jpnn.com, JAKARTA - Perkumpulan Gastroenterologi Indonesia (PGI), berpartisipasi dalam pembangunan kesehatan khususnya di bidang saluran cerna melakukan riset multisenter, termasuk uji klinik dan terus mengedukasi masyarakat secara langsung melalui seminar dan webinar, serta melalui media sosial.
Ketua PB PGI 2023-2026, Prof Dr.dr. Ari Fahrial Syam mengatakan PB PGI juga terus melakukan pembaruan-pembaruan konsensus dalam bidang gastroenterologi berdasarkan evidence based yang menjadi panduan bagi para tenaga medis di seluruh Indonesia.
BACA JUGA: Jamkrindo Bantu Pelaku UMKM yang Sulit Dapat Akses Modal Perbankan
"PB PGI juga rutin mengirimkan pakar ke BPOM dalam memberikan pandangan ahli untuk obat baru yang akan beredar di Indonesia," ujarnya.
Selain itu, PB PGI juga aktif mengirimkan topik-topik untuk Health Technology Assesment (Penilaian Teknologi Kedokteran).
BACA JUGA: Centrum Digital Asia, Hadirkan Pilihan Berbeda Dalam Mendisain Web
PB PGI juga turut serta menjadi tim ahli dalam penyusunan formularium obat nasional.
Kementerian Kesehatan dalam satu tahun terakhir ini berusaha keras untuk melaksanakan UU Kesehatan 17 2023 dan juga turunannya PP N0 28 2024.
BACA JUGA: Boya Mini, Mic Wireless dengan Desain Ramping, Harga Terjangkau
Namun dia melihat upaya yang dilakukan tampaknya belum berjalan mulus dan bahkan terburu-buru sehingga terkesan mengubur upaya-upaya yang telah dilakukan sebelumnya.
Benturan yang terjadi kalau tidak diantisipasi dengan baik akan menimbulkan konflik yang berkepanjangan.
"Para praktisi klinis tentu akan senang hati menggunakan produk dalam negeri yang berkualitas ketika alat kesehatan tersebut memang ada di pasaran Indonesia. Pada akhirnya harapan untuk Indonesia yang lebih sehat selalu ada dan rasanya profesi kedokteran serta institusi pendidikan kedokteran dan kesehatan harus diajak berkomunikasi dan berkolaborasi untuk mengejar ketertinggalan kita selama ini dalam pembangunan kesehatan," serunya.(chi/jpnn)
Redaktur & Reporter : Yessy Artada