibatkan tingkat serapan dan harga jual tidak mengalami pertumbuhan signifikan.
Kondisi tersebut berdampak pada harga jual yang tidak mengalami peningkatan berarti.
BACA JUGA: Ikuti Selera Pasar, PP Properti Gencar Jual Apartemen
"Untuk serapan pada kuartal pertama memang masih jauh di bawah target,” imbuhnya.
Menurut Sudrajat, harga propertinya mengalami kenaikan Rp 20 juta setelah Lebaran, yakni dari Rp 280 juta menjadi Rp 300 juta.
"Masih banyaknya stok yang belum terserap di pasar membuat posisi tawar konsumen kuat," imbuhnya.
Sementara itu, salah satu agen apartemen Gresik Maria mengatakan, perilaku wait and see calon pembeli diprediksi masih akan terjadi sampai akhir tahun ini.
"Penjualan kami perkirakan akan mulai bergerak naik tahun 2020 dengan asumsi sudah terpilihnya presiden baru,” tuturnya.
Kondisi makro ekonomi membaik, nilai tukar yang stabil, serta kebijakan pemerintah baru ke depan juga yang mendukung pasar properti.
Secara terperinci, sambung Maria, serapan terbesar untuk pangsa apartemen di Gresik berasal dari kelas menengah.
“Jumlahnya mencapai 70 persen lebih. Sisanya adalah investor yang ingin menambah propertinya,” tandasnya. (sb/fir/jay/han/jpr/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Alasan Mengejutkan Zaskia Sungkar Minta Tinggal di Apartemen kepada Irwansyah
Redaktur & Reporter : Ragil