Direktur Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Prof. dr. Tjandra Yoga Aditama mengatakan, kegiatan Posbindu yang sebanyak 3.314 unit di seluruh Indonesia adalah melakukan deteksi dini dan konseling penyakit tidak menular (PTM).
"Osteoporosis ini masuk di dalam kategori PTM. Akan tetapi, PTM justru menyebabkan kematian yang cukup tinggi di dunia," ungkap Tjandra di Gedung Kementerian Kesehatan (Kemenkes), Jakarta, Jumat (12/10).
Tjandra menjelaskan, selain mengaktifkan Posbindu, pemerintah khususnya Kemenkes juga telah mendistribusikan alat Bone Densitometer (alat screening osteopororsis) sebanyak 58 unit sejak tahun 2007 - 2011 ke seluruh propinsi di Indonesia.
"Kita berharap bisa lebih menyebarkan cukup banyak alat Bone Densitometer tersebut. Akan tetapi, ini kan tergantung dengan anggaran yang kita miliki," ujarnya.
Lebih jauh Tjandra menambahkan, insidensi kasus patah tulang pinggul yang disebabkan osteopororsis di Indonesia sejak tahun 2007 - 2010 mengalami peningkatan yang cukup signifikan. Yakni, pada tahun 2007 sebanyak 22.815 orang, tahun 2008 sebanyak 36.974 orang, tahun 2009 sebanyak 42.280 orang, dan 2010 sebanyak 43.003 orang.
"Kita harus akui bahwa memang terdapat tren kenaikan angka insiden patah tulang paha atas akibat Osteoporosis. Transisi epidemiologi yang memicu meningkatnya penyakit tidak menular termasuk Osteoporosis," imbuhnya. (Cha/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Konsumsi TV Berlebihan Pengaruhi Psikologis Anak
Redaktur : Tim Redaksi