Pasar Mamin Terus Tumbuh

Senin, 05 November 2012 – 00:26 WIB
SURABAYA - Pasar makanan minuman dalam negeri terus tumbuh tiap tahun. Diyakini pasar mamin bisa mencapai 5-10 persen sejalan dengan meningkatnya permintaan pada tahun ini. Kalangan industri pun sudah mengantisipasi peningkatan permintaan dengan melakukan ekspansi usaha.

Ketua Gabungan Pengusaha Makanan Minuman Indonesia (Gapmmi) Jatim Yapto Willy Sinatra mengatakan selama satu tahun tren permintaan mamin cenderung fluktuatif. Biasanya, permintaan melonjak signifikan ketika lebaran. Tahun ini pun, permintaan tertinggi didominasi ketika hari raya Agustus lalu.

"Tapi ada pula momen low season, sehingga permintaan tidak terlalu tinggi. Kendati demikian, kami yakin tahun ini pasar makanan minuman bisa tumbuh 5-10 persen," katanya.

Menurutnya, produsen pun sudah mengantisipasi kenaikan permintaan. "Apalagi, tidak hanya di Jatim, wilayah Indonesia Timur juga potensial. Akses Jatim ke Indonesia Timur juga terbilang mudah," lanjut dia.

Diuraikan, untuk mengantisipasi pertumbuhan tersebut, kalangan produsen beramai-ramai melakukan ekspansi atau perluasan pabrik. Seperti pabrik yang bergerak di sektor pengolahan makanan setengah jadi sampai makanan jadi.

"Sebagian besar investasi dilakukan oleh perusahaan skala menengah sampai besar. Nilai investasi tiap perusahaan berbeda-beda, tergantung kebutuhan. Apakah menyeluruh dari hulu ke hilir, misalnya ekspansi pabrik pengolahan atau sekadar packaging," terang Yapto.

Menurutnya, pertumbuhan investasi tersebut cukup baik untuk menghadang makanan minuman impor. Diperkirakan, saat ini dari total pasar makanan minuman, sekitar 25 persen di antaranya diisi oleh produk impor. "Nah dengan berinvestasi berarti industri dalam negeri siap bersaing dengan produk asing," tandasnya.

Berdasar catatan badan penanaman modal investasi di sektor makanan minuman meningkat tajam pada tahun ini. Kepala Badan Penanaman Modal (BPM) Jatim Warno Harisasono mengatakan sampai triwulan ketiga lalu investasi di sektor makanan minuman sudah mencapai Rp 17,39 triliun. Atau, mencapai separo dari total investasi, yakni 52,6 persen dari total investasi asing dan dalam negeri yang  mencapai Rp 36,71 triliun.

"Naiknya cukup signifikan, karena total tahun lalu saja realisasi investasi di sektor makanan minuman hanya Rp 4,63 triliun," katanya. Menurutnya, selain ketersediaan bahan baku yang memadai bagi industri, potensi pasar makanan minuman di Indonesia Timur mendorong investor menanamkan modalnya di Jatim. (res)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Produksi Padi Aceh Capai 1,79 Juta Ton

Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler