JAKARTA--Meski mengejutkan, pengunduran diri Paus Benediktus XVI sebagai pemimpin tertinggi di Vatikan tidak berpengaruh terhadap segala aktivitas umat Katolik di Indonesia. Indonesia bahkan siap mengirimkan Kardinal sebagai sosok yang memiliki hak dipilih dan memilih penggantinya.
Sekretaris Eksekutif Komisi Hubungan Agama dan Kepercayaan (HAK) Konferensi Waligereja Indonesia, Romo Benny Susetyo, mengatakan pengunduran diri Paus bisa diterima semua pihak sebab memang diatur secara hukum untuk melakukan itu. "Memang biasanya sampai meninggal. Tetapi sudah ada enam Paus yang mengundurkan diri," ujarnya kepada Jawa Pos, Rabu (12/2).
Maka menurutnya tidak ada pengaruh kepada segala aktivitas umat Katolik dan gereja Katolik di dunia, termasuk di Indonesia. "Semua berjalan normal seperti biasa. Apalagi setelah total berhenti pada tanggal 28 Februari nanti akan langsung digelar acara pemilihan penggantinya," terusnya.
Indonesia dijadwalkan akan terlibat dalam pemilihan itu diwakili Romo Kardinal Julius Darmaatmadja. "Beliau kemungkinan yang akan berangkat. Beliau memang sudah pensiun sebagai uskup tetapi masih berhak dipilih dan memilih. Usia beliau masih di bawah 80 tahun (79 tahun)," ungkap Benny.
Di Asia, kata Benny, terdapat sekitar 15 orang Kardinal dan Indonesia menjadi salah satu Kardinal yang memiliki potensi untuk memimpin di Vatikan. "Sebenarnya, pemilihan menjadi Paus itu kita tidak bisa menduga. Selalu penuh kejutan. Karena para Kardinal tidak punya ambisi sehingga kita tidak pernah tahu. Berbeda dengan sistem di politik pada umumnya yang selalu ada kandidat dan ambisi," terangnya.
Terpenting sosok seorang Paus harus memiliki syarat intelektual mumpuni atau kecerdasan, kesehatan secara fisik, memiliki visi dan misi serta konsep dalam kebijakan. "Memang selalu penuh kejutan. Seperti Paus ke dua saat itu terpilih dari Polandia yang notabene penuh dengan orang Komunis. Tetapi terbukti berhasil," kisahnya.
Selain tidak ada pengaruh terhadap umat Katolik, aktivitas di Kedutaan Besar (Kedubes) Vatikan untuk Indonesia juga tetap beroperasi seperti biasa. Hanya saja sehari pasca pengumuman pengunduran diri Paus itu suasana di Kedubes Vatikan seolah tidak dapat menyembunyikan kesedihannya.
Kedubes Vatikan yang berlokasi di kawsan Gambir, Jakarta Pusat, Selasa (12/02) siang itu terlihat sangat hening. Hanya ada seorang sekuriti dan seorang petugas lainnya di area bagasi sedang mencuci sepeda motor. Tidak terlihat tanda aktivitas bahkan tidak ada mobil terparkir seperti di Kedubes pada umumnya. "Hari ini memang sepi. Hanya ada beberapa orang tadi katanya mau urus Visa tetapi hanya sebentar sudah keluar lagi," kata Immanuel Harry, seorang sekuriti yang bertugas kepada Jawa Pos.(gen)
Sekretaris Eksekutif Komisi Hubungan Agama dan Kepercayaan (HAK) Konferensi Waligereja Indonesia, Romo Benny Susetyo, mengatakan pengunduran diri Paus bisa diterima semua pihak sebab memang diatur secara hukum untuk melakukan itu. "Memang biasanya sampai meninggal. Tetapi sudah ada enam Paus yang mengundurkan diri," ujarnya kepada Jawa Pos, Rabu (12/2).
Maka menurutnya tidak ada pengaruh kepada segala aktivitas umat Katolik dan gereja Katolik di dunia, termasuk di Indonesia. "Semua berjalan normal seperti biasa. Apalagi setelah total berhenti pada tanggal 28 Februari nanti akan langsung digelar acara pemilihan penggantinya," terusnya.
Indonesia dijadwalkan akan terlibat dalam pemilihan itu diwakili Romo Kardinal Julius Darmaatmadja. "Beliau kemungkinan yang akan berangkat. Beliau memang sudah pensiun sebagai uskup tetapi masih berhak dipilih dan memilih. Usia beliau masih di bawah 80 tahun (79 tahun)," ungkap Benny.
Di Asia, kata Benny, terdapat sekitar 15 orang Kardinal dan Indonesia menjadi salah satu Kardinal yang memiliki potensi untuk memimpin di Vatikan. "Sebenarnya, pemilihan menjadi Paus itu kita tidak bisa menduga. Selalu penuh kejutan. Karena para Kardinal tidak punya ambisi sehingga kita tidak pernah tahu. Berbeda dengan sistem di politik pada umumnya yang selalu ada kandidat dan ambisi," terangnya.
Terpenting sosok seorang Paus harus memiliki syarat intelektual mumpuni atau kecerdasan, kesehatan secara fisik, memiliki visi dan misi serta konsep dalam kebijakan. "Memang selalu penuh kejutan. Seperti Paus ke dua saat itu terpilih dari Polandia yang notabene penuh dengan orang Komunis. Tetapi terbukti berhasil," kisahnya.
Selain tidak ada pengaruh terhadap umat Katolik, aktivitas di Kedutaan Besar (Kedubes) Vatikan untuk Indonesia juga tetap beroperasi seperti biasa. Hanya saja sehari pasca pengumuman pengunduran diri Paus itu suasana di Kedubes Vatikan seolah tidak dapat menyembunyikan kesedihannya.
Kedubes Vatikan yang berlokasi di kawsan Gambir, Jakarta Pusat, Selasa (12/02) siang itu terlihat sangat hening. Hanya ada seorang sekuriti dan seorang petugas lainnya di area bagasi sedang mencuci sepeda motor. Tidak terlihat tanda aktivitas bahkan tidak ada mobil terparkir seperti di Kedubes pada umumnya. "Hari ini memang sepi. Hanya ada beberapa orang tadi katanya mau urus Visa tetapi hanya sebentar sudah keluar lagi," kata Immanuel Harry, seorang sekuriti yang bertugas kepada Jawa Pos.(gen)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Azwar: 50 Persen PNS tak Berkompeten
Redaktur : Tim Redaksi