jpnn.com - OTTAWA - Persis pernyataan Perdana Menteri (PM) Stephen Harper pasca-aksi penembakan di parlemen Rabu (22/10), informasi mengenai pelaku mulai jelas kemarin (24/10). Meski investigasi masih berlangsung, polisi mulai bisa mengungkap motivasi pelaku tunggal dalam insiden yang merenggut nyawa Kopral Nathan Cirillo tersebut.
''Saya rasa, paspor menjadi alasan utama pelaku melancarkan aksi,'' kata Komisioner Royal Canadian Mounted Police (RCMP) Bob Paulson Kamis waktu setempat (23/10). Jika sebelumnya media memberitakan bahwa pemerintah menyita paspor pelaku, RCMP mengoreksinya. Menurut Paulson, pemerintah masih menahan paspor atas nama Michael Zehaf-Bibeau karena berbagai pertimbangan.
Keinginan Zehaf-Bibeau untuk mendapat paspor sungguh besar. Dia bahkan rela pindah ke ibu kota dan tinggal di tempat penampungan tunawisma hanya untuk lebih mudah memperoleh paspor. Berbekal paspor tersebut, semestinya lelaki 32 tahun itu akan bertolak ke Timur Tengah. Kepada beberapa teman di Ottawa Mission, tempat penampungan yang dia huni, Zehaf-Bibeau mengaku bakal pergi ke Syria atau Libya.
''Sebenarnya pemerintah tidak menolak aplikasi paspor pelaku atau mencabutnya kembali. Tapi, catatan kriminal pelaku membuat pemerintah mempertimbangkan kembali permohonan paspornya,'' terang Paulson. Selain memiliki catatan terkait dengan penyalahgunaan narkoba, Zehaf-Bibeau pernah terlibat beberapa aksi kriminal ringan.
Saat tinggal di Kota Vancouver pada 2011, Zehaf-Bibeau mendekam di tahanan lantaran terlibat perampokan. Dalam hearing psikologi, pria keturunan Libya itu mengakui perbuatannya. Bahkan, dia mengaku sengaja melibatkan diri dalam perampokan tersebut hanya agar tertangkap dan masuk penjara. ''Dia ingin masuk penjara untuk bisa mengendalikan kecanduannya pada kokain,'' tulis pengadilan.
Di tempat terpisah, Menteri Luar Negeri Kanada John Baird menegaskan bahwa aksi teror Zehaf-Bibeau tersebut sama sekali tidak memiliki kaitan dengan militan Negara Islam alias Islamic State (IS), yang juga dikenal sebagai ISIS atau ISIL. ''Tidak ada bukti yang mengarah ke sana,'' tegasnya. Dia juga membantah laporan yang menyebut nama Zehaf-Bibeau masuk dalam daftar individu yang kena cekal karena terlalu radikal.
Seiring berjalannya penyelidikan terorisme di Ottawa, aksi teror juga menggemparkan Kota New York. Seorang pria bersenjata kapak menyerang empat polisi yang sedang berpose di hadapan kamera di salah satu sudut Queens Borough. ''Seorang polisi terluka pada bagian lengan dan seorang lainnya terluka di bagian kepala. Pelaku tewas setelah dua polisi lain yang luput dari serangan kapak menembaknya,'' tutur Bill Bratton, kepala polisi setempat.
Menurut penyelidikan awal, pelaku yang belakangan teridentifikasi sebagai Zale Thompson itu adalah ektremis. Beberapa waktu lalu dia mengunggah pernyataan radikal melalui YouTube dan Facebook. (AP/AFP/BBC/hep/c14/ami)
BACA JUGA: 43 Mahasiswa Diculik, Gubernur Guerrero Mundur
BACA ARTIKEL LAINNYA... Pulang dari Afrika Barat, Dokter Ini Terjangkit Ebola
Redaktur : Tim Redaksi