PBB Perintahkan Gencatan Senjata

Israel Tetap Tak Peduli

Sabtu, 10 Januari 2009 – 08:21 WIB
RESOLUSI PBB : Menteri Luar Negeri AS Condoleezza Rice berbicara kepada seorang delegasi Israel pada pertemuan Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-bangsa (DK PBB) di New York, Kamis (8/1) malam waktu setempat atau Jumat (9/1) pagi waktu Indonesia. DK PBB mengeluarkan resolusi agar Israel menghentikan serangan dan memberlakukan gencatan senjata di Gaza. Foto : AFP
NEW YORK - Perang masih saja berkecamuk, meski Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (DK PBB) memerintahkan gencatan senjataIsrael yang menjadi sasaran resolusi itu tak peduli

BACA JUGA: SBY - Sarkozy akan Bicara Per Telepon

Hanya beberapa jam setelah DK PBB memerintah Israel untuk mundur, pesawat-pesawat tempur negara Yahudi itu malah menggempur lebih dari 50 sasaran di Gaza.

Jet-jet F-16 dan helikopter tempur Israel membombardir gedung lima lantai di Gaza Utara dan membunuh tujuh warga Palestina
Hamas merespons serangan tersebut dengan menembakkan roket ke wilayah Israel, Beersheba dan Ashkelon, yang menewaskan seorang tentara.

DK PBB melakukan voting untuk memerintahkan gencatan senjata dan penarikan mundur pasukan Israel

BACA JUGA: Tetap Dorong Sidang Darurat PBB

Usul resolusi, yang di antaranya menyeru agar Israel menarik penuh pasukannya, disetujui 14 negara anggota
Hanya sekutu dekat Israel, Amerika Serikat (AS), yang menyatakan abstain dalam sidang di New York, Kamis (8/1) malam waktu setempat atau Jumat (9/1) pagi WIB.

Langkah AS tersebut cukup mengejutkan para diplomat yang sebelumnya yakin usul resolusi akan disetujui dengan suara bulat

BACA JUGA: Resolusi PBB Kutuk Israel

Meski abstain, AS tidak menggunakan hak vetonya, sehingga draf resolusi bisa diadopsi menjadi resolusi PBBResolusi PBB 1860 itu menekankan pentingnya segera dilaksanakan gencatan senjata yang berkelanjutan dan dihormati semua pihak.

Resolusi terutama berisi seruan mengutuk segala bentuk kekerasan dan permusuhan terhadap warga sipil serta segala aksi terorResolusi juga mendesak agar negara-negara anggota mengintensifkan upaya melaksanakan dan menjamin gencatan senjata serta ketenangan di Gaza.

Tiga poin dalam usul gencatan senjata yang diajukan Presiden Mesir Hosni Mubarak, antara lain gencatan senjata dalam waktu tertentu untuk memberi kesempatan masuknya bantuan kemanusiaan, turut diakomodasi.

Dua poin lainnya adalah mengundang Israel dan Palestina ke Mesir untuk berbicara mengenai pengamanan perbatasan Gaza, pembukaan kembali perlintasan, serta pencabutan blokade Israel di wilayah Palestina.

Kesepakatan hasil kompromi diumumkan setelah empat hari proses negosiasi yang intensif yang melibatkan Menlu Inggris David Miliband, Menlu AS Condoleezza Rice, Menlu Prancis Bernard Kouchner, serta sejumlah Menlu negara-negara Arab, termasuk Ketua Liga Arab Amr Mussa.

Meski jelas-jelas pihaknya yang memulai pertempuran usai gencatan senjata diimbau DK PBB, Perdana Menteri Israel Ehud Olmert justru menuding Hamas yang melanggar resolusi''Masih munculnya serangan roket membuktikan resolusi PBB sulit diterapkan dan akan terus dilanggar oleh kelompok pembunuh Palestina,'' ujar Olmert.

Hal senada terlontar dari kubu HamasJuru Bicara Hamas Sami Abu Zuhri menyebut PBB gagal memenuhi keinginan minimal rakyat PalestinaYakni, diakhirinya blokade perbatasan yang berlangsung sejak Juni 2007''Keluarnya resolusi itu tidak berarti perang berakhir karena kami tidak mendapat keputusan yang adil,'' tegasnya kepada stasiun TV Al-Jazirah.

Korban WNA

Hari keempat belas pertempuran kemarin ditandai jatuhnya korban tewas asing pertamaMenteri Kesehatan Hamas dr Moaiya Hassanain menyatakan, korban itu adalah seorang warga Ukraina yang menikah dengan orang Palestina''Wanita malang tersebut tewas bersama putranya yang baru berumur dua tahun akibat terkena tembakan tank Israel,'' jelasnya.

Sampai tadi malam, sedikitnya 778 warga Palestina, termasuk 219 anak, tewasDi pihak Israel, 13 warga tewas, termasuk 10 prajurit tempurJumlah tersebut terus bertambahLebih dari 3.080 penduduk cedera berat dan ringan.

Sementara itu, tiga jam penghentian serangan Israel dimanfaatkan penduduk Gaza untuk mencari makanan dan bahan bakarTim bantuan menggunakan kesempatan tersebut untuk mengenali korban tewas, mengobati mereka yang cedera, serta mengumpulkan bahan-bahan yang diperlukan dari dan di seputar Kota Gaza.

Juru bicara badan PBB untuk pengungsi Gaza, UNWRA, Christopher Gunness, menyatakan bahwa jeda yang dilakukan Israel itu tidak cukup''Ketika Anda berusaha memberi makan 750.000 orang setiap hari di Gaza seperti yang kami lakukan, Anda perlu gencatan senjata permanenAnda tidak bisa melakukannya hanya dalam waktu tiga jam sehari,'' tegasnya sebagaimana dikutip BBC.(AP/Rtr/kim)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Cristiano Ronaldo Kecelakaan, Mobil Tabrak Tembok Terowongan


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler