jpnn.com - JAKARTA – Kelompok militant Abu Sayyaf sudah membebaskan 10 WNI. Meski demikian, Pasukan Pemukul Reaksi Cepat (PPRC) TNI masih dalam posisi siaga di Tarakan, Kalimantan Utara.
Keberadaannya diperlukan jika sewaktu-waktu ada perintah melakukan operasi pembebasan.
BACA JUGA: Politikus Senayan Pun Turun Gelar Aksi Nyala untuk Yuyun
"Memang benar. Pasukan PPRC masih siaga di Tarakan," kata Kepala Pusat Penerangan (Kapuspen) TNI, Mayor Jenderal Tatang Sulaiman kepada Jawa Pos kemarin (3/4).
Disinggung soal kemungkinan operasi militer, Tatang menyebut itu menjadi opsi yang kecil kemungkinan saat ini. Keberhasilan pemerintah membebaskan 10 WNI Minggu lalu kemungkinan akan diadopsi terhadap keempat WNI lainnya yang masih disandera.
BACA JUGA: Kalau Pengurus Golkar Terbuka, Akbar Mau Nyumbang Munaslub
"Kita utamakan operasi intelejen melalui cara diplomasi dan negosiasi," imbuh Jenderal bintang dua tersebut.
Terkait agenda pertemuan trilateral dengan Malaysia dan Filipina, dia mengaku sudah ada beberapa ide yang akan ditawarkan TNI.
BACA JUGA: Ini jadi Acuan Pembangunan Alutsista TNI AL
Sayangnya, dia menolak untuk memberikan bocoran. "Nanti hasilnya pasti kita informasikan," tuturnya. (far)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Masyarakat Jambi Diminta Teladani Tokoh Ini
Redaktur : Tim Redaksi