Patung Sun Yat Sen Ditumbangkan

Senin, 24 Februari 2014 – 08:58 WIB

jpnn.com - TAIPEI - Taiwan masih menyimpan bara pemberontakan terhadap Beijing. Sebuah kelompok radikal pro kemerdekaan kemarin (23/3) merobohkan patung Sun Yat Sen, bapak pendiri republik nasionalis Tiongkok (Taiwan) yang melarikan diri dari daratan Tiongkok ke Pulau Taiwan lebih dari enam dekade lalu.

 

Insiden yang dikecam para politikus dan pendukung partai nasionalis berkuasa Kuomintang (KMT) tersebut menunjukkan bahwa perlawanan terhadap Beijing masih hidup di sejumlah kalangan Taiwan. Padahal, hubungan antara keduanya terus membaik dalam beberapa tahun terakhir.
 
 Patung perunggu Sun Yat Sen telah berdiri di sebuah taman di Tainan, selatan Taiwan, lebih dari setengah abad. Aksi perobohan yang terjadi Sabtu (22/2) waktu setempat itu begitu mengejutkan. Puluhan aktivis kemerdekaan tiba-tiba datang dan menyerang.

BACA JUGA: Presiden Ukraina Tinggalkan Mansion Mewah Hasil Menjarah

Mereka dilengkapi tali tambang untuk merobohkan patung seberat 600 kilogram tersebut. Patung itu kemudian disemprot dengan cat merah dan diselimuti sebuah poster perlawanan bertulis ROC (Republic of China) out, KMT (Kuomintang) turun.
   
ROC adalah nama resmi Taiwan yang didirikan Sun Yat Sen di daratan Tiongkok pada 1911. Pasukan nasionalis Tiongkok kemudian menguasai pulau itu pada 1949 di akhir perang sipil dengan kelompok komunis pimpinan Mao Zedong.
   
Taman di Tainan tersebut sudah lama menjadi titik pergesekan antara kelompok nasionalis dan pendukung Partai Kuomintang, yang menghormati Sun dan rekan seperjuangannya, sekaligus loyalis Chiang Kai-shek.

BACA JUGA: Ukraina Vacuum of Power

"Aksi ini dilakukan untuk menunjukkan dukungan kami pada korban Insiden 28 Februari," ujar Tsai Ting-kui, kepala Aliansi untuk Referendum Kemerdekaan Taiwan.
   
Tsai merujuk sebuah tragedi pada 1947 ketika kerusuhan pecah di seluruh wilayah Taiwan setelah seorang pengawas Partai KMT memukul seorang pedagang perempuan di Taipei karena menjual rokok tanpa cukai.
   
Ribuan orang terbunuh dalam peristiwa 28 Februari yang masih tabu dibicarakan selama berpuluh tahun di bawah kepemimpinan Chiang Kai-shek itu. Pemimpin Partai Kuomintang tersebut meninggal pada 1975 setelah memerintah Taiwan selama 26 tahun. Tragedi bersejarah itu kemudian dijadikan hari libur nasional.
   
Pada 1998, di taman tersebut, didirikan patung Tang The-chang. Dia merupakan salah seorang di antara ribuan korban yang tewas di tangan tentara nasionalis Tiongkok pada pembantaian 1947. Nama taman itu juga diganti menjadi Tang The-chang. (cak/c17/dos)

BACA JUGA: Stuntman James Bond Mampu Lari Berputar Vertikal 360 Derajat

BACA ARTIKEL LAINNYA... Bercinta Terlalu Bernafsu, Bruakkk.....Pacar Nyaris Tewas


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler