jpnn.com, JAKARTA - Federasi Palang Merah Internasional (IFRC), Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), dan Dana untuk Anak-Anak Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNICEF) menyiarkan panduan praktis untuk melindungi sekolah dan para pelajar dari penyebaran jenis baru virus corona (COVID-19).
Panduan itu, menurut pernyataan bersama tiga lembaga tersebut, dapat digunakan oleh pemerintah daerah, pemerintah pusat, kepala sekolah, dan para guru selama kegiatan belajar-mengajar berlangsung ataupun di saat kegiatan akademik diliburkan untuk sementara waktu.
BACA JUGA: Satu Pasien Corona di Indonesia Meninggal
"Saat kegiatan belajar-mengajar diliburkan, panduan ini memuat sejumlah rekomendasi untuk mencegah proses pembelajaran dan keadaan anak-anak ikut terdampak. Maksudnya, panduan ini akan mengarahkan para guru untuk membuat rencana yang matang demi memastikan proses pembelajaran tetap berlangsung," kata pernyataan tertulis bersama WHO, IFCR, UNICEF di Jenewa dan New York, Selasa (10/3).
Tiga lembaga itu menganjurkan agar para pengajar menyusun modul yang dapat diakses secara online dan membuat siaran-siaran radio (podcast) yang dapat membantu kegiatan belajar tidak terputus meskipun aktivitas akademik di sekolah diliburkan.
BACA JUGA: Cegah Corona, Anies Putuskan Meniadakan CFD
Namun, apabila sekolah tetap dibuka di tengah ancaman COVID-19, panduan itu menganjurkan pihak terkait untuk memberi informasi perlindungan diri terhadap para pelajar; mengenalkan cara mencuci tangan yang tepat dan menyediakan alat dan bahan terkait; membersihkan seluruh sarana dan prasarana sekolah dengan cairan disinfektan; dan meningkatkan sirkulasi udara dalam ruangan.
"Meskipun panduan ini spesifik ke negara yang telah terdampak COVID-19, isi di dalamnya tetap relevan untuk pihak lain. Pendidikan yang memadai dapat mendorong para pelajar menjadi garda terdepan untuk pencegahan penyakit baik di rumah, sekolah, dan komunitas," tambah tiga lembaga itu.
BACA JUGA: Corona Bikin Barcelona Vs Napoli Tanpa Penonton
Sejak mewabah di Kota Wuhan, Provinsi Hubei, China akhir tahun lalu, jenis baru virus corona (novel coronavirus/2019 n-CoV) telah menyebar ke lebih dari 100 negara dan menginfeksi lebih dari 100.000 jiwa.
Data Worldometers, laman penyedia jasa statistik independen, per Rabu (11/3), jumlah pasien COVID-19 mencapai 119.217 jiwa dengan kasus terbanyak ditemukan di China (80.778 jiwa); Italia (10.149 jiwa); Iran (8.042 jiwa); dan Korea Selatan (7.755 jiwa). Di samping itu, Prancis juga melaporkan 1.784 kasus positif COVID-19, diikuti oleh Spanyol 1.695 kasus, Jerman 1.565 kasus, dan Amerika Serikat 1.010 kasus.
Dari jumlah keseluruhan pasien terjangkit COVID-19, 66.563 di antaranya dinyatakan pulih, sementara 4.299 lainnya meninggal dunia. (antara/jpnn)
Redaktur & Reporter : Fajar W Hermawan