Pasar Modal Jangan Ringkih

Kamis, 03 Januari 2013 – 10:09 WIB
JAKARTA - Wakil Presiden Boediono titip dua poin penting untuk kemajuan pasar modal di Indonesia terutama bursa saham. Bursa Efek Indonesia (BEI) saat ini dinilai masih perlu meningkatkan supply agar bisa menangkap demand yang terus meningkat dan agar tidak tergantung kepada beberapa korporasi besar saja.

Poin pertama adalah agar pasar modal meningkatkan integritas bukan hanya untuk personal tetapi juga secara keseluruhan. "Integrity of market. Ini kunci survival untuk jangka panjang," ujarnya saat membuka perdagangan 2013 di Bursa Efek Indonesia (BEI), kemarin.

Hal kedua yang diminta jadi perhatian, menurutnya, adalah pendalaman dari pasar. Poin ini sebenarnya juga berlaku di banyak pasar di seluruh dunia. "Kita sering dikritik bahwa pasar kita sangat tipis. Sehingga kalau satu atau dua grup besar itu bergerak pada satu hari (yang sama) maka lainnya ikut goncang," sindirnya.

Artinya, kata Boediono, supply dan demand perlu ditingkatkan agar tidak tergantung kepada pihak tertentu saja. Investor butuh lebih banyak pilihan produk investasi di pasar modal. "Kalau Malaysia dan Singapura setahu saya pasar modalnya lebih dalam. Mereka tampaknya lebih dapat menangkap kantong prioritas untuk dapat menentukan strategi sistemik. Kalau di Malaysia saya dengar produk syariahnya sangat besar. Indonesia juga bisa melakukan itu," ungkapnya.

Dari sisi makro ekonomi Boediono optimistis Indonesia masih akan tetap melaju sepanjang 2013. Akan tetapi juga tetap harus waspada. "Karena bahtera yang kita kemudikan ini masuk dalam kondisi tidak menentu. Bahtera dan cuaca tidak pasti. Badai bisa datang sewaktu-waktu," terangnya.

Rasa optimis datang dari fakta bahwa perekonomian Indonesia positif dan mendapat pengakuan global serta domestik. "Makro ekonomi kita bagus dari semua sisi. Ini berkat policy yang konsisten kita lakukan bertahun-tahun. Bahkan saat terjadi krisis 2008 pun policy ini kita jadikan pegangan," terusnya.

Sementara ketidakpastian masih berasal dari belum pulihnya perekonomian beberapa negara maju terutama kondisi di Eropa. "Eropa memang sakitnya masih akan agak panjang," katanya.

Menteri Keuangan, Agus Martowardojo, mengatakan krisis global bisa masuk ke Indonesia melalui dua aspek. Pertama dari dampak sektor keuangan mulai dari likuiditas, melemahnya nilai tukar rupiah, suku bunga, sampai perdagangan. Kedua dari faktor kepercayaan luar negeri. "Kepercayaan ini juga harus kita jaga sehingga tidak terjadi penurunan kepercayaan oleh investor," katanya.

Direktur Utama BEI, Ito Warsito, menyambut positif usulan pemerintah agar pasar modal terus meningkatkan integritas. "Itu memang kata kuncinya. Sebab itu nomor satu. Everything else will follow kalau kita tegakkan integritas itu," terusnya.

Sejauh ini, kata Ito, pasar modal Indonesia masih mampu menjaga tingkat kepercayaan investor asing. Sejak 2006 investor asing selalu tambah investasi di Indonesia rata-rata masuk di secondary market sehingga konsisten mencatatkan transaksi bersih dalam posisi beli (net buy). "Tidak pernah investor asing tinggalkan Indonesia sejauh ini. Memang jumlahnya tidak terlalu banyak karena mereka institusi. Tapi uang mereka besar sekali," ungkapnya.

Tahun ini Ito meyakini bursa saham Indonesia akan bersaing ketat dengan Thailand dan Filipina dari sisi pertumbuhan. "Pertumbuahan ekonominya bakal bersaing jadi bursanya juga bersaing. Tapi dari sisi kapitalisasi pasar bursa saham Thailand dan Filipina masih di bawah Indonesia," imbuhnya.(gen)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Jasa Raharja akan Geser Portofolio ke Pasar Saham

Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler