Vice President Corporate Communication Pertamina, Ali Mundakir, mengatakan secara umum tidak ada pasokan tambahan khusus untuk memenuhi permintaan BBM terutama BBM bersubsidi sepanjang Natal sampai momen tahun baru. Menurutnya, kenaikan kebutuhan BBM saat Natal dan Tahun Baru tak setinggi saat Lebaran.
"Sebab kami perkirakan kenaikan kebutuhan BBM bersubsidi paling maksimal hanya tiga persen. Biasanya hanya naik antara satu sampai dua persen saja, tidak setinggi saat Ramadhan dan Lebaran," ujarnya kepada Jawa Pos, Sabtu (22/12).
Meski begitu pihaknya tetap melakukan langkah antisipasi dengan membentuk satuan tugas (satgas) khusus untuk memastikan pasokan BBM tetap aman. Satgas dari tim Pertamina itu stand by 24 jam untuk memastikan pasokan sesuai rencana. "Masyarakat tidak perlu khawatir karena kuota ini kita penuhi," ucapnya.
Saat ini kebutuhan premium bersubsidi sekitar 79 ribu kilo liter per hari. Sementara untuk jenis solar, kebutuhannya mencapai 47 ribu kilo liter per hari.
Tapi menghadapi Natal dan tahun baru ini, jumlah tersebut tidak akan ditambah secara signifikan. Pasalnya, hanya akan dilakukan perhatian lebih terutama kepada beberapa daerah yang diperkirakan mengalami peningkatan aktivitas. "Di beberapa tempat yang nasrani cukup tinggi sepertinya akan ada peningkatan aktivitas," terusnya.
Selain di pulau Jawa daerah lain yang akan mendapat perhatian lebih adalah daerah Sumatera Utara dan Sulawesi Utara. Sementara saat momen liburan tahun baru konsentrasi bertambah ke beberapa daerah destinasi pariwisata.
Karenanya Pertamina tetap yakin lonjakan kebutuhan BBM tetap terkontrol. "Secara nasional sebenarnya tidak ada perubahan signifikan atas kebutuhan BBM pada momen akhir tahun ini," tegasnya.(gen)
BACA ARTIKEL LAINNYA... PB NU Kecam Izin Impor Daging
Redaktur : Tim Redaksi