Paus Benediktus Segera Mundur

Senin, 11 Februari 2013 – 19:19 WIB
Paus Benediktus XVI. Foto: EPA
ROMA - Pemimpin tertinggi umat Katolik Roma, Paus Benediktus XVI mengumumkan rencana pengunduran dirinya pada akhir Februari ini. Pemilik nama asli Joseph Ratzinger itu berencana mundur karena kondisi fisiknya.

"Paus mengumumkan ia akan meninggalkan kepemimpinan 28 Februari sekira pukul 20.00 waktu setempat," tutur Juru Bicara Vatikan, Federico Lombardi seperti dilansir AFP, Senin (11/2). Lombardi menambahkan, pembantu terdekat Paus Benediktus XVI pun awalnya tidak tahu soal rencana itu.

Paus yang kini berusia 85 tahun, merasa sudah tidak mempunyai kekuatan dalam menjalankan tugasnya. "Untuk alasan ini dan dengan penuh kesadaran atas seriusnya hal ini serta dengan kebebasan penuh, saya menyatakan bahwa saya meninggalkan jabatan sebagai Uskup Roma dan penerus Santo Petrus," ungkap Paus dalam pertemuan dengan para Kardinal di Vatikan hari ini.

Sebelumnya, dalam wawancara buku tahunan, Paus Benediktus pernah mengisyaratkan dirinya akan mengundurkan diri jika merasa tidak sanggup lagi melaksanakan tugas kepausannya. Pengunduran diri Paus baru pertama kali terjadi sejak berabad-abad lalu, saat Gereja Katolik Roma berawal.

Atas pengunduran diri Paus XVI, Vatikan mengharapkan seorang Paus baru terpilih sebelum akhir Maret atau menjelang Paskah. Menurut laman BBC, Senin (11/2), berita pengunduran diri Paus sangat mengejutkan dan karena tidak ada spekulasi apapun sebelumnya.

Karenanya berita ini pun sangat mengejutkan pemerintah Italia.  "Kami sangat terguncang oleh berita  tak terduga ini," ujar Perdana Menteri Italia Mario Monti.


Sementara saudara Paus Benediktus, Georg Ratzinger di Regensburg, Jerman, menyatakan pengunduran diri saudaranya itu merupakan proses alami. "Pada usia ini saudara saya ingin lebih banyak istirahat," ujarnya.

Kardinal Joseph Ratzinger adalah salah satu Paus tertua dalam sejarah ketika terpilih. Ia menjadi paus pada April 2005 setelah kematian Yohanes Paulus II.

Salah satu badai skandal yang dihadapi Paus dalam dekade terakhir adalah soal skandal pelecehan seks anak oleh para pendeta.

"Setelah berulang kali meneliti hati nurani saya dihadapan Tuhan, karena usia lanjut, tidak lagi cocok untuk latihan yang memadai dari pelayanan sebagai pengganti Petrus," ujar sang Paus dalam sebuah pernyataan.

"Saya menyadari bahwa pelayanan ini, karena sifat rohani yang penting, harus dilakukan secara tidak hanya dengan kata-kata dan perbuatan, tapi tidak kurang dengan doa dan penderitaan.

"Namun, di dunia sekarang ini, tunduk pada begitu banyak perubahan yang cepat dan terguncang oleh pertanyaan-pertanyaan mendalam relevansi untuk kehidupan iman, untuk mengarahkan perahu Saint Peter dan mengabarkan Injil, kedua kekuatan pikiran dan tubuh diperlukan, kekuatan yang dalam beberapa bulan terakhir, telah memburuk pada saya bahwa saya harus mengakui  ketidakmampuan saya untuk secara memadai memenuhi pelayanan dipercayakan kepada saya," ungkapnya. (ian/esy/jpnn)

(ian/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Badai Salju, 600 Ribu Orang Hidup Tanpa Listrik

Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler