jpnn.com, JAKARTA - PT PLN bersama Direktorat Jenderal Mineral dan Batubara (Ditjen Minerba) Kementerian ESDM memastikan efektivitas dalam penyediaan dan pengiriman batu bara, khususnya untuk kebutuhan kelistrikan nasional demi menjaga ketahanan energi primer nasional.
Langkah ini menjadi salah satu solusi dalam pengamanan pasokan batu bara untuk kelistrikan nasional.
BACA JUGA: Para Wanita Silakan Merapat, Ini 7 Tips Mengencangkan Payudara yang Aman
Dalam melakukan efektivitas ini, data realisasi volume dan setiap tahapan pengiriman pasokan batu bara ke pembangkit listrik.
Mulai dari lokasi tambang, loading, hingga penerimaan di setiap pembangkit secara spesifik serta real time akan terpantau dan terintegrasi dalam sistem digital yang ada di Ditjen Minerba.
BACA JUGA: Pasokan Batu Bara Aman, PLN Jamin Listrik Tak Akan Padam
Direktur Utama PLN, Darmawan Prasodjo menjelaskan strategi ini dilakukan untuk meningkatkan efektivitas pengiriman dalam rantai pasok batu bara, sesuai pemenuhan kewajiban DMO setiap mitra pemasok yang terpantau per harinya.
“Dengan adanya pemantauan berbasis pada realisasi pasokan dari para mitra pengusaha tambang ini diharapkan bisa membantu mengamankan pasokan batu bara ke PLN,” tutur Darmawan.
BACA JUGA: Aldi Bragi Masih Tinggal di Rumah Ririn Dwi Ariyanti, Kuasa Hukum: Harusnya Punya Harga Diri, Dong
PLN juga mengapresiasi pemerintah yang menetapkan kebijakan korektif apabila terjadi kendala pasokan batu bara ke pembangkit.
Dengan langkah ini, Darmawan optimistis keandalan pasokan batu bara bagi PLN bakal lebih terjamin.
Darmawan berharap, dengan kolaborasi ini maka langkah korektif juga dapat dilakukan secara terfokus dan langsung menyelesaikan masalah pada titik krusial, yaitu ketersediaan pasokan dan moda transportasi di loading port.
"Kami melakukan berbagai langkah extra ordinary. Dengan dukungan dari Pemerintah juga, masalah pasokan telah terselesaikan dan dipastikan tidak ada pemadaman terkait karena krisis pasokan batu bara untuk PLTU," kata Darmawan.
Menurutnya, dengan adanya kecukupan volume batu bara, kesiapan pengiriman, dan telah ditetapkannya line-up untuk seluruh pengiriman di masing-masing PLTU, maka Hari Operasi (HOP) di seluruh pembangkit PLN dan IPP, dari yang sebelumnya di posisi kritis akan aman untuk mencapai 15-20 HOP di akhir Januari 2022 dan seterusnya secara berkesinambungan.
Di sisi lain, PLN juga telah merombak tata kelola kebijakan dalam Perjanjian Jual Beli Batubara (PJBB), yang tadinya bersifat jangka pendek, fleksibel, dan berisiko, menjadi bersifat fixed jangka panjang dan terpantau.
"Kontrak jangka panjang langsung dilakukan dengan para perusahaan tambang yang memiliki kredibilitas sebagai pemasok sesuai dengan kualitas dan volume yang dibutuhkan PLN, sehingga ketidakpastian kontrak yang awalnya berimbas pada masalah fluktuasi pasokan di lapangan, ke depan tidak terulang," papar Darmawan.(chi/jpnn)
Redaktur & Reporter : Yessy