KEBUMEN - Upaya pemerintah merevitalisasi pasar tradisional di sejumlah daerah di Tanah Air terbukti mampu meningkatkan omzet atau pendapatan para pedagang kecil. Setidaknya, hal itu dibuktikan dari hasil evaluasi pemerintah terhadap 10 pasar percontohan yang dibangun pada tahun 2011.
“Hasil evaluasi terhadap kinerja 10 pasar percontohan yang dibangun tahun 2011 menunjukkan para pedagang di pasar-pasar tersebut secara bertahap telah meningkat omzet transaksinya sebesar 33 persen hingga 85 persen dibandingkan sebelum pasar direvitalisasi,” kata Menteri Perdagangan (Mendag) Gita Wirjawan saat meresmikan Pasar Percontohan Prembun dan tiga pasar tradisional nonpercontohan yang telah direvitalisasi di Kabupaten Kebumen didampingi Gubernur Jawa Tengah, Bibit Waluyo, dan Bupati Kebumen, Buyar Winarso di Kebumen Jawa Tengah, Selasa (2/7).
Acara peresmian ini dipusatkan di Pasar Tumenggungan yang lokasinya berada di pusat pemerintahan Kabupaten Kebumen. Pasar non percontohan yang diresmikan, yaitu Pasar Jatisari, Pasar Karanganyar dan Pasar Tumenggungan. Pada kesempatan kali ini, Gita Wirjawan juga meresmikan Gudang Sistem Resi Gudang (SRG) Kebumen.
Gita Wirjawan mengatakan, upaya pemerintah merevitalisasi pasar ditujukan agar pasar tradisional menjadi bersih, nyaman, tertib dan sejuk sehingga mampu memperlancar arus distribusi barang, menjaga stabilitas harga, serta mengurangi disparitas antardaerah dan antarwaktu.
“Setelah direvitalisasi, pasar-pasar ini diharapkan dapat menjadi barometer stabilitas harga, ketersediaan bahan pokok dan dapat berperan secara strategis dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat di Kabupaten Kebumen, yang pada akhirnya berkiprah dalam kemajuan perekonomian nasional,” katanya.
Selain pasar sebagai pusat transaksi yang berperan penting bagi kemajuan ekonomi masyarakat dan pedagang kecil, lanjut Gita Wirjawan, gudang juga memainkan peran penting dalam menjaga kecukupan stok, menstabilkan harga dan meningkatkan pendapatan petani.
Sistem Resi Gudang (SRG) merupakan salah satu instrumen penting dan efektif dalam sistem pembiayaan perdagangan.
SRG dapat memfasilitasi pemberian pembiayaan kepada pelaku usaha dengan agunan inventori (komoditas yang disimpan di gudang) yang dimiliki pelaku usaha terutama kolompok tani dan UKM.
Setelah itu, Pengelola Gudang menerbitkan Resi Gudang yang dapat dijadikan agunan sepenuhnya tanpa dipersyaratkan adanya agunan lainnya, sehingga pelaku usaha dapat menjaminkan Resi Gudang untuk memperoleh modal kerja dan kebutuhan pembiayaan.
“Hingga 25 Juni 2013, jumlah Resi Gudang yang telah diterbitkan sebanyak 922 resi dengan total volume komoditas sebanyak 36.738,02 ton (31.705,66 ton gabah, 3.737,20 ton beras, 1.084,78 ton jagung, 20,39 ton kopi dan 190 ton rumput laut) atau senilai Rp. 177.219 miliar,” kata Gita Wirjawan.
Khusus di wilayah Jateng, lanjutnya, hingga akhir Juni 2013, pelaksanaan SRG telah dilaksanakan di Kabupaten Jepara, Demak, Kudus, Banjarnegara, Pekalongan, Grobogan, Wonogiri, Sragen, Pemalang dan Kebumen. Resi Gudang yang telah diterbitkan sebanyak 25 resi dengan total volume 1.141,97 ton.
Sebelum melakukan kunjungan kerja ke Kebumen, Gita Wirjawan menyempatkan waktu mengunjungi Pasar Murah di Kabupaten Sleman, Yogyakarta. Dalam menyambut bulan suci Ramadhan dan hari raya Idul Fitri 1434 H, pemerintah pusat dan pemerintah daerah menggelar kegiatan Pasar Murah di berbagai daerah guna membantu meringankan beban masyarakat yang kurang mampu.
Pasar murah ini diselenggarakan oleh Dinas Perindagkop dan UKM Daerah Istimewa Yogyakarta dengan target sasaran sebanyak 500 kepala keluarga kurang mampu.
“Kementerian Perdagangan bersama Dinas Provinsi yang membidangi perdagangan di seluruh Indonesia akan terus melakukan upaya untuk menjaga kelancaran pasokan dan stabilitas harga melalui berbagai macam instrumen, antara lain dengan menyelenggarakan pasar murah,” jelasnya. (rls)
“Hasil evaluasi terhadap kinerja 10 pasar percontohan yang dibangun tahun 2011 menunjukkan para pedagang di pasar-pasar tersebut secara bertahap telah meningkat omzet transaksinya sebesar 33 persen hingga 85 persen dibandingkan sebelum pasar direvitalisasi,” kata Menteri Perdagangan (Mendag) Gita Wirjawan saat meresmikan Pasar Percontohan Prembun dan tiga pasar tradisional nonpercontohan yang telah direvitalisasi di Kabupaten Kebumen didampingi Gubernur Jawa Tengah, Bibit Waluyo, dan Bupati Kebumen, Buyar Winarso di Kebumen Jawa Tengah, Selasa (2/7).
Acara peresmian ini dipusatkan di Pasar Tumenggungan yang lokasinya berada di pusat pemerintahan Kabupaten Kebumen. Pasar non percontohan yang diresmikan, yaitu Pasar Jatisari, Pasar Karanganyar dan Pasar Tumenggungan. Pada kesempatan kali ini, Gita Wirjawan juga meresmikan Gudang Sistem Resi Gudang (SRG) Kebumen.
Gita Wirjawan mengatakan, upaya pemerintah merevitalisasi pasar ditujukan agar pasar tradisional menjadi bersih, nyaman, tertib dan sejuk sehingga mampu memperlancar arus distribusi barang, menjaga stabilitas harga, serta mengurangi disparitas antardaerah dan antarwaktu.
“Setelah direvitalisasi, pasar-pasar ini diharapkan dapat menjadi barometer stabilitas harga, ketersediaan bahan pokok dan dapat berperan secara strategis dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat di Kabupaten Kebumen, yang pada akhirnya berkiprah dalam kemajuan perekonomian nasional,” katanya.
Selain pasar sebagai pusat transaksi yang berperan penting bagi kemajuan ekonomi masyarakat dan pedagang kecil, lanjut Gita Wirjawan, gudang juga memainkan peran penting dalam menjaga kecukupan stok, menstabilkan harga dan meningkatkan pendapatan petani.
Sistem Resi Gudang (SRG) merupakan salah satu instrumen penting dan efektif dalam sistem pembiayaan perdagangan.
SRG dapat memfasilitasi pemberian pembiayaan kepada pelaku usaha dengan agunan inventori (komoditas yang disimpan di gudang) yang dimiliki pelaku usaha terutama kolompok tani dan UKM.
Setelah itu, Pengelola Gudang menerbitkan Resi Gudang yang dapat dijadikan agunan sepenuhnya tanpa dipersyaratkan adanya agunan lainnya, sehingga pelaku usaha dapat menjaminkan Resi Gudang untuk memperoleh modal kerja dan kebutuhan pembiayaan.
“Hingga 25 Juni 2013, jumlah Resi Gudang yang telah diterbitkan sebanyak 922 resi dengan total volume komoditas sebanyak 36.738,02 ton (31.705,66 ton gabah, 3.737,20 ton beras, 1.084,78 ton jagung, 20,39 ton kopi dan 190 ton rumput laut) atau senilai Rp. 177.219 miliar,” kata Gita Wirjawan.
Khusus di wilayah Jateng, lanjutnya, hingga akhir Juni 2013, pelaksanaan SRG telah dilaksanakan di Kabupaten Jepara, Demak, Kudus, Banjarnegara, Pekalongan, Grobogan, Wonogiri, Sragen, Pemalang dan Kebumen. Resi Gudang yang telah diterbitkan sebanyak 25 resi dengan total volume 1.141,97 ton.
Sebelum melakukan kunjungan kerja ke Kebumen, Gita Wirjawan menyempatkan waktu mengunjungi Pasar Murah di Kabupaten Sleman, Yogyakarta. Dalam menyambut bulan suci Ramadhan dan hari raya Idul Fitri 1434 H, pemerintah pusat dan pemerintah daerah menggelar kegiatan Pasar Murah di berbagai daerah guna membantu meringankan beban masyarakat yang kurang mampu.
Pasar murah ini diselenggarakan oleh Dinas Perindagkop dan UKM Daerah Istimewa Yogyakarta dengan target sasaran sebanyak 500 kepala keluarga kurang mampu.
“Kementerian Perdagangan bersama Dinas Provinsi yang membidangi perdagangan di seluruh Indonesia akan terus melakukan upaya untuk menjaga kelancaran pasokan dan stabilitas harga melalui berbagai macam instrumen, antara lain dengan menyelenggarakan pasar murah,” jelasnya. (rls)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Gaji Ke-13 Belum Cair
Redaktur : Tim Redaksi