Pasar Legendaris Hangus, Pedagang Rugi Rp 100 Juta hingga Rp 1 Miliar

Senin, 11 Mei 2015 – 07:48 WIB
Kondisi Pasar Johar yang terbakar Sabtu malam (9/5). Atap pasar yang dirancang arsitek asal Belanda,Thomas Karsten, itu tetap kokoh. Foto: Nur Chamim/Radar Semarang/JPNN

jpnn.com - SEMARANG - Kabid Operasi dan Pengendalian Dinas Pemadam Kebakaran Kota Semarang Sumarsono menjelaskan, dahsyatnya kebakaran Pasar Johar yang kemudian menyambar Pasar Yaik dipengaruhi angin kencang.

Sebagian besar bangunan lantai 1 Pasar Johar dihuni pedagang pakaian, sedangkan mayoritas di lantai 2 dihuni para pedagang buku.

BACA JUGA: Beginilah Penampakan Pasar Johar, Sengaja Dibakar?

’’Materi di dalam pasar paling banyak dari kain dan barang-barang yang mudah terbakar. Jilatan api yang berkobar kemudian terkena semprotan dan disertai angin kencang menyambar Pasar Yaik. Anginnya ke arah selatan dan barat. Percaya atau tidak, api bisa meloncat seperti itu,’’ ungkapnya, kemarin.

Pasar legendaris yang dirancang arsitek asal Belanda, Thomas Karsten, dan telah memulai aktivitas ekonomi lebih seabad lalu itu kini tinggal kenangan. Ribuan pedagang hanya bisa pasrah melihat seluruh dagangan rata dengan tanah.

BACA JUGA: Ajaib... Disambar Kereta Api, Bayi 7 Bulan Selamat

Belum diketahui jumlah kios yang hangus secara pasti. Tapi, perkiraan sementara antara 7.000–8.000 kios di Pasar Johar. Secara keseluruhan, kurang lebih 80 persen kios terbakar.

Belum dihitung berapa kerugian rupiah yang amblas dalam waktu sekejap itu. Di antara ribuan pemilik kios di Pasar Johar, masing-masing pedagang mengalami kerugian beragam. Sejumlah pedagang yang ditemui Jawa Pos Radar Semarang rata-rata mengalami kerugian Rp 100 juta hingga Rp 1 miliar.

BACA JUGA: El Locho Dilamar jadi Wabup, Ini Komentar Istrinya

Salah seorang pemilik kios, Mida, 45, warga Purwodinatan, mengatakan, empat kios miliknya di Blok Johar Bawah tidak tersisa.

”Empat kios milik saya tak bisa diselamatkan. Semua barang dagangan berupa kain, kerudung, baju, dan lain-lain tak tersisa. Kerugian dari empat kios kurang lebih Rp 200 juta,” kata Nia saat ditemui Jawa Pos Radar Semarang di lokasi kejadian kemarin (10/5).

Dia menyatakan tidak bisa berbuat apa-apa saat kebakaran tersebut terjadi karena kios dalam kondisi terkunci. ”Saya dikasih tahu anak bahwa Johar terbakar, api sudah membesar. Kios saya berada di dalam sehingga tidak ada barang dagangan yang bisa diselamatkan,” katanya.

Pedagang lain, Azis, 26, mengaku dagangan miliknya di kios Blok PM atau lantai 2 ludes setelah dilahap si jago merah. ”Hampir semua pemilik kios di Blok PM mengalami kerugian minimal Rp 100 juta. Habis semua,” katanya.

Menurut dia, sejak lama ada wacana Pasar Johar hendak direhab. Namun, sejauh ini tidak pernah ada realisasi. Isu relokasi pasar juga sempat mencuat. ”Sudah lama, dari dulu mau direhab, tapi sampai terbakar belum juga direhab,” ungkapnya.

Sementara itu, Anto, 36, yang istri dan mertuanya memiliki kios di dalam pasar merasa prihatin dengan bos-bos grosir yang memiliki banyak kios. Mereka jelas mengalami kerugian hingga miliaran rupiah. Anto yang juga rugi Rp 100 juta sudah mengikhlaskan. ”Mertua dan istri saya sudah ikhlas. Pasar Johar memang sudah waktunya dibangun,” tuturnya. (amu/ida/ce1/c19/c7/fat)

 

BACA ARTIKEL LAINNYA... Alex Noerdin Anggap Batu Akik di Wilayahnya Belum Layak Dikenai Pajak


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler