“Menangani Lapas dan Rutan tidak bisa hanya dengan Sidak dan marah-marah. Tidak bisa dengan mendahulukan kekuasaan atau mentang-mentang, karena petugas Lapas dan Rutan sedang menangani orang yang sedang bermasalah hukum. Tak mungkin mereka di situ kalau tidak ada masalah,” tegas Patrialis di Jakarta, Rabu (4/4).
Apalagi kata Patrialis sampai melakukan pemukulan terhadap petugas Lapas. “Jangan pakai gaya premanisme. Jangan berprasangka buruk kepada mereka. Jangan anggap mereka musuh, tapi anggaplah teman dan sahabat. Kalau berburuk sangka sama mereka berarti memupuskan semangat kerja mereka,” ujar Patrialis.
Mengurus penjara tidak mudah, harus ada suatu langkah-langkah yang sifatnya lebih mengayomi. “Sebaiknya Menkumham mengumpulkan Dirjen Lapas, seluruh Devisi se Indonesia serta Kalapas dan Karutan. Berikan arahan mereka dengan baik dan kemudian tandatangani fakta integrityas sehingga masing-masing mereka itu punya rasa tanggungjawab,” saran politisi Partai PAN itu.
Pimpinan Kemenkumham dalam menangani Lapas, lanjut dia, harus menahan diri dan hati-hati, bukan mengekspos masalah yang jelek. Saatnya juga memberikan penghargaan dan mencarikan jalan keluar terhadap masalah yang ada di Lapas.
“Jadi jangan pimpinan Kemenkumham ikut mengobok-obok Lapas atau Rutan, apalagi sampai melakukan pelanggaran hukum,” jelasnya.
Mengurus penjara kalau tidak hati-hati dan dengan kepala dingin serta lapang dada akan terjadi bahaya yang sangat besar. Sehingga pimpinan Kemenkumham harus menyadari tugasnya adalah untuk melakukan reintegrasi sosial, memanusiakan manusia, membimbing pada jalan yang benar.
“Petugas lapas disamping jumlahnya terbatas, mereka juga berada pada posisi yang sangat berbahaya karena mereka berhadapan dengan orang-orang yang sedang bermasalah. Saya harap Menkumham dan Wamenkumham bekerja sesuai dengan sistem," imbuh Patrialis Akbar. (fas/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Alex Support KPK Tuntaskan Kasus Wisma Atlet
Redaktur : Tim Redaksi